part 34

2.1K 95 6
                                    

Happy Reading🍂


Kepalanya memanas, matanya melirik tajam pada sekumpulan cowok-cowok yang sedang membicarakan Fayola, ada apa dengan dia? Wajahnya berubah khawatir saat para bedebah yang dianggap Carlen itu, membicarakan Fayola bahwa mereka melihat Fayola menangis,

"Kasian Fayola, kayanya dia belum bisa move on,"ujar salah satu cowok

"Awalnya sih pengen gue deketin,"ucap cowok lainnya,"Tapi, gak jadi bocahnya masih belum move-on, nanti gue jadi pelarian doang"

Telinganya memanas, tangannya menggempal bersiap untuk memukul para bedebah itu, tapi Carlen harus menahan diri, menghela nafas untuk melepaskan emosinya Carlen pun berlalu pergi.

Gadis itu memang selalu membuatnya cemas Sebulan tidak terdengar kabar darinya, dirinya memang terasa hampa bukan tanpa sebab dia belum pernah bertemu Fayola sebulan terakhir, selain ingin lebih fokus pada ujian kelulusannya Carlen memang sengaja menjauhinya.

Ada sesuatu yang buat dia harus melakukan itu, kadang dirinya memang tidak tahan harus menahan rindu.

Nafas yang terengah-engah, langkah yang di percepat di otaknya hanya ada satu nama di sana. Gadis mungil, imut, cantik yang telah membuatnya seperti ini. Tidak peduli dengan rencananya yang harus menjauhi Fayola.

Tangis yang tadi membasahi pipinya, kini berubah jadi senyum  sampai tertawa karena kelucuan Darel, tubuh itu butuh memang butuh hiburan dan muncul lah Darel, yang kini bersamanya dan menghiburnya

"Ketawa mulu entar gue di sangka gila,"ucapnya, sambil terkekeh melihat Darel

Tak jauh dari jangkuannya Dia mendapati gadis itu bersama dengan seseorang cowok, tentu saja dia mengenal cowok yang sekarang bersamanya, Carlen tidak lanjut untuk bertemu Fayola dadanya terasa tercekik melihat Fayola bersama mantannya.

Fayola terlihat bahagia, dia bisa lihat mata Fayola yang bengkak pertanda dirinya abis menangis, tapi dia tidak melihat lagi gadis itu sedang menangis yang kini hanya ada senyuman saat menatap Darel.

Carlen mematung tak beranjak, hatinya serasa  di lempar bom dan meledak tepat di dadanya. Sakit, perih, cemburu saat ini dia rasakan.

Apa ini hukuman baginya, mengingat dulu dia selalu mempermainkan wanita, kini dia merasa sakit karena wanita. Dirinya yang dulu hanya menganggap wanita hanya mainan.

****

Hari-hari kelam itu selalu dirasakan Carlen, menjadi seorang Carlen yang terkenal nakal di sekolah dan selalu gonta-ganti cewek, sebelum bertemu Fayola, dirinya selalu gonta-ganti cewek setiap dua hari sekali.

Menjadi korban broken home itu sulit. Apalagi Carlen memang sudah tidak merasakan kasih sayang sejak berumur 7 tahun, orang tuanya bercerai. Sejak kecil dia selalu melihat ayahnya gonta-ganti pasangan tak heran  jika Carlen playboy karna dari papahnya.

Sedangkan Mamanya pergi dan tidak pernah berkunjung menjenguk Carlen sama sekali setelah perceraian mereka, kabar saja tidak pernah di dengar.

Tak selamanya merasakan kelam, dirinya selalu membaik saat dia bersama nenek yang paling dia sayang di dunia ini termasuk satu-satunya wanita yang dia sayang. Sampai semuanya sirna dia kehilangan orang yang dia sayang, neneknya.

Sejak hari itu hatinya kosong nggak akan ada lagi orang yang selalu menemaninya, menghelus rambutnya dan memasakan makanan untuknya.

Sampai Tuhan memberikan pengganti neneknya, lewat wujud gadis yang tak sengaja dirinya cium itu. Gadis mungil, polos, imut, cantik dan sok dewasa itu. Rasa hampa itu seketika hilang saat dia bersama dengan Fayola.

Carlen tersenyum tipis. Sembari menarik dalam rokok dan mengeluarkannya ada rasa lega setelah melakukannya, dirinya tersandar di bangku panjang di taman di belakang sekolah yang dia kunjungi, melihat sudut dimana Fayola pernah ada di situ juga bersama dirinya.

Gue kangen sama elu La,batinnya, menohok.

Kembali menghembuskan asap rokoknya, memori saat melihat Fayola bahagia bersama pria lain kembali terngiang, dia merasa marah kenapa bukan dia yang di sana? Selama ini Carlen selalu berusaha untuk berada di sisi Fayola.

"Kak Carlen!"seru Fayola menatap Carlen yang sedang duduk sambil memegang rokok

Carlen menoleh. Dia melihat Fayola sedang berdiri menatapnya, jantungnya berdegup kencang dirinya tidak bisa bergerak, dirinya ingin sekali pergi dari situ menghindar dari Fayola entah apa yang membuat kini menjadi patung.

Fayola menghampiri Carlen. Wajahnya datar menatap Carlen, tak ada senyum yang tampak di wajahnya. Dirinya semakin mendekat membuat detak jantungnya tidak ada jeda, keringat dingin mulai keluar karena saking tegangnya.

"Jangan mendekat,"ujar Carlen

Fayola mengkerut kan dahinya, buat ada jeda membuat dirinya berfikir apa Carlen tidak mau menemuinya?
Wajah Fayola berubah yang tadinya tampak datar, sekarang ada raut sedih dan kecewa dengan cowok yanh ada di pandangannya, dadanya menyeksa.
"Aku benci sama kakak!"teriak Fayola, dari kejauhan tempat Carlen berada

Next part 35🔜


Huhu):masih mau benci Carlen?

Update lagi, seneng nggak?

comment yuk!

Vote yuk!

Follow juga yah!!

🐸🐸🐸

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang