Part 37

2K 79 3
                                    


Happy Reading🍟


Terbenam dalam ingatan yang tak seharusnya ada.

"La, lo harus cari suasana baru. Biar muka itu nggak murung terus,"ujar Atira

Memang ada benarnya juga, dirinya harus refresing biar melupakan hirur pikuk yang terus terus hadir dalam benaknya. Kali ini Fayola mencoba melupakan segalanya.

Tiga cewek itu menatap monitor laptop itu dengan lekat, sembari mencari tempat yang bagus untuk mereka, akan sejenak melupakan kehidupan yang beberapa bulan terakhir ini banyak kejadian yang menusuk lubuk hati banyak orang.

Setelah mencari-cari tempat yang paling menarik di datangi. Akhirnya, mereka menemukan kemana mereka harus pergi, tempat wisata yang sudah terkenal banyak orang sampai ke manca negara. Bali, ke pantai Pandawa, tempat yang nggak di ragukan lagi untuk pergi, mereka mengangguk semangat, seraya memutuskan untuk pergi ke Bali, untuk liburan mereka.

*****

Pagi yang cerah sejenak, Fayola tersenyum seakan dia akan pergi meninggalkan kenangan-kenangan bersama Carlen. Kenangan yang harus di lupakan saja. Dan nggak usah menjadi benalu dalam fikirannya.

Fayola memasukan segala perlengkapan ke dalam tas punggung yang dirinya bawa. Sudah beres. siap berangkat. Fayola mencium tangan kedua orang tuanya, dan mengecup kening bundanya, dan berlalu pergi.

"Ayah, Bunda Fayola pamit yah,"

"Iya sayang hati-hati."

Fayola langsung menuju bandara. Disana sudah ada Zalha, Atira dan Darel bersama temannya Paul. Mereka sekarang berlima di tambah Fayola.

"Sorry, gue telat yah"ujar Fayola

"Santai La, gak telat kok."ujar Darel

Mereka semua antusias dengan liburan ini, apalagi Atira jiwa petualangannya membara, Lihat aja perlengkapan yang di bawa Atira sangat banyak cuma Atira, barang bawaannya kayak mau pindahan.

"Ra, lo mau pindahan kemana?"ledek Fayola

"Sialan lo,"

"Yah abisnya, barang bawaan lo banyak banget."lanjut celetuk Fayola

"Eh sudah-sudah nggak masalah. Yang penting Atira nggak nyusahin kita aja."tutur Darel

"Iya bener, awas lo nyusahin"seru Zalha

Atira menekuk wajah, setelah mendengar sahabat-sahabatnya berucap masalah barang bawaannya. Dia memalingkan wajahnya dari mereka, seakan Atira ngambek kepada dua sahabatnya itu.

"Ra, tenang kan ada abang yang siap membantumu, di keadaan apapun,"ujar Paul berusaha merayu Atira yang sadar temannya itu ngambek.

"Beneran yah."Atira melirik Paul dengan wajahnya di buat sok imut, agar laki-laki itu luluh padanya.

Padahal teman Darel, Paul. Sangat tidak suka cewek sok imut. Dimata Paul Atira malah kelihatan menyeramkan.

"Ra, muka lo jangan di gituin jelek tauk"

"Iya-iya gue bantuin"lanjut Paul

Melihat kelakuan random sahabat-sahabatnya, membuat mereka terkekeh.

Tak lama kemudian, mereka pun segera beranjak dari tempat itu, karna pesawat mereka akan segera take off.

Pesawat mereka telah landing, bandara Ngurah Rai, Fayola dan teman-temannya menaiki bus wisata untuk pergi ke tempat yang mereka sudah boking tempat yang tidak jauh dari pantai Pandawa yang akan mereka kunjungi.

Mata mereka semua tercengang melihat keindahan bali dari dekat. Fayola menghirup udara yang mampu membuat dia lupa akan pikirannya tentang Carlen.

Setelah menaruh semua barang Fayola dan teman-teman berjalan menuju pantai Pandawa, yang sangat terkenal di kalangan wisatawan domestik.

Kembali lagi mata mereka terbelalak, melihat tebing dengan tulisan Pantai Pandawa, setelah melihat kecantikan Pantai Pandawa mereka baru sadar Indonesia memang indah.

Makanya jangan di rumah aja.

Atira langsung mengeluarkan perlengkapan untuk memotret keabadian pantai ini, mereka pun potret bersama di bawah tebing yang sangat cantik.

Setelah kehabisan gaya foto, mereka berlima berjalan menuju pantainya, disana banyak sekali yang bisa memanjakan mata mereka, dari pantai yang indah, dan juga wisatawan asing yang menjadi pusat perhatian mereka, apalagi bule yang wajah mereka kalo...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kehabisan gaya foto, mereka berlima berjalan menuju pantainya, disana banyak sekali yang bisa memanjakan mata mereka, dari pantai yang indah, dan juga wisatawan asing yang menjadi pusat perhatian mereka, apalagi bule yang wajah mereka kalo di lihat bikin nggak kuat.

Fayola tersenyum. Dia akhirnya bisa melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini. Ombak yang berdesir, mendengarnya entah kenapa buat Fayola menjadi tenang. Fayola bergerak menuju air yang buat dirinya penasaran, dia memainkan airnya hal sesederhana ini bisa membuatnya bahagia.

"La, akhirnya lo lihat pantai secara nyata,"ujar Darel, dia sangat tahu kalo Fayola belum pernah ke pantai sebelumnya.

"Iya bener Rel, gue nggak nyangka akan seindah ini,"jawabnya Fayola dengan semangat.

Darel dan Fayola duduk di atas pasir dan menatap desiran ombak. Teman-temannya melihat itu merasa akan ada aroma cinta akan bersemi kembali.

"Ul, lo cium aroma-aroma mistis,"ujar Atira

"Kok sama Ra, gue juga cium bau-bau CLBK gitu,"seru Paul sambil terkekeh bersama Atira

Sedangkan Zalha, menatap tidak suka saat Darel bersama Fayola berduaan, dia berdecak kesal di dalam hatinya.

"Nggak mungkin!"suaranya terdengar sedikit tegas

Seketika Atira dan Paul kaget, mendengar Fayola berkata seperti itu, nadanya seperti tidak rela.

"Zal, lo kenapa?"

Zalha hanya diam. Dia tidak mau sahabatnya ini tabu dia memendam rasa dengan Darel, tapi raut wajahnya kini tidak bisa menyembunyikan perasaannya.

"Jangan-jangan lo suka sama Darel?"ujar Paul,

Jleb.

Jantung Zalha seketika berdebar kencang, wajahnya memerah Dia tidak tahu harus jawab apa. Tidak mungkin Zalha menjawab Iya.

Perasaan yang dia jaga begitu lama. Semua akan terbongkar begitu saja, karna perasaannya yang tidak bisa dia kendalikan.

"Ra bener?"Atira menatap Zalha, yang hanya diam tanpa menjawab satu kata apapun.

"Waduh, bisa ada perpecahan kubu nih,"kompor Paul

"Ul bisa diem nggak, bacot lu?"Atira melirik kesal pada Paul

Paul pun langsung tertunduk, seperti dirinya di marahi mamanya. Calon-calon suami takut istri.

..., semua menjadi lebih canggung sekarang, Zalha tetap diam, Atira dan Paul yang suka bercanda sedari tadi sekarang juga ikutan diam.

Hanya terdengar desiran ombak, yang beradu dalam hati Zalha, dadanya sesak. Dia tidak mau persahabatannya hancur karna perasaannya, dia tidak mau teman masa kecilnya itu membencinya sekarang. Semua menjadi rumit.

Gimana sama part ini?😊

Comment!

Vote!

Follow yang yang belum follow. Biar makin semangat nulisnya.

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang