part 32

2.1K 87 1
                                    

Please, di koreksi yah kesalahannmya. Lagi proses belajar untuk nulis yang bener nih.

Alunan musik yang sedang mengiringi para pecinta senja di kala itu, menghiasi hati seorang Fayola yang sedang duduk menatap langit yang indah, sambil menikmati coklat panas dengan aroma khas yang buat fikirannya semakin membaik.

Oh, gini rasanya jadi anak indie. Damai, batinnya

Walaupun tidak menikmati kopi karena, tidak menyukai kopi dia merasa dirinya sudah seperti anak indie yang menikmati senja dan di temani secangkir coklat panas.

Ini bukan dirinya, ada maksud tersembunyi saat dia datang ke kafe yang mayoritasnya adalah pecinta senja, kafe yang sangat pas jika ingin menikmati view senja.

Fayola terus menatap senja, membuat dirinya lebih tenang walaupun, dia tidak akan bisa menyembunyikan perasaannya yang tak seindah senja saat itu.

Ada rindu di sana, ada pilu yang tidak ingin dia tampak kan pada siapapun, perasaan rindu yang ingin di pendam dalam-dalam walaupun ada rasa sakit yang di rasakan saat menahannya.

****

"La, love you,"ucap salah satu teman sekelas Fayola

Cadaan seperti itu semakin banyak dia dengar semenjak semua tahu dirinya sedang sendiri alias jomblo. Banyak cowok yang mulai mendekati dirinya tapi tak ada satu pun yang membuat dirinya terbawa perasaan, atau sampai menyukai orang lain.

"La, elu nggak ada niatan cari cowok baru,"ucap Atira "Banyak yang antri tuh"

"Capek gue Ra, mau sendiri dulu,"ucap Fayola

"Elu belum move-on yah, dari kak Gavin"ledek Zalha

"Ih, udah kok"jawab Fayola

Walaupun, sekolah seperti biasa saat ini ada yang berbeda dari dirinya ada yang hampa yang selalu menghantui dirinya bukan, karena dia sekarang sudah jomblo, tapi ada hal lain di dirinya.

Sudah sebulan dia tidak pernah melihat cowok yang sudah menciumnya dua kali itu, Yap Carlen seseorang yang memenuhi fikiran Fayola, kemana dia? Semenjak terakhir dia datang ke rumah Fayola dan menciumnya.

Fayola ingin membenci cowok brengsek itu, dimana rasa tanggung jawab dirinya kenapa dia menghilang begitu saja, setelah mencium Fayola,dan orang tua dari Fayola mengiranya adalah pacar dari Fayola. Orangtua Fayola selalu menanyakan Carlen, dirinya yang tidak tahu harus jawab apa, selalu beralasan dirinya sedang sibuk.

Ingin sekali Fayola melupakannya, tapi itu sangat sulit semakin dirinya berusaha melupakannya semuanya malah kembali flasback dengan indahnya dari awal dia bertemu Carlen.

Kalo saja memori manusia bisa di hapus seperti memori hp, pasti saat ini dia telah bersama salah satu cowok yang mengejarnya.

"Liburan yuk,"ucap Atira

"Ayok, mau banget"seru Zalha dengan semangatnya

"La!"panggil Atira

"Ya, apaan"Fayola yang tersadar dari lamunannya

"Ngelamun mulu sih,"ucap Atira "Libur ini hangout yuk, refresing diri biar elu nggak ngelamun mulu"

Fayola hanya diam, dan berfikir sejenak.

"Libu- kapan?"

"Nanti kelas tiga mau ujian"ucap Zalha

"Emang libur yah?"ucap Fayola pelan

"Iya,"

Jika dia Liburan akan bagus, mungkin saja dirinya akan melupakan Carlen. Tapi, fikirannya mulai buyar saat dirinya tau bahwa dia tidak akan bertemu lagi dengan Carlen, karna cowok yang membuatnya seperti ini akan lulus, dan tidak akan lagi menginjak sekolah ini. Sekolah yang banyak kenangan dirinya dan Carlen. Hal itu membuatnya makin sedih.

Fayola menghela nafas, "Oke, aku mau."

"Nah, gitu dong jawab oke doang lama banget,"ucap Atira

Mereka pun beranjak dari tempat duduk mereka menuju kelas, saat di perjalanan Fayola melihat Gavin dan Naomi yang sedang berjalan bersama.
Fayola berbalik. Dirinya tidak mau berpapasan dengan mereka berdua, bukan iri kepada mereka tapi Fayola memang ingin belajar melupakan masa lalu,

"Fay,"sapa Gavin

"Kak Gavin hai,"Atira melambaikan tangannya pada Gavin sambil tersenyum nggak enak kan.

Mendengar Gavin menyapanya, Fayola tidak membalasnya dia sembunyi di belakang Zalha.

"La, ngapain?"Zalha merasa risih dengan keberadaan Fayola di belakangnya

"Please, diam aja."

"Elu nggak mau ketemu sama gue?"tanya Gavin

Masih tidak ada jawaban dari Fayola, Fayola masih bersembunyi di belakang Zalha.

"Vin Ayo, "ucap Naomi menarik tangan Gavin

Melihat Gavin sudah menjauh darinya, Fayola pun keluar dari tempat persembunyian dirinya, walaupun dirinya terlihat bodoh, tapi akhirnya dia bisa bernafas lega.

"Elu kenapa ngehindar La?"Zalha menatap Fayola

Fayola mengerutkan dahinya,"Nggak tahu, refleks tiba-tiba langsung ngumpet di belakang elu,"

"Bohong, "ucap Atira tidak percaya

Zalha menatap Fayola, "Jujur La, elu masih belum move-on yah, dari kak Gavin?"

"Yaampun kalian kenapa sih, aku tuh udah move-on dari kak Gavin. Dan aku nggak ada hubungan lagi sama dia, jadi please, jangan tanya-tanya lagi"ucapnya tegas, ada rasa sakit saat mengatakannya

Fayola pun berlalu meninggalkan sahabatnya, ada rasa sakit yang dia rasakan jika mengingat kejadian saat dia harus berurusan dengan dua cowok yang dulu di anggapnya cowok brengsek.

Saat ini dirinya benar-benar ingin keluar dari fikiran ini, apa salah jika dia menghindar dari Gavin.

Next part 🔜

Jangan lupa yah follow akun ini, vote dan comment biar makin semangat updatenya🐸

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang