part 40

1.9K 70 1
                                    

Happy Reading🍟


Karna hanya tempat ini, aku bisa bebas menghembuskan masalah-masalah ku tanpa ada yang tahu. Dan mungkin  tak kan pernah ku lupa, momen saat aku mengecup bibirnya yang manis, aku masih bisa merasakannya. Dan masih ingat dengan jelas saat itu dia begitu marah, tapi wajahnya begitu menggemaskan.

Bagi Carlen hal itu momen yang tak bisa Ia lupakan, adalah momen indah baginya. Ia tersenyum jika mengingatnya.

Namun, Carlen bahkan tidak yakin dengan gadis itu, mungkin baginya itu adalah momen terkelamnya. Lagi-lagi Carlen terkekeh. Ia memang jahat. Bagaimana dia bisa merebut first kiss dari gadis itu.

Carlen masih mengingat semua kenangannya di tempat ini, nggak abis fikirnya kalo tempat ini akan di rubah.

Putri menatapnya dengan diam, melihat Carlen yang tersenyum, namun senyuman itu bukan untuk dia. Putri berharap Ia juga bisa menjadi kenangan-kenangan Carlen. kenangan indah yang tak ingin cowok itu lupakan.

"Put, yuk balik"Seru Carlen, mengajak putri pulang.

"Yuk."

*****

Darel, Paul, Atira,dan Zalha menikmati liburan dengan sumringah, Mereka sangat menikmati menaiki kano di pantai seraya mata mereka melihat para pemain paralayang yang terbang di atas mereka, sepertinya sangat menyenangkan menaikinya.

Atira sangat tertarik. Dia sangat ingin menaikinya dan terbang seperti burung.

"Guys naik yuk!"

"Emang lo nggak takut?"ucap Paul

"Nggak lah!"jawab  Atira ketus

"Zal, mau naik juga?"tanya Darel

Zalha menggelengkan kepalanya kepada Darel, tanpa harus berbicara karna Ia sangat takut dengan ketinggian. Dan Darel tahu itu, tapi kenapa dia bertanya?

"Oh, Kirain udah nggak takut lagi sama ketinggian,"Darel terkekeh sambil menatapa Zalha.

"Masih!"jawab Zalha singkat

"Dasar cewek penunggung pohon."seru Darel, sambil tersenyum simpul

Zalha terbelalak. Mendengar Darel yang mengejeknya dengan cewek penunggu pohon, itu adalah panggilan masa kecilnya.

Dia begitu ingat, kenyataan dirinya tidak bisa naik pohon saat mereka main rumah pohon, dan Zalha selalu duduk di bawah pohon, tunggu Darel turun dari atas pohon. Dan selalu bawakan agar-agar berbentuk love yang selalu dia berikan kepada Darel.

Zalha tersenyum simpul, mengingatnya, dan tahu bahwa Darel masih mengingat momen itu, membuatnya bahagia.

Seiring berjalannya waktu, mungkin kita akan menjadi dekat lagi seperti dulu.

Laut biru itu seakan menyapanya, deburan ombak yang saling bersahut-sahutan seakan membuat gadis itu ikut dalam larutnya desiran suara pantai, dadanya ikut berdesir,

Di tepi pantai gadis mungil itu memejamkan mata, terbaring di kursi panjang, tanpa harus terkena sinar matahari yang menyengat karna terlindungi dengan payung besar.

Menghembus nafas pelan. Ia sedang mencerna apa yang di katakan Atira kepadanya, fakta yang sedikit buatnya tercengang.

"La, hubungan lo sama Darel gimana?"

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang