part 35

2.2K 93 1
                                    


Happy Reading🍂


"Aku benci sama kakak!"teriak Fayola dari kejauhan sana

Matanya yang bengkak kini berkaca-kaca, tak percaya ternyata sesakit ini kalo orang yang kita sayang tidak mau ketemu. Fayola segera berbalik dia tidak mau terlihat selemah ini, menangisi laki-laki yang tidak peduli sama perasaannya sama sekali.

Carlen tertegun. Mendengar Fayola teriak seperti itu, memang dia orang yang pantas di benci, di benaknya wajar kalo ada yang mengatakannya seperti itu, dasar laki-laki brengsek.

Menatap Fayola terlihat jelas sekali matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis. Kenapa? Harus ada air mata, Carlen sengat benci melihat wanita menangis.

Carlen berlari. nafas yang terengah-engah kini mendekat pada gadis itu mendapati punggung Fayola lantas Carlen langsung memeluknya dari belakang.

"Maaffin gue!"tutur Carlen, suaranya terdengar lembut, nafasnya kini tidak teratur karna memeluk gadis mungil itu.

Tubuhnya tercengang seketika, ketika ada yang memeluknya dari belakang. Jantungnya berdegup kencang, sampai dia takut laki-laki itu mendengarnya, hatinya luluh saat Carlen mengatakan maaf.

Fayola berbalik, "Maaf?"tanyanya, suaranya serak pandangan yang penuh tanda tanya,

Fayola berdiri di hadapan Carlen sekarang. Ini bukan Carlen, Cowok yang mengatakan maaf dengan lembut, bukan sosok Carlen yang Fayola kenal.

Carlen menghela nafas. "hmm,"

Tak ada jawaban, dari Carlen kenapa dia meminta maaf, mendengarnya wajah Fayola menjadi kesal karna jawaban singkat itu. Dia memiringkan mulutnya sebelahnya kesal, tapi terlihat gemas.

"Kakak kenapa menghilang?"tanya Fayola tegas

"Ngilang maksudnya?"keningnya terangkat satu

"Yah abisnya ngilang  tiba-tiba. nggak pernah lihat batang mukannya, seperti di telan oleh bumi,"

"Maksud elu gue mati?, tega banget elu nyumpahin gue mati."menatap Fayola tidak menyangka

"Yah abisnya, nggak pernah kelihatan,"ucap Fayola

"Kangen yah elu,"sambil menekan hidung Fayola gemas

"Nggak! aku nggak pernah kangen sama kakak,"ucapnya menyangkal sambil membuang muka

"Tatap mata gue! Beneran nggak kangen?"

Wajah Fayola memerah jantungnya kini berdetak makin cepat, dirinya hampir susah bernafas karna berbohong pada Carlen, bukan hanya pada Carlen dia juga berbohong pada dirinya sendiri dengan menyangkal dia tidak pernah merindukan Carlen.

Sebenarnya mendengarkan Fayola bersikeras nggak merindukannya yah, dia percaya. Ada kekecewaan pada dirinya tapi dia tidak mau menampakan itu pada Fayola.

"Terus ngapain kesini? Ini kan tempat nongkrong gue,"ujarnya

Lagi-lagi Fayola tertegun dengan pertanyaan yang di lontarkan Carlen padanya, tentu saja dia kesini karna merindukan dirinya.

"Emang ini tempat punya kakak, apa?"ucap Fayola

"Kok nanya balik, kan gue nanya jawab"

"Ini tempat umum, aku juga berhak berada disini"ujar Fayola

"Alesan aja elu!"menarik Fayola untuk duduk bersamanya di bangku panjang di taman itu.

Ada senyum bahagia di pipi Fayola saat Carlen menariknya, dia tidak menolak ataupun berusaha kabur dari Carlen,

Kini mereka berdua sedang duduk bersampingan, sambil melihat awan-awan yang berjalan, eh maksudnya di tiup angin mereka diam tak ada kata satu pun yang keluar dari mulut mereka, dan jantung mereka yang berpacu di atas normal.

Semenit, duamenit, sepuluhmenit kemudian tak ada yang berubah masih diam dan termenung.

Ya ampun, jantungku,batin Fayola

sesekali dia memegang dadanya, tanpa sepengtahuan Carlen. Memastikan organ tubuhnya itu baik-baik saja dan menghela nafas sepelan mungkin untuk tak ada seorang pun mendengarnya.

"La, gue pergi yah, masih ada kelas"Carlen beranjak dari tempat

Fayola menatap Carlen, "Mau balik ke kelas?" wajahnya kini berubah tak rela, dia ingin Carlen tetap bersamanya.

"Iya"jawab Carlen singkat tapi menyakitkan

Sebenarnya Carlen enggan untuk beranjak dari situ, apalagi meninggalkan Fayola sendirian, tapi dia harus melakukannya karna dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk lulus dengan nilai yang memuaskan, jadi untuk mendapatkan hasil itu, Carlen harus berusaha keras, walaupun harus ada yang di korbankan, perasaannya.

Sakit banget, beneran.

Sebelum pergi Carlen menatap gadis itu begitu dalam, matanya yang menggambarkan bahwa dirinya sanggat merindukannya, kalo saja Fayola bisa membaca apa yang tersirat di matanya, pasti akan membantu sekali bagi Carlen. Tapi, sayang gadis itu terlalu polos untuk bisa peka dan membaca mata Carlen.

Padahal Carlen juga nggak peka.

Huhu. Sad:")

"Elu jangan sendiri disini, di makan harimau entar. Kalo elu hilang nanti gue repot lagi nyariin,"ujar Carlen

"Mana ada Harimau disini, yang ada  tuh buaya."ujar Fayola

"Buaya mana ada?"

"Nih di depan aku!"ucap Fayola

"Jangan becanda! gue serius."ucap Carlen sedikit tegas

Fayola menekuk wajahnya, karna ucapan Carlen barusan, dan memikirkan emang ada harimau disini?

"Gue pergi, bye."

Carlen pun berlalu pergi. Menghilang dari pandangan Fayola raut wajah Fayola yang tadi bahagia kini jadi sedih karna kepergian Carlen.

Next chapter 36 🔜

Ehem, Ehem ada yang senyum-senyum, manyun-manyun sendiri nih yee🐒

Yey update lagi!

Senang yah?

Komment yuk!

Vote yuk!

Follow juga yah!!

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang