*Arthit

5.5K 446 7
                                    

Arthit selalu berusaha meyakinkan diri bahwa yang dirasakannya pada pria itu hanyalah kekaguman. Kagum akan wajah tampannya, kagum akan senyum manisnya, kagum akan kebaikannya. Tapi setelah yang terjadi tadi malam, Arthit tidak bisa menyangkal lagi bahwa ia telah jatuh cinta, terlalu dalam malah.

flashback

Arthit bahagia karena dia diterima di Universitas yang diinginkannya, karena itu artinya Arthit bisa melaksanakan rencananya untuk menjauh dari cinta pertamanya. Mereka memang masih di kota yang sama, tapi dengan berkuliah di kampus yang berbeda setidaknya membuat Arthit tidak harus melihat kebersamaan mereka setiap hari seperti saat di SMA dulu.

Hari ini Arthit memutuskan untuk bernostalgia dengan mendatangi tempat-tempat yang biasa mereka kunjungi untuk yang terakhir kalinya, karena Arthit merasa hanya dengan cara itulah ia dapat benar-benar move on.

Tanpa terasa hari sudah malam, dan Arthit mulai merasa lelah dan lapar. Arthit pun memutuskan untuk makan malam dahulu sebelum pulang ke rumah. Dia pun segera mengemudikan motornya, mencari tempat untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Tak berapa lama Arthit melihat sebuah cafe yang banyak pengujungnya, dan akhirnya berhenti disana. Temannya pernah berkata kalau sebuah tempat makan ramai dikunjungi berarti makanannya enak, dan Arthit merasa harus memberi reward kepada dirinya sendiri dengan makan enak.

Cafe itu memang ramai, tapi Arthit bersyukur melihat ada meja yang kosong di tengah ruangan. Sebenarnya Arthit risih karena dia hanya sendirian, tapi rasa lapar mengalahkan rasa malunya, hingga akhirnya dengan sikap tak perduli dia pun berjalan ke tempat yang kosong itu.

Tak berapa lama setelah dia duduk, Arthit mendengar suara seseorang dari samping.

"Hai, boleh duduk disini?"  sapa orang itu.

Arthit menolehkan kepalanya, dan dihadapannya berdiri seorang pria tampanyang tersenyum kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arthit menolehkan kepalanya, dan dihadapannya berdiri seorang pria tampanyang tersenyum kepadanya. Arthit yang tadinya akan menolak, teringat bahwa tempat ini memang sedang ramai dan tak ada meja yang tersisa. 

"Silahkan"  jawab Arthit walaupun masih bingung kenapa pria itu tidak pergi ke tempat lain saat tahu bahwa disini tidak ada meja kosong. Tapi itu bukan urusannya, lagipula mungkin saja pria itu sudah kelaparan seperti dirinya sehingga malas mencari tempat yang lain.

Tak berapa lama setelah pria itu duduk, seorang pelayan menghampiri dan menyerahkan daftar menu, tapi tanpa melihatnya sama sekali pria itu langsung memesan ice coffee. Arthit merasa sedikit terkejut karena tebakannya salah, tapi dia hanya diam dan tak menanyakan maksud sebenarnya pria itu ingin duduk di meja yang sama dengannya.

Saat ini Arthit lebih perduli mengisi perutnya yang lapar, makanya ia  memilih untuk mengacuhkan keberadaan pria itu dan membaca daftar menu. Saat melihat ada makanan favorite nya disana, tanpa pikir panjang Arthit pun langsung memesannya.

Tak berapa lama makanan dan minuman yang dipesannya datang, dan dari harumnya Arthit yakin kalau makanannya enak. Walaupun sedikit risih dengan keberadaan pria itu, tapi Arthit mencoba bersikap tidak peduli dan menyantap makanannya dengan lahap.

Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan makanannya karena rasanya memang enak, dan Arthit pikir inilah waktu yang tepat mengintrogasi pria itu.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sambil meminum jus jeruk pesanannya.

"Ada...... Ngedate ma saya" jawab pria itu yang sukses membuat Arthit tersedak minumannya.


Makasih buat vote ma komennya


Apaan Sih?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang