part 27

2.1K 100 5
                                    

Fayola berlari, menuju kelas dan mengambil sesuatu di dalam tasnya. Seperti kotak p3k, kotak yang selalu ada di dalam tasnya.

Sampainya di taman itu Fayola melihat Carlen yang sedang baring di kursi panjang, dan menutup matanya.
"Dih malah tidur, dasar kaka aneh"

Carlen terperangah dengan kebaradaan Fayola yang telah mengobati wajahnya yang luka.

"Ngapain elu"ucap Carlen langsung bangun

"Udah kaka diem aja"

Carlen hanya diam dan menatap wajahnya yang lucu, saat melihatnya hatimya jadi tenang.

"Udah selesai, berapa hari lagi udah sembuh kok"ucap Fayola.

Carlen hanya diam menatap gadis itu, dia nggak tahu perasaan apa ini. Sebelumnya Carlen nggak pernah mempunyai perasaan seperti ini terhadap semua gadis.

'Kenapa elu, cewek yang buat gue kayak gini'batin Carlen.

"Tugas Fayola udah selesai, Fayola pergi yah"ucap Fayola

Carlen menahan Fayola supaya tidak pergi.

Matanya terbelalak dan Jantungnya berdetak kencang,

"Temenin gue dulu,"

"Tap-tapi kak"

Carlen langsung menariknya, untuk duduk di sebelahnya.

"Elu kok bisa ngobatin luka gue"

"Oh itu, karna Fayola ingin jadi perawat kak."

"Itu Cita-cita?"tanya Carlen

"Ya, iyalah cita-cita"

Carlen tersenyum mendengar cita-cita Fayola.

"Kalo kaka, cita-citanya"tanya Fayola

"Cita-cita gue mah banyak,"

"Kok banyak sih, cita-cita itu satu aja biar kaka bisa tentuin tujuan kaka yang sebenarnya" ucap Fayola

"Itu dulu, sekarang,.."ucap Carlen "Cita-cita nggak penting buat gue"

"Loh Kenapa kak? "ucap Fayola

"Nggak ada yang perlu gue tunjukin"ucap Carlen

Carlen memang cowok aneh, yang pernah di temui Fayola. Wajar kalo dia memang nggak punya cita-cita, tapi hal ini semakin membuat Fayola menjadi khawatir dengan keadaannya.

"Kaka udah mau lulus, kaka harus punya cita-cita untuk banggain orang yang kaka sayang"ucap Fayola

Carlen tertegun, mendengarnya Fayola orang yang dia sayang satu-satunya di dunia ini yang dia sayang. Dia tidak terlalu yakin dengan perasaannya.

"Cerewet banget sih"sambil mencubit hidung Fayola dengan gemas

"Kak lepasin, Fayola nggak bisa nafas"ucapnya kesal

Fayola tersenyum senang, saat  ini dia bahagia bersama Carlen.

"Udah ah gue mau tidur, pergi sana"

Saat memasuki kelas, kelas terlihat ricuh terlihat mereka sedang serius membecarakan sesuatu,

"Kak Naomi sama Kak Gavin memang serasi, tapi kenapa Gavin lebih pilih Fayola"ucap teman sekelas Fayola yang suka banget gosip

"Mungkin karna Kak Naomi pacaran sama kak Carlen"

Fayola mendengar semua pembicaraan mereka.

"Shutt-shutt Fayola datang"

Tiba-tiba Zalha dan Atira mengahadangnya masuk ke kelas, mereka menariknya untuk menjauh dari kelas. "Apaan sih kalian berdua"ucap Fayola

"Gue mau masuk kelas"

"Nggak boleh La, elu tau anak-anak lagi gosipin elu"

"Gue, "ucapnya kaget

Fayola mengingat pembicaraan tadi, dan mulai paham maksud sahabatnya ini tidak memperbolehkannya masuk.
Fayola menghela nafas, "I'm Fine"

"La, maafin gue soal tadi."ucap Atira "Maksa elu ceritain soal kemarin"

"Hah! santai Ra, serius gue nggak apa-apa, jangan mikir yang aneh-aneh"ucap Fayola

"Nggak La, kita yang minta maaf."sambung zalha

......

"Fay belum pulang"ucap Darel yang datang tiba-tiba dengan motornya

"Iya Rel lagi nungguin angkot"

"Loh emang pak Gino nggak jemput"

"Nggak Rel, mobilnya lagi di bengkel"

"Sorry yah Fay aku nggak bisa antarin kamu, aku lagi ada urusan"

"Iyaaa,  sana cepat pergi"

Darel merasa tidak enak dengan Fayola, yang tidak bisa mengantarnya pulang karena urusan keluarga,  hal ini akan membuatnya canggung dengan gadis didepannya ini,  tapi sepertinya tidak Fayola begitu santai dengan Darel. Darel pun pergi meninggalkan Fayola.

"Fay aku pergi yah"

"Oke,  Dah"ucap Fayola

Sudah hampir sejam Fayola menunggu angkot,  memang sangat susah menunggu angkot didepan sekolah,  tiba-tiba Fayola yang merasa kelelahan melihat Gavin dan Naomi berboncengan didepannya tanpa hiraukan Fayola. Fayola tertegun melihat mereka berdua, tapi dia nggak tahu apa yang harus dilakukannya dia merasa dia dikhianati, dengan kedua orang itu hatinya merasa sakit melihat mereka.

Fayola yang duduk jongkok didepan sekolah dengan tenaganya yang hanya tinggal sisa dia terisak nangis, memang rasanya sakit.

"Woi anak hilang"ucap cowok memanggilnya

"Kak Carlen"ucap Fayola melihat kesamping

"Elu nangis,  dasar cengeng"ledek Carlen

"Ih nyebelin banget sih, aku nggak nangis"ucap Fayola

"Terus, air di pipi elu tuh dari mana, dasar"ucap Carlen sambil mengusap air mata di pipi Fayola

Fayola hanya terpaku diam melihat Carlen mengusap air mata dipipinya dengan lembut,  dia tidak tahu Carlen bisa selembut ini.

"Udah"

"Udah apanya"ucap Fayola kaget

"Hujan di pipi elu udah berhenti"

Fayola tersenyum mendengarnya

"Pak angkot"

Angkot berhenti Fayola segera berlari menaikinya meninggalkan Carlen sendiri.

Carlen tersenyum simpul melihat tingkah Fayola.

"Dasar anak hilang"

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang