BAB 23

7.4K 797 31
                                    

Beta Starlette: Woi, Ari

Ari Ginandjar: Yo

Beta Starlette: Gue pinjem studio lo dong buat semaleman. Gue otw rumah lo nih minta kunci.

Ari Ginandjar: Mau ngapain lo? Berbuat mesum di studio gue ya?

Beta Starlette: Maap2 aja yah, Ri. Gue bukan lo

Ari Ginandjar: Sumpah2 mau ngapain? Gue serius nih. Nanti kalo gue diomelin Bokap gemana?

Beta Starlette: Pinjem doang, Ri. Ayo dong, lo kan temen gue. Sumpah2 gue gaakan melupakan jasa lo seumur hidup gue kalo lo mau kasih pinjem studio musik lo buat gue semaleman doang. Gua gabisa cerita panjang lebar, intinya ada orang yang butuh penginapan gratis buat malem ini doang. Gue jamin semua isinya tetep lengkap sampe besok pagi.

Ari Ginandjar: Oke. Gue tunggu lo sekarang!

Beta Starlette: Sayang Ari💕

Ari Ginandjar: Geli

Beta starlette: Seandainya ada yang lebih berarti dari emot lope2, gue bakal kasih itu ke lo, Ri💕💕💕💕

Ari Ginandjar: Beta!!!

Beta Starlette: 💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

---

Beta senang bukan main begitu Ari mengizinkannya memakai studio musik milik keluarga cowok itu semalaman. Tadinya, Beta ingin meminta tolong pada teman-teman Gamma agar memberikan Gamma tempat menginap untuk malam ini dan malam-malam berikutnya. Tapi, dengan tegas Gamma menolak. Cowok itu mengatakan kalau dia akan meminta tolong pada teman-temannya besok saja. Akhirnya, Beta menuruti permintaan Gamma yang satu itu.

Beta menekan saklar lampu hingga ruangan yang tadinya gelap kini terisi oleh cahaya. Kantong plastik yang berada dalam genggamannya segera diletakkan di atas meja yang berada dekat dengan alat musik keyboard. Tak lupa, dia menyalakan pendingin ruangan sebelum kemudian Gamma masuk ke dalam studio dengan mata memerah sehabis menangis.

"Gamma makan dulu, ya? Beta beresin tempat tidurnya dulu," ujarnya. Kemudian dia membereskan sofa yang terletak di samping gitar-gitar yang terpajang pada dinding-dinding studio.

Gamma melepaskan sepatunya, kemudian meletakkannya di belakang pintu. "Gamma cuci muka dulu, ya?"

Beta mengangguk meski kepalanya tidak menoleh pada Gamma. Dia dengan teliti membersihkan sofa yang akan ditempati Gamma malam ini untuk mengistirahatkan tubuhnya. Setelah Gamma menangis dalam pelukannya, cowok itu meminta tolong untuk dicarikan tempat menginap dan dibelikan makanan. Beta yang kebetulan membawa uang seratus ribu rupiah langsung membelikan Gamma sebungkus nasi padang, kemudian memesan taksi untuk mengantarkannya ke sini. Tapi sebelum itu, keduanya harus berjalan kaki menuju rumah Ari, bermaksud meminta kunci studio musik milik keluarga cowok itu. Mereka harus bisa mengatur uang seratus ribu itu agar Beta bisa pulang dengan taksi nanti.

Satu menit kemudian, Gamma keluar dari kamar mandi yang berada di dalam studio dengan keadaan lebih segar. Rambutnya setengah basah dan matanya tidak semerah tadi. Dia kemudian menyantap makanan yang sudah disediakan Beta di atas meja. "Beta nggak ikut makan?"

Beta menggeleng. "Beta udah makan tadi. Itu buat Gamma aja."

Tidak mendengarkan ucapan Beta, Gamma menarik cewek itu yang sekarang sedang sibuk merapikan studio musik yang bisa dibilang cukup berantakan ini. Maklum, yang punya jarang membersihkannya. Karena kebetulan Ari jarang ke sini.

BETA & GAMMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang