part 4

17.4K 702 2
                                    


Bel menunjukan  berakhirya sekolah hari ini.

Fayola masih berdiri di pintu gerbang. Ia menunggu Pak Gino supirnya yang tak kunjung datang. Sekolah mulai terlihat sepi teman-temannya sudah pulang semua. Selama sejam ia menunggu membuatnya bosan.

Nggak biasa banget Pak Gino telat menjemputnya, biasanya selalu tepat waktu, malah sebelum jam pulang mobil pak Gino sudah terpakir di sebrang jalan. Fayola  nggak mau menunggu lama  lagi, Ia akan pulang naik taksi.

Baru saja melangkahkan kaki, tangannya di tarik seseorang dari belakang.

Ia menoleh, " Kakak!"

Fayola sangat terkejut, Ia langsung berusaha melepaskan genggaman Gavin, tapi dirinya terlalu lemah, Gavin menariknya dan mau tidak mau Fayola mengikuti arah ketos itu.

Gavin berhentikan langkahnya dan tiba di ruangan OSIS, Fayola masih mengeram kesakitan dan masuh berusaha kabur dari Gavin. Sebelum Ia Gavin langsung mengunci ruangan itu dan melepaskan Fayola. Ia meringis kesakitan karna Gavin menarik tangannya terlalu kuat.

"Lo pura-pura lupa, hah!"bentak Gavin kepada Fayola, Fayola sangat ketakutan di perlakukan seperti itu.

"Maksud kaka apa?"sahutnya polos, dia benar-benar nggak tahu apa yang membuat cowok itu murka padanya, sampai setega ini.

Jawaban yang sama sekali tidak bersahabat dengan Gavin, Ia semakin menunjukan taringnya, seakan menujukan jila ada yang membuat marah siapapun itu akan di terkamnya. Ia mendorong Fayola ke dinding tubuh mungil gadis itu tak bisa bergerak, Ia hampir tak bisa bernafas, karna tubuh Gavin terlalu dekat dengannya.

Fayola mendorong Gavin, berusaha melawan, namun Gavin sama sekali tak bergerak Ia malah menyeringai melihat gadis di hadapannya tersiksa.

Entah apa yang buat Gavin begini, yang pasti Fayola tak mau di perlakukan seperti ini dengan cowok brengsek, gak punya hati.

Gavin menatap Fayola dalam-dalam, gadis itu begitu takut, Ia memajukan lalu memiringkan wajahnya.

Cup.

Apa? Gavin menciumnya. Bibir mereka bersentuhan. Fayola tercengang  dia tak percaya di cium dengan dua cowok dalam dua hari, tanpa keinginannya. Ia membenci kedua cowok itu.

Fayola yang tak mau di giniin. Ia meronta sekuat tenaga agar Ia bisa lepas, tapi apa daya Ia tak bisa lepas dari Gavin, semakin Fayola merontak, Gavin akan semakin menciumnya lebih ganas. Sampai Fayola kehabisan nafas Ia benar-benar tak bisa bernafas. Gavin yang sadar itu langsung melepaskan ciumannya.

Kan nggak lucu kalo anak orang mati gara-gara di ciumnya.

Setelah melepaskan Fayola, Ia melihat Fayola menjatuhkan air mata.

Jleb,

Perasaannya. Ia merasakan sesuatu melihatnya menangis seperti ada yang tersangkut di hatinya, Ia menjadi kasian ke Fayola.

kenapa sih harus nangis segala, kan jadi nggak tega.

Tangisnya makin menjadi, Ia terisak. Gavin tak tahu harus berbuat apa, Ia jarang sekalu melihat gadis menangis, yang ada semua cewek yang dekat dengannua malah senang apa lagi di cium malah ketagihan. Entahlah Gavin merasa bersalah dengan Fayola.

Ia tak bisa membohongi hatinya, Gavin tak tega sebenarnya melihat cewek nangis, Ia jadi teringat dengan sosok gadis yang selalu buat dirinya tertawa, yang selalu ada untuknya.

Ia berjalan keluar, tanpa menghiraukan Gavin yang sedang memikirkam rasa bersalahnya,  air matanya masih saja mengalir. Saking sakit hatinya.

Gue benci lo kak! batinnya

Hari semakin gelap, gimana caranya Ia pulang, jalanan semakin sepi, tak ada satupun mobil yang lewat. Apalagi Ia belum pernah naik taksi, Ia takut naik taksi sendiri, mengingat Atira yang selalu menceritakannya kasus abang-abang taksi membawa kabur penumpangnya.

Dan lebih sialnya lagi, hari ini Ia lupa membawa handpone. Fayola meninggalkannya di rumah, karna kejadian kemarin Ia mendapat pesan dari Gavin.

Tenang Fayola orangnya tak suka berlarut-larut dalam kesengsaraan Ia harus berjuang melawan rasa takutnya, Ia menghela nafas dalam-dalam dan memberanikan diri untuk cari taksi.

"Jam segini mana ada Taksi,"Ujar Gavin, yang sudah di sampingnya menaiki motor gedenya.

Tak ada jawaba. Fayola membuang muka, menunjukan kalo Ia benar-benar marah sama Gavin, bukan marah saja, Ia tak mau melihat wajahnya lagi karna terlalu benci.

Gavin masih menatap gadis itu, yang terlihat kesal. Kalo lama-lama di liat Fayola terlihat menggemaskan. Bukan Gavin namanya kalo Ia tak bisa membujuk gadis yang sedang marah ini.

"Hei Lo dengar nggak! Jam segini udah nggak ada taksi, mau tidur disini?"

Apa dia bilang gue mau tidur di sini,  terus dia ngapain-ngapain gue gitu. Dasar cowok brengsek! Batinnya

"Oke-oke gue minta maaf!"ucapnya pelan

Fayola terlihat menghiraukan permintaan maaf Gavin.

"Sini gue antar pulang,"

"Kak aku nggak salah dengar, kaka mau antarin aku pulang? bilangnya mau antar pulang tapi nanti antarnya nggak sampai rumah, terus kakak mau ngapain-ngapain aku iya kan, kakak kira aku bodoh,"

Ngeselin juga nih cewek.

"Tadinya gue mau ngantarin lo pulang beneran sampai rumah dengan selamat, tapi karena lo udah ngomong gitu ke gue, dan gue fikir itu ide yang bagus."

"Kaka mau ngapain jangan mendekat nanti aku teriak Lo,"

"Silahkan aja lo teriak apa ada yang denger, nggak ada"

Gavin yang turun dari motornya mendekati dirinya ke Fayola, Fayola terlihat ketakutan dia ingin melarikan diri dari Gavin tapi sebelum Ia lari Gavin duluan memegang tangannya, Fayola ketakutan dan berteriak

Tolong...

"Lo ngapain sih teriak, lagian nggak ada yang denger juga"

"Kaka mau apa!"

"Gue nggak akan ngapain lo kok, gue Cuma mau kasih penawaran untuk antarin lo pulang dengan selamat,"

"Maksud kaka?"Ucap Fayola yang nggak ngerti apa yang di bicarakan Gavin"

"Jadi gini, gue itu nggak mungkin mau nyakitin lo atau sampai bunuh lo setelah gue ngapain-ngapain lo, karena gue masih mau sekolah dan nggak mau di penjara seumur hidup karena bunuh cewek kayak lo,"

"Gue nggak percaya cowok kayak kaka kan banyak modusnya, emang gue bisa menjamin kaka ngomong seperti itu"

"Bisa,"ucapnya, "Ok gue akan ngebuktiin ke lo, kalo gue akan ngatarin lo dengan selamat ke rumah,"
Nggak ada pilihan lain, Fayola akan lihat apa yang akan di lakukan cowok itu.

"Silahkan!" ucap Fayola ingin tahu apa yang akan dilakukan Gavin untuk membuktikan ucapannya

"Lo liat itu CCTV yang ada di atap tempat satpam kan."ucap Gavin

"ASSALAMUALAIKUM PAK KEPSEK, BU GURU, PAK GURU DAN TEMAN-TEMAN YANG SAYA BANGGAKAN DAN YANG TERPENTING TANTE IBU DARI FAYOLA CEWEK YANG ADA DI SAMPING SAYA INI, SAYA INGIN MINTA IZIN UNTUK NGATARIN FAYOLA SAMPAI KE RUMAH DENGAN SELAMAT SAYA JANJI."

Mendengar Gavin berteriak seperti itu Fayola tidak bisa tahan ketawanya, tapi dia juga nggak mungkin ketawa di hadapan cowok yang sedang Ia benci, dia hanya bisa tersenyum kecil biar cowok itu nggak Geer, hatinya luluh dan dia sudah berubah pikiran terhadap cowok itu dan mau diantarin dia.

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang