Part 41

1.8K 86 2
                                    

Happy Reading🍟

Setelah terbang dua jam akhirnya mereka landing di Bandara Sukarno Hatta. Bersyukur, mereka bisa sampai dengan selamat.

Masih terlalu dini jika mengatakan lelah,

Mereka berjalan. Disana sudah ada keluarga yang menunggu kepulangan mereka, raut bahagia  terpampang di wajah mereka, melihat anak-anak, keluarga mereka pulang dengan selamat.

Papanya Darel, Zalha, Paul, dan kaka dari Atira, kecuali yah, Fayola sendiri yang tidak ada orang  menjemputnya, bahkan supirnya pun tidak nampak.

Ia terlihat murung.

Fayola berusaha telpon, papahnya untuk melapor bahwa Ia sudah sampai, dan ingin di jemput.

Tut.. Terhubung

Fayola: Halo pah

Papa Fayola: Sayang,  maaffin papah gak bisa jemput kamu

Fayola : Terus siapa dong yang jemput Fayola Pah?

Papa : Papah udah minta tolong sama pa,-

Tuuutt terputus

Ia berdecak kesal, hpnya tiba-tiba mati. Lupa ngecas. Ia akan di jemput sama siapa? Fayola melirik sahabatnya yang akan segera pergi, mereka seakan melupakannya kalau udah kangen-kengenan sama keluarga padahal baru 3 hari.

"Jemputan lo mana?"Darel menoleh ke kanan kiri tak di temukan siapapun disana.

"Pulang bareng gue aja?"tawar Darel

Fayola begitu ingin menerima tawaran Darel, tawaran yang begitu menggiurkan untuk saat mendesak. tapi di ujung sana Zalha melirik ke arahnya buat Ia mengurungkan niatnya.

"Nggak usah Rel, bentar lagi Jemputan gue dateng kok"ujarnya ada perasaan tak yakin di sana

"Oh yaudah, gue pulang duluan yah,"

Fayola mengangguk-ngangguk. Membiarkan Darel pergi tanpa dirinya. Ia menghela nafas. Sambil tersenyum ke Darel, walaupun Darel juga ada rasa tak rela meninggalkan Fayola sendiri.

Darel masih menatap Fayola,

Da... Da...

"Sorry, gue telat,"ucap cowok, yang baru saja datang.

Cowok itu membuat bola mata Fayola seperti ingin keluar, saking kagetnya Fayola mendadak menjadi patung. Sejenak berfikir apa dia berhalusinasi, lalu siapa yang ada di depannya ini.

Bukan hanya Fayola saja, Darel pun juga melihat penampakan yang tak asing itu, Ia sangat tahu siapa yang berdiri di hadapan Fayola. Atira, Zalha, Paul juga ikutan tercengang.

Bagaimana bisa muncul seorang Carlen. Dari matanya mereka bisa menerawang kedua orang yang berdiri tak jauh dari mereka menatap penuh arti, nggak mungkin sekali itu hanya kebetulan.

Mereka makin tertegun melihat cowk berparas bak Aktor korea itu, membantu Fayola membawa barangnya, lalu menarik tangan Fayola, mata mereka tak pernah lepas sampai Fayola hilang dari pandangan mereka.

"Zal, sejak kapan kak Carlen jadi supir Fayola?"

"Gue gak tahu Ra,"

"Pantesan nolak Darel, ternyata Fayola udah punya yang lebih waw dari Darel,"celetuk Paul

"Kok bisa sih?  Zal gue mauu."bibirnya mengerucut, masih gak percaya sahabatnya bisa dekat sama Carlen. Orang selalu jadi daftar gebetannya.

"Udah deh Ra, gue balik papa gue udah nungguin."

"Ira, ayok lama banget sih!"teriak kaka Atira

"Bye Ira..."ledek Paul, memanggil Atira dengan Ira

*****

"Kak lepasin!"gumam Fayola

Carlen melepas tangan Fayola, Ia bisa dengan jelas melihat wajah Fayola tampak marah kepadanya.

"Kaka kenapa tarik aku di depan teman-teman aku, mereka kan jadi tahu aku ada hubungan sama kaka, selama ini aku nyembunyiin hubungan aku sama kaka, dan sekarang terbongkar gitu aja gara-gara kaka, kan aku gak tahu mau jelasin apa sama mereka,"jelas Fayola panjang, tampak marah, tapi hatinya tak bisa berbohong saat ini di dekat Carlen jantungnya berdebar, marahnya mungkin hanya alibinya agar Carlen tak pernah tahu apa yang sebenarnya yang Ia rasakan, saat ini, saat Ia melihatnya kembali.

Rasanya Senang.

"Kok salahin gue,  salahin  orang tua lo dong, yang nyuruh gue jemput lo kan, mereka,"ujar Carlen

'Nak Carlen, tolongin tante yah, jemput Fayola di bandara, tante sama papa Fayola harus keluar kota mendadak,'ucap Carlen menirukan mama Fayola yang minta tolong sama Carlen

Fayola hanya memandang Carlen lekat-lekat, matanya, hidungnya,
dan... berhenti di bibirnya, yang  sedang menirukan mamanya, ada rasa kagum. Namun, Ia tak bisa menahan tawanya, Ia sedikit terkekeh. Ia yang sadar akan hal itu langsung mengbungkam mulutnya dengan tangannya.

"Lo ketawa?"

"Nggak."

"Pintar bohong lo ya, sekarang. Emang gue budek apa?"matanya memandang Fayola yang menunduk ketahuan bohong. Wajahnya merona, bibirnya mengerucut dan Carlen menyukainnya. Gemas.

Bohong. Ia lebih baik berbohong dari pada harus di marah sama cowok yang ada di hadapannya. Kalo marah dia bisa saja ngeglakuin yang nggak-nggak kepadanya. kan, nggak lucu kalo Carlen tiba-tiba menciumnya di tempat seramai ini.

"Maaf kak, abisnya kaka lucu sih. Jadi gak tahan,"gumam Fayola,

"Nggak tahan?"Carlen mengernyitkan dahinya berusaha mencerna perkataan gadis mungil itu. Namun, pikiran jailnya membayanginya, anggap saja ngobati rasa kangennya.

"Oh maksud lo nggak tahan mau di cium sama gue kan,"bisik Carlen, mendekat di telinga Fayola,

Fayola merinding mendengar suara Carlen sedekat itu. Matanya terbelalak, bagaimana Carlen bisa membaca pikirannya, baru saja Ia berharap hal itu tak akan terjadi.

"Kakak jangan gila, ini di tempat umum," tutur Fayola

"Tempat umum?"Carlen menyeringai

"Ciuman di tempat umum itu romantis,"

Romantis. Iya mungkin saja kalo di luar negri, mereka bisa sepuasnya bercumbu sampai mulut berbusa pun gak ada yang larang. Ini Indonesia. Bukannya romantis, malah jadi tragedi horor. Entar di tarik-tarik di bawa di KUA, 'NIKAHIN! NIKAHIN!.  Sama sekali ngga lucu kan.
Kebanyakan nonton senetron.

Carlen sedikit menunduk, Ia menatap lekat gadis itu, yang menutup matanya ketakutan, tanpa Fayola tahu Detak jantung berdetak hebat, Ia menelan salivahnya, jujur Ia juga nggak tahan jika melihat bibir gadis itu, Ia sangat ingin mengecupnya, dan tak pedulu ini tempat umum atau bukan, yang penting Ia bisa mengecup bibirnya dengan lembut.

Cup.

Carlen mengecup sekilas kening Fayola. Membuat Fayola tercengang, Ia bisa merasakan itu kecupan kilat untuknya,  pipinya makin merah apalagi saat Ia membuka matanya, banyak mata yang tertuju kepadanya dan Carlen.

"Kakak!"Fayola memukul dada bidang Carlen, karna kaget di cium cowok itu di depan umum.

Carlen terkekeh lihat tingkah Fayola sangat mengemaskan.

"Yaudah yuk pulang."Menarik tangan Fayola, dengan wajahnya yang masih kesal padanya.

Next part 🔜

Akhirnya part CarFay juga hehe😅

Gimana menurut kalian?

Comment yuk!

Vote!

yang belum follow wajib follow,  biar makin semangat nih akunya nulis part nextnya😁





SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang