part 49

1.6K 70 9
                                    


Happy Reading🍼

Carlen menghela nafas berat.

Kakinya bergerak melangkah menuju kamar yang tak terkunci. Matanya memutar melihat seisi kamar, sampai matanya terhenti pada hiasan dinding bermotif kupu-kupu, Cantik. Tapi, Carlen tak suka dengan kupu-kupu. Sejak ia tahu kupu-kupu itu berasal dari ulat, sejak kecil Carlen sangat trauma dengan ulat.

Ini bukan pertama kali Carlen masuk ke ruangan ini, namun hanya saja ia tak pernah melihat kupu-kupu itu sebelumnya.

Sejak kapan Fayola menyukai kupu-kupu?

Carlen berjalam dengan ragu, mendekati Fayola yang sedang duduk dengan jendela terbuka, ia terus mendongak menatap langit, padahal langit sedang gelap tak ada bintang yang menghiasi.

Wajah Fayola tampak tak bersemangat, Carlen tak sanggup menemuinya, ia takut Fayola tak mau menemuinya lagi. Tapi itu bukan Carlen, ia tak peduli Fayola marah atau malah mengusirnya pergi. Carlen hanya mau mendapatkan maaf dari Fayola.

"Lagi ngeliatin apa?"

Mendengar suara berat berasal dari belakangnya, Fayola langsung memutar badannya melihat siapa itu,

"Kak Carlen... Ngapain ke sini!" Fayola menatap Carlen malas, namun ia juga penasaran, ia ingin mendengar langsung penjelasan dari Carlen, walaupun tak akan semudah itu Fayola akan memaafkan Carlen.

"Lo nggak suka gue disini?" tanya Carlen, menatap Fayola penuh arti, Fayola hanya diam. Wajah gadis itu benar-benar datar tak ada senyuman yang tercetak dari bibir mungil itu. Carlen bahkan tak mau menatap Fayola lama-lama seperti itu, yang akan membuat dirinya semakin sakit.

"Kalo lo nggak suka lihat gue disini, gue pulang aja," ucap Carlen dengan berat.

"Nggak jelas banget sih! kaka itu mau pulang atau mau ngapain?" ujar Fayola, sebenarnya ia tak mau Carlen pulang. Fayola hanya ingin Carlen mengerti keadaannya. Ia diam bukan berarti ia tak mau Carlen ada di sini.

Carlen terkejut dengan perkataan Fayola. Benar yang Fayola katakan ia disini mau ngapain. Bukannya minta maaf malah mau pulang seperti sampah yang tak berani ngehadapin cewek kayak Fayola.

Tangan Carlen bergerak menggenggam kedua tangan Fayola, "Maaffin gue. Karna nggak bisa datang kemarin?"

Hati Fayola mulai luluh, ia tak bisa lama-lama marah sama Carlen, kalo Carlen sudah melakukan hal-hal yang mampu membuat jantungnya berdetak tak normal.

"Lebih tepatnya kaka nggak nepatin janji. Seharusnya bilang, kalo kaka nggak mau datang, kenapa harus memberi harapan. Kaka nggak tahu apa yang terjadi sama aku kemarin kan? Kalo pun kaka ada urusan, kaka bisa bilang sama aku, kemarin sama sekali nggak ada hal apapun yang membuat suasana hati aku jadi baik," ujar Fayola, ingatannya kembali mengingat kejadian kemarin, yang membuat Fayola kembali menatap Carlen  kecewa.

"Gue kemarin harus nolong orang, dia butuh bantuan gue," ucap Carlen menjelaskan.

"Siapa?" tanya Fayola penasaran

"Teman gue,"

"Maaf ya. Gue harus ngelakuin apa supaya lo maaffin," Carlen memohon.

Fayola nggak tega, melihat Carlen seperti itu. Ia sangat ingin memaafkan Carlen. Kecewa memang menyakitkan, memaafkan menjadi sulit. Namun, Rasa tak mau kehilangan Carlen sangat besar. Ia tak bisa kalo tak memaafkan Carlen.

Fayola menghela nafas, "Nggak perlu. Aku udah maaffin kaka."

"Beneran nggak marah lagi sama gue?" tanya Carlen memastikan, ia menguatkan genggamannya.

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang