Part 45

1.9K 85 5
                                    


Happy Reading🙆

"Masih mau diliatin?"

Fayola menggelengkan kepalanya lalu menyulunkan bibirnya.

Fayola merasa was-was terhadap Gavin, ya walaupun Ia tahu Gavin pria baik-baik, Ia dan Gavin juga tidak ada masalah. Namun karna Carlen Ia jadi takut Gavin akan merusak suasana yang baru Ia jalin bersama Carlen. Yah, masa harus rusak lagi.

Gavin masih senyum menaikan ujung bibirnya, mengarah ke Fayola. Fayola masih bergedik ketakutan, meskipun Carlen tidak bermasalah dengan keadaan Gavin, tapi dirinya sangat khawatir, Ia sangat tahu kalo Gavin masih menyimpan dendam dengan Carlen.

Wajah Carlen terlihat biasa,  seperti tak ada yang menganggunya. Carlen hanya resah Fayola tidak melihat dirinya malah matanya masih sesekali memeperhatikan Gavin.

Itu membuatnya tidak nyaman.

"Lo ngerasa ke ganggu? atau lo mau kesana bareng si brengsek itu?" ujar Carlen pada Fayola, wajahnya terlihat kesal, Ia tak suka  cewek yang sedang bersamanya melihat ke cowok lain.

"Nggak kak, maafin ya?"ucap Fayola lirih

"Yaudah, makan lagi terus kita pulang,"

"Kakak marah?"tanya Fayola

"Nggak usah bertanya!"

Mendengar jawaban Carlen, Fayola menunduk dan melanjutkan makannya,

Kenapa sih harus gini? Kenapa juga harus ada kak Gavin

"Hai La,"sapa Gavin, berdiri disamping meja mereka

"Kak Gavin!"Fayola terbelalak melihat Gavin yang berani kesini.

"Ngapain lo kesini brengsek?!"Carlen tersentak berdiri

"Eh santai, gue kesini hanya kangen sama mantan gue,"

Fayola terbelalak, dengan ucapan Gavin kenapa harus bilang kangen, disaat Ia bersama Carlen.

Fayola tertunduk diam, pasti setelah ini ada pertengkaran antara Gavin dan Carlen, Fayola harus mencegahnya,

"La, lo nggak kangen sama gue?"

"Nggak,  kan kita udah nggak ada apa-apa kak,"ujar Fayola takut-takut, Ia takut salah bicara, nanti masalah makin panjang walaupun yang Ia katakan adalah benar. Selama putus Gavin tidak pernah ada di benaknya sedikit pun Fayola sudah melupakannya

Tak masalah Fayola mengatakannya padanya, kesannya memang Gavin nggak tahu malu, masih menganggu mantan yang tak pernah mengharapkannya, tapi apa salah kalo Gavin hanya sekedar menyapa, anggap saja itu silahturahmi.

"Gue kaget La, lo udah bareng dia,"

"Mendingan lo pergi dari sini, atau gue mau seret lo dari sini!"bentak Carlen

"Nggak usah nyolot, gue cuma mau kasih tahu sama Fayola, kalo cowok yang ada di depannya ini, bukan cowok baik-baik, cowok brengsek yang tak pernah setia, selalu mempermainkan cewek,"

"Barusan kemarin gue liat dia jalan sama cewek lain, eh sekarang udah jalan sama lo, gue bilang ya sama lo La, hati-hati aja sama buaya kayak dia."

Bugh.

Satu pukulan mendarat di pipi Gavin, Gavin hampir tersungkur, semua mata pengunjung kafe kini beralih pada mereka, Gavin terluka di ujung bibirnya  berdarah, hal itu tak membuat Gavin menyerah begitu saja,

"Itu balasan dari gue, lo pernah pukul gue juga di tempat umum,"Carlen kembali duduk Ia berusaha kembali tenang, Ia  menyesal sudah melihatkan sisi buruknya, di saat Carlen mau perbaiki dirinya di depan Fayola. Tapi Gavin memang sangat mengesalkan. Ia tak bisa menahannya.

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang