Kakak Kelas

3.3K 302 10
                                    

Sudah tiga hari terakhir ini kamu tidak masuk sekolah. Bukan karena sakit, melainkan karna hujan yang turun sangat deras dan ketakutanmu terhadap petir yang membuat mu terpaksa untuk tidak pergi ke sekolah.

Hari ini hari kamis, meskipun keadaan langit masih ditutupi awan tebal dan gelap, kau memaksakan diri untuk pergi kesekolah dengan menaiki kendaraan umum. Jarak dari rumah kesekolah mu sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya saja tidak ada angkutan yang melintas melewati depan sekolah mu. Untuk itu kau harus berjalan sejauh 600m.
 
Tiba-tiba hujan turun begitu deras saat kau baru turun dari angkutan. Langsung saja kau berlari mencari tempat berteduh yang sekiranya bisa melindungi mu dari hujan.

Kau berteduh di bawah atap warung dipingir jalan sendirian. Tidak ada anak sekolah satu pun yang berteduh disini. Karena mungkin saja mereka membawa motor atau mobil sehingga tidak perlu berteduh seperti mu.

Tiba-tiba seorang laki-laki yang berpakaian seragam yang sama seperti denganmu ikut bergabung meneduh di bawah atap warung. Kau terkejut saat melihat laki-laki itu.

"Kak Jun?" Sapa mu yang memang terkejut saat melihat the most wanted sekolah mu ikut berteduh dibawah atap warung ini.

Yap, siapa yang tidak kenal dengan nya? Ketua ekskul futsal dan karate. Orang nomor satu disekolah karena orang tuanya adalah pendonasi nomor satu disekolah mu. Ditambah dia orang yang baik dan ramah juga sangat sopan kepada guru.

Jun ini berasal dari Cina, namun ia dan orang tuanya pindah kesini karena urusan pekerjaan. Jun duduk di bangku kelas XII sedangkan kamu duduk di bangku kelas XI.

"Lah ternyata (Y/n)-aa gua kira siapa." Balasnya ramah.

"Kakak tumben biasanya bawa mobil?" Tanya mu mencairkan suasana. Ya memang sebenarnya kalian juga tidak pernah canggung untuk mengobrol, karena kamu pernah berada di satu ekskul yang sama -karate- ditambah kamu adalah sekretaris ekskul tersebut.

"Biasa dia lagi manja butuh perawatan dulu. Lo kok bisa ada disini?" Tanya nya balik.

"Iya, tadi pas banget turun dari angkot langsung hujan. Aku juga gak bawa payung dan gak berani jalan sendirian. Dan gak ada anak-anak yang lewat juga."

"Kenapa? Takut hujan?" Tanya nya dan kau hanya membalasnya dengan mengangguk.

"Sebenarnya gak takut sih, cuma takut sama petirnya aja." Jelasmu.

"Terus kalau misalnya sekarang ada petir dan gak ada gua gimana?"

"Ya gak gimana-gimana kak. Palingan aku cuma teriak kenceng sambil meluk tas." Balasmu sambil natap matanya.

"Dirumah juga gitu?"

"Kalau dirumah kan ada bibi, jadi ya meluk bibi. Hehe."  Jawab mu sambil tertawa sedikit.

"Terus kalau sekarang ada petir, meluk siapa? Gue?" Tanya nya yang membuat mu sedikit terkejut.

"Eh? Maksud kakak?"

"Enggak. Abaikan saja. Haha." Balasnya dan diakhiri dengan tawanya yang manis.

Sebenarnya kamu sudah jatuh cinta dengan nya saat awal masuk ekskul karate. Karena dia orang yang asik dan bisa mengajari mu dengan baik, akhirnya kalian berdua menjadi akrab. Akan tetapi kamu tidak berani mengungkapkan perasaan mu itu. Bukan karena kamu malu, tapi karena tingkah nya yang terlalu over welcome terhadap perempuan itu yang bikin kamu sedikit takut. Dia terkesan seperti memberikan harapan palsu namun tidak. Dan kamu takut kalau ternyata dia akan menyakitimu suatu saat nanti.

Saat kalian berdua diam dan berkutat dengan fikiran masing-masing. Tiba-tiba bunyi suara petir yang sangat kencang terdengar membuat mu terlonjak kaget dan reflek memeluk orang yang ada disebelah mu. Siapa lagi kalau bukan, Jun.

IMAGINE SEVENTEEN aka SEBONG (CLOSE REQUEST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang