part 42

1.9K 72 23
                                    


Happy Reading🍟

"Tumben kaka bawa mobil?"

Carlen berjalan membuka kan pintu, seperkian detik Fayola terpana, di perlakukan Carlen seperti seorang yang spesial bagi Carlen. Seperti pacar?

Fayola pun masuk ke mobil, masih termangu tak percaya, dengan Carlen. Ini Carlen kan? Kenapa mendadak jadi manis? Sosok yang selama ini selalu ada di benaknya.

Ini cuman mimpi?

Ia tak mau larut lebih dalam lagi, bersama  ilusi yang Ia ciptakan mungkin saja ini hanya sebuah ilusi karna saking rindunya, untuk membuktikannya yaitu satu, dengan mencubit lengan cowok yang sedang fokus menyetir itu.

Cowok itu masih tak merasakan apa-apa, Fayola mencoba lagi lebih keras, Carlen sedikit meringis namun, belum bisa buktikan kalo Carlen nyata bagi Fayola. Lalu Ia sekarang beralih di pipi cowok itu,

Auhh..

Fayola teekejut, dengan erangan Carlen yang kesakitan.

"Lo ngapain sih, cubitin pipi gue sakit tauk,"ujarnya, sedikit kesal dengan tingkah Fayola, walaupun sebenarnya Ia tak bisa marah dengan Fayola.

Carlen tahu kalo Fayola sedang kebingungan, kenapa sekarang ada dirinya? Kenapa Ia menjadi cowok yang begitu manis terhadap gadis?

"Ini beneran lo ya kak, aku kirain tadi-, "

"Apa? hantu?"

"Ih bukan... Aku kirain tadi kaka hanya sebuah ilusi yang aku ciptain,"di benak Fayola Ia sangat senang bisa berduaan sama Carlen.

"Wah, udah mulai gila lo yah, gara-gara gue?"sebenarnya Ia kaget, Fayola fikir dirinya adalah ilusi.

Fayola hanya diam.

Iya aku gila karna kaka, batinnya

"Kaka di bayar berapa sama mama, untuk gantiin pak Gino sih?"ujar Fayola, menatap Carlen

Carlen berdecak, mendengar pertanyaan Fayola seperti itu, terlalu polos, ngapain juga Ia mau jadi Supir nih anak ya kan, gak ada kerjaan banget.

"Lo yang harus bayar, karna udah nyita waktu gue,"

"Kok aku sih,"

"Iya lo, gak pake bantah!"

Aneh, Fayola sama sekali gak mengelak permintaan Carlen. Fayola malah senang Carlen sudah kembali seperti dulu, waktu pertama kali Ia mengenal Carlen, cowok ngeselin tapi ngangenin. Cowok ngeselin, yang ngehabisin waktunya untuk mikiran dia.

"Iya deh aku yang bayar, berapa banyak?"

"Gak terima duit, gue."

"Gue maunya lo!"lanjutnya santai

Aku juga mau kaka! Batinnya

Apaan sih Fayola, kenapa lo jadi terbawa sama dia sih, jangan sampe lo kemakan omongannya.

"Kok bengong!"

Carlen membuyarkan lamunan Fayola, yang masih asik beradu dengan kata hatinya,

"Apaan kak!"

"Makanya di denger, gue...maunya lo, dan gak pake nolak. awas aja nolak!"

Fayola seakan terhinoptis ia hanya menganguk-angguk mengerti, bahwa Ia sekarang milik Carlen. Fakta bahwa Ia senang mendengar Carlen berkata seperti itu.

Carlen meminggirkan mobil yang telah sampai di depan rumah Fayola,

"Mau nolak?"Carlen menoleh ke Fayola

"Gak,"menggelengkan kepalanya, sama sekali tak menolak.

"Bagus. Yaudah turun sana,"

Tapi,  Fayola dihentikan sama ucapan Carlen.

"Oh iya,  jangan lupa berdoa kalo makan, sebelum tidur berdoa dulu, terus mimpiin gue deh,"ucapnya sambil menatap Fayola yang sedang menatapnya juga,

Jantung Fayola seakan mau meledak, di perhatiin sama Carlen, Ia tak pernah merasakan segila ini di gombalin sama cowok.

Semakin membuat gila, pesona Carlen yang kalo di lihat mampu meluluhkan semua cewek yang ada dunia, termasuk Fayola, Gak kuat Fayola lamgsung membuka pintu dan keluar.

"Makasih ya kak,"

Carlen pun menutup pintu kacanya dan melaju menjauh dari perkarangan rumah Fayola.

*****

Fayola mengernyitkan wajahnya, Sesekali Ia menutup wajahnya dengan bantal, gemes, seperti orang kasmaran abis di tembak. Gue milik Carlen. kata hatinya terus membayangkan perkataan Carlen, masih nggak percaya tapi, itu nyata bukan ilusi, bukan khayalan.

Mentari tak tak nampak lagi, Fayola masih larut, dalam kesenangannya, Sampai lupa segalanya. Matanya membulat melihat jam di atas mejanya yang menunjukan Jam 10 malam, tololnya dia belum lakuin apa-apa. makan, mandi bajunya saja masih sama saat Ia baru pulang dari Bali. Yang penting lagi, Ia lupa ngecas hpnya.

"Oh hp gue."Ia memeriksa handponenya di tasnya

Fayola segera bergegas mandi.

Sehabis mandi Fayola pergi ke ruang makan, Ia baru sadar kalo dirinya lapar sekarang sebelum makan tak lupa Ia berdoa, otaknya seakan mengulang kejadian tadi, sambil makan Fayola masih kesemsem sendiri. Gak usah di bilang gila wajar orang jatuh cinta tuh gitu, jadi yah biarin aja.

Setelah makan, Fayola kembali lagi ke kamar dan mendapati handponenya sudah bisa di gunakan.

Pandanganya kini berubah serius, membaca chat grup, yang terdiri dari tiga sahabat itu, Fayola sudah yakin isi grupnya sekarang sudah diisi tentang dirinya dan Carlen.

Tiga haur

Atira

La!

La!

Gue gak salah liat kan?

Kak Carlen dong😳

Zalha

Berisik banget sih Ra

Atira

Bodoh amat Zal

Fayola muncul lo!

Gue serasa di tikung Zal, sama Fayola
Sakit 😣
Zalha

Wah mimpi lo kejauhan Ra,

Kak Carlen mah liat lo muntah,

Atira

Kalian pada jahat sama gue,  gak pernah cerita ke gue.😢

Gue sama sapa dong woii

Zalha

Paul

Atira

Dih ogah

Fayola pasti lagi berduaan sama kak Carlen tuh

❄❄❄❄

Dan Ia belum siap untuk ini. Ia belum siap teman-temannya tahu tentangnya dan Carlen.

"Duh mampus gue,"

"Balas gak yah?"

Fayola memutuskan untuk tidak masuk ke grup.

Meskipun Fayola tak bisa menghindar dari masalah ini,  Ia harus menjelaskan tentang Carlen besok. yah walaupun tak secara detail, setidaknya mereka paham dengan penjelasannya.

Next part 🔜

Gimana part ini?

Comment yah!

(spam next)

Vote yah!

Follow yang belum follow, biar semangat nih nulisnya😊






SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang