part 51

5K 161 112
                                    


Happy Reading🙆


Gue tunggu di depan pos satpam ya.

Wajah Fayola terlihat kusam badannya lemas tak bersamangat.
Sepulang sekolah ia terlihat panik, Carlen sudah menunggunya di pos satpam, tapi Fayola tak mau pulang sama Carlen. Ia terlanjur kecewa, tak sanggup harus bertemu Carlen.

Fayola mengamati sekitar, berusaha kabur dari Carlen, kalo ia lewat pintu gerbang pasti ketahuan sama Carlen, semenjak melihat foto itu, Fayola tak ingin melihat wajah Carlen.

Fayola hanya diam hampir sejam, ia tak beranjak dari tempat itu.

"La! Ngapain?"

Suara berat yang berasal dari belakang, membuat Fayola menoleh,

"Kak Gavin," Fayola kaget melihat keberadaan Gavin di situ

"Lagi nungguin supir?" tanya Gavin

Fayola hanya menggeleng, lalu diam. Ia tak mau banyak bicara, perasaannya tak pernah bersahabat dengan keadaan.

"Mau gue antarin?" ucap Gavin menawarkan,

Tawaran Gavin memang sangat menggiurkan, Fayola rasanya tergoda karna terpaksa, bukan karna mau. Untuk menghindar dari Carlen di depan sana. Apa Gavin tahu Fayola sedang menunggu Carlen?

"Gue tahu lo sedang menghindar dari Carlen," ujar Gavin,

Mata Fayola membola, tak percaya Gavin bisa baca pikirannya, walaupun ada yang aneh namun Fayola tak mau memkirkan itu sekarang. Keadaannya lebih kacau daripada memikirkan hal yang tak terlalu penting.

"Udah bareng sama gue aja,"

"Tap-tapi kak," Fayola masih ragu menerima tawaran Gavin. Kalo sampai Carlen tahu ia pulang bareng Gavin semuanya malah makin rumit.

Tangan Carlen bergerak memindahkan kuda mengikuti jalannya, ia menghela nafas susah sepertinya Carlen akan kalah dari satpam yang kemampuan menurut caturnya tak seberapa itu.

Carlen menautkan keningnya, tangannya ke belakang menggaruk pungungnya. Kena dia! ternyata...

Skak!

Carlen mendengus kesal."Hmm, kok bisa sih pak? Biasanya juga kalah,"

"Strategi itu namanya nak Carlen," ucap Pak satpam, ada penekanan dengan kemendokan pak satpam. "Sebenarnya saya menang juga karna, nak Carlen,"

"Ah bisa aja pak," ujar Carlen memukul pak satpam gemas. "Tapi, bener juga, bapak menang memang karna saya, karna saya kehilangan mood. Sudah se jam nungguin orang, eh orangnya nggak datang, kesel saya pak. Makanya kalah." Carlen kembali menengok ke arah sekolah, namun Fayola tak kunjung muncul padahal sudah jam pulang dari tadi.

"Nungguin siapa sih, pacar?" tanya pak satpam

"Bukan pak, jodoh orang., nggak tahu diri emang tuh orang." Carlen beranjak keluar dari pos satpam.

"Yang sabar ya, nak Carlen, kalo jodoh nggak kemana kok," ucap pak satpam,

Carlen takut ada apa-apa sama Fayola. Ia berimisiatif mencari Fayola, di dalam ruangan.

Saat Carlen sudah mau berjalan, ia mendapati Gavin membonceng gadis memakai helm dengan jaket hitam melewati dirinya, sambil memeluk Gavin erat. Carlen tak yakin siapa di balik gadis yang di gonceng Gavin itu.

Sebentar... Tapi ia sangat yakin itu bukan Naomi, lalu siapa?

Carlen tak mempedulikannya, ia masih ingin mencari Fayola di dalam sana. Sekolah sudah sangat sepi. Semua ruangan tak ada orang sama sekali. Carlen sama sekali tak menemukan Fayola. Hp Fayola sedari tadi mati. Carlen makin panik. Bagaimana kalo terjadi apa-apa sama Fayola.

"Fayola dimana sih? Biasanya juga lo nggak kayak gini, jangan buat gue khawatir," lirih Carlen mengacak rambutnya frustasi.

*****

"Kak berhenti disini saja." Fayola menepuk bahu Gavin, melihat mereka sudah cukup jauh dari sekolah. Ia berharap Carlen tak sadar kalo ia tadi berboncengan dengan Carlen.

"Makasih kak," ucap Fayola

"Lo nggak penasaran, gue bisa tahu kalo lo, lagi ngehindar dari Carlen?" Gavin menaikan alis sebelahnya.

Fayola menaikan alis sebelahnya, apa maksud Gavin, mengatakan seperti itu. Penasaran? Tak ada waktu untuk mencemaskan itu, ia tak peduli Gavin mau tahu atau nggak tentang bagaimana hubungannya dengan Carlen.

"Aku nggak ada waktu kak, mikirin hal itu," sahut Fayola

"Gue orang yang mengirim foto Carlen sama Putri," ucap Gavin, tersenyum menaikan ujung bibirnya.

Fayola yang mendengarnya kaget. Dan saat itu juga Fayola mau menanyakan kebenaran vidio dan foto itu. Tapi sebenarnya tak ada yang perlu di tanyakan lagi, di vidio itu jelas itu Carlen sama Putri. Mengingat vidio itu membuat hatinya perih.

"Apa bener kak--"

"Gue kan udah bilang sama lo, Carlen bukan cowok yang baik buat lo, tapi masih saja lo mau deket-deket sama dia. La, gue bilang untuk kebaikan lo, dan akhirnya semuanya akan berakhir menjadi seperti ini. Siapa yang sakit lo kan, bukan dia. Semua ini terserah lo, setidaknya gue sudah bantuin lo, membuka perilaku Carlen di belakang lo. Bagaimana Carlen memang nggak pernah cocok untuk lo," ujar Gavin, menasehati Fayola, lalu ia berlalu pergi meninggalkan Fayola di tengah jalan.

Ucapan Gavin sampai saat ini, masih terngiang-ngiang. Kebenaran bahwa Carlen tak menepati janji karna lebih memilih orang lain. Fayola tak masalah dengan itu tapi, semua akan menjadi lebih baik kalo Carlen lebih jujur padanya. Tak ada kata bohong.

"Teman apanya? Kenapa harus suap-suapan, terlihat romantis lagi." Fayola menangis terisak, memeluk boneka pinguin kesayangannya.

"Kaka kenapa harus bohong,"

"Aku benci kakak," tangis Fayola pecah

"Sayang! Ada Carlen di luar," teriak mama Fayola

Carlen terlihat duduk di sofa, menunggu kedatangan Fayola, ia masih berpakaian seragam lengkap yang tak rapi lagi. Wajahnya terlihat sangat cemas karna khawatir pada Fayola. Sebenarnya ada rasa lega ternyata Fayola sudah sampai di rumah.

"Fayola nggak mau ketemu kak Carlen ma!" jawab Fayola teriak sampai terdengar Carlen di bawah.

"Maaf Carlen--"

"Nggak apa-apa kok tan, Fayola butuh waktu untuk mau bertemu saya lagi,"

"Sebenarnya ada apa?" tanya mama Fayola terlihat khawatir dengan hubungan Carlen dengan Fayola.

"Ini masalah saya sama Fayola. Tapi, Yang tante harus tahu bahwa saya bukan laki-laki yang baik untuk anak tente. Dan ini memang kesalahan saya, kalo saya nggak bisa minta maaf sama Fayola, saya ingin minta maaf sama tante. Maaf sudah buat anak tante sedih." Carlen dengan berat hati mengatakannnya, dan meminta maaf ke mama Fayola, lalu, berlalu pergi keluar tanpa bertemu Fayola, di benaknya Carlen memang masih bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Fayola marah padanya.

Setelah keluar dari rumah Fayola, wajah Carlen terlihat makin lesu, tak berdaya. Sekarang semuanya hancur, ia dan Fayola mungkin akan berakhir menyedihkan, mungkin Fayola memang tak pantas untuknya.

Ia menengok ke atas, tepat ke kamar Fayola, seperti biasa jendelanya terbuka lebar, ia sangat ingin bertemu Fayola, dan menjelaskan semuanya. Tapi, ia tak bisa memaksakan perempuan yang sudah menolak untuk menemuinya. Gadis yang sangat ia cinta. Kini mungkin akan menghilang.

Aku upnya lagi 🙆

Tuh kan beneran Gavin, yang kepo sama hidup orang😐

Mau ngomong apa buat Carlen?

Mau ngomong apa buat Fayola?

Mau ngomong apa buat Gavin?

Jangan lupa ninggalin jejak💕

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang