Part 38

1.9K 68 3
                                    

Happy Reading🍟

Ku berusaha supaya lupa,
Semua tentang kita,
tentang kamu,
Yang selalu buat jantungku,
Berdebar.
Namun, kenapa itu begitu sulit.
Sulit melenyapkan semua pikiranku tentangmu,
Sulit menghapusnya dari ingatan.
Sulit untuk bisa bertahan tanpa kamu.
Apa kamu merasakan yang sama?
Kalo iya, aku mau mengadu kepada semesta, tentang menyusun skenario agar aku bisa dekat denganmu,
Tapi, jika tidak, biarkan aku melupakanmu.

"La,"panggil Darel lembut.

Fayola menoleh,"Iya Rel"

Darel memegang tangan Fayola, dia menatap Fayola ada sesuatu yang ingin dia katakan pada gadis di hadapannya ini.

Fayola yang sadar Darel memegang tangannya dia langsung melepaskan tangannya dari Darel, entah apa yang Fayola fikirkan, kenapa dia bisa se refleks itu. Fayola merasa bersalah pada Darel.

"Maaf Rel,"sesal Fayola,

"Nggak apa-apa, La,"ucap Darel,

"Tadinya gue mau kita bisa coba lagi dari awal. Dan gue akan  menebus semua kesalahan gue, yang belum bisa buat lo bahagia saat bareng gue,"ucap Darel pelan

Rel, itu bukan salah kamu, batin Fayola

Fayola semakin bersalah sama Darel, selama ini ternyata Darel menganggap dirinya kurang. Terhadap hubungannya dengan Fayola. Fayola merasa dia begitu jahat sama Darel.

"Rel, gue nggak pantas buat lo, lo pantas sama orang yang lebih baik dari gue, yang nggak pernah nyakitin lo"ujar Fayola

Darel paham perkataan Fayola. Dia sangat paham, dia seharusnya tidak terbawa perasaan lagi, sama gadis yang tidak mengharapkannya lagi.

"Sorry La, gue hanya kebawa perasaan. Gue kira kita bisa-,"

"Woi! Berduaan aja,"teriak paul potong pembicaraan Darel dan Fayola

"Eh sorry-sorry gue ganggu,"

Fayola pun berlalu pergi dari tempat itu, dia menuju ke sahabatnya Zalha dan Atira.

"Ra, Zal cobain deh ke tepi pantai, terus main air, sumpah seru banget"ujar Fayola

Fayola melihat Zalha sama Atira hanya diam saja tidak meresponnya,

"Kenapa sih, kok diam aja?"

"Oh iya enak yah, adem yah,"ucap Atira memulai pembicaraan, walaupun semua terasa canggung.

Fayola dahinya mengkerut melihat tingkah kedua sahabatnya ini jadi aneh, dia fikir mereka kelaparan. Karna setelah landing, kita memang belum makan. Pasti karna lapar.

"Laper?"menatap kedua sahabatnya.

Tidak ada respon.

Fayola melambaikan tangan pada kedua orang yang menatap kesini, Darel dan Paul, seraya menyuruh mereka kemari.

"Arghh lo siih, ganggu banget." seru Darel

"Kok gue sih,"mereka berlari menuju teman-temannya

"Ada apa?"

"Kita pada laper, yuk makan"ucap Fayola

"Yaudah yuk,"

Paul menghela nafas, melihat keadaan yang semakin runyam. Dia tidak mau buat suasana menjadi hening, senyap, canggung, kelam.Karna kita sedang liburan bukan sedang ujian seperti kelas tiga, yang sedang tegang-tegangnya yang ngehadapin soal-soal yang bisa buat bulu kuduk Paul berdiri.

SENSE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang