Sembilan Belas

398 43 2
                                    

Aku terlarut dalam lamunan yang tak ada habisnya, siapa aku hanya wanita yang menunggu untuk dicintainya.

"In" rania menepuk pundakku.

"Eh iya ran?"aku sadar akan lamunanku.

"Kita ada disini sama kamu, tapi pikiran kamu nggak disini, sudahlah in" jelas rania.

"Iya, bego ini sampai mana?kok nggak sampai-sampai" kataku melihat seisi jalan.

"Lah lu dari tadi ngalamun terus, kita di anggurin ya?" rania mengangkat dagunya ke frida dan tasya.

Aku melirik ke frida dan tasya yang mengangguk setuju kepada rania.

"Iya deh iya" kataku.

"Tadi aku lihat Naufal ada di depan kantor polisi in" kata tasya.

"Ha? Ya masak? Kok nggak ngasih tau sih"

"Ya kali lu aja ngalamun nggak ngedengerin kita ngomong" protes rania.

Aku menarik nafas pelan"ngapain ya dia disitu?"

"Di tilang mungkin"

"Atau jangan-jangan dia ada masalah sama polisi, ih ngeri"

"Atau-atau dia lagi mau ketemuan sama cewek"

Jleb

"Udah deh nggak usah syu'udhon gitu nggak baik" kataku.

"Loh tapi bisa aja kan?" kata rania.

Aku hanya menatapnya datar, aku malas memikirkannya.

"Ya kali aja wk" kataku tertawa girang, ini tawa ku tulus dalam hati"seorang Naufal ngedeketin cewek nggak percaya" aku menggeleng tidak percaya.

"Loh in gitu-gitu Naufal manusia , dia nggak malaikat" kata frida.

"Yadah, aku nggak papa kok selagi dia bahagia"

"Tapi kami yang kenapa-kenapa" rania  mencubit pipiku.

"Iya in kami nggak suka lihat inaya yang ceria jadi kayak gini, kayak nggak ada keceriaan di mata kamu"jelas frida.

Aku tersenyum kepada mereka, memegang tangan merek erat, aku sayang kalian batinku.

Sahabat adalah sahabat
Sahabat seperti selimut yang menghangatkan
Bahkan mereka seperti tempat sampah yang selalu siap menerima segala sampah dari sahabatnya
Sahabat sejati bukan dia yang selalu ada di sampingmu
Tapi mereka yang selalu menangis melihat senyumu yang mulai hilang
Bukan mereka yang sok bijak memberi nasehat tapi tak pernah datang untukmu
Tapi
Mereka yang datang dengan harapan menghapus luka itu

Bertingkah konyol dan memberi pegangan itulah sahabat

" in, heloo"rania menepuk pipiku.

"Gila nih anak ,ngalamun terus senyum-senyum segala" kata tasya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang