Tiga bulan berlalu sejak kejadian malam itu, dan Arthit merasa ada yang berubah dari dirinya, dia mudah sekali lelah. Arthit tidak tahu apakah dia lelah karena tugas-tugas kuliahnya, atau dia lelah akan semua kebohongan yang Ko ucapkan, atau mungkin malah keduanya.
Arthit ingat berapa banyak pun kebohongan yang Ko ucapkan, dia tak pernah bisa untuk menjauhi Ko apalagi membencinya. Seharusnya saat itu dia sadar kalau pengalaman pahitnya dengan Jay, jatuh cinta dengan laki-laki straight, pasti akan terulang.
"Saat tadi anda masuk, saya merasa tertarik pada anda..." Itulah kebohongan pertama Ko padanya. Arthit bisa melihat dari mata Ko bahwa tidak ada sedikit pun rasa tertarik disana. Arthit sebenarnya muak, tapi juga penasaran tentang alasannya berbohong.
"Anda takut saya hanya bermain-main?..." Nada bicaranya memang seperti sedang menggoda, tapi Arthit tahu pasti bahwa Ko cuma bermain-main. Saat itu Arthit bisa saja menolak ajakan ngedate nya dan pergi dari sana, tapi tidak, dia malah meladeni godaan Ko.
"Oh ya, aku Ko..." Bahkan soal namanya pun dia bohong, makanya Arthit juga tak berniat memberikan nama aslinya. Arthit sebenarnya ingin tertawa karena Ko yang semula ber saya-anda jadi langsung ber aku-kamu, menggelikan.
"Maaf sepertinya aku harus pergi karena teman-temanku sudah lama menunggu..." Saat Arthit menoleh ke arah teman-teman Ko dan melihat mereka melambaikan tangan, Arthit langsung mengerti semuanya, bahwa dia dijadikan bahan taruhan oleh mereka.
flashback
Arthit bisa saja tidak menepati janjinya untuk nge date dengan Ko, tapi Arthit ingin memberi pelajaran pada Ko karena telah menjadikannya bahan taruhan, sama seperti teman-teman Jay dahulu. Jay, sebuah nama yang sampai saat ini masih membuat hatinya bergetar.
Jay adalah temanArthit dari kecil, mereka selalu melakukan apapun bersama. Tapi semua berubah saat mereka SMA, hatiArthit berdetak lebih kencang setiap bersama Jay, dan saat itulahArthit sadar bahwa perasaannya pada Jay lebih dari seorang sahabat.
Kalau bukan karena dia tak sengaja mencuri dengar percakapan Jay dan teman-teman basketnya, hampir sajaArthit mempermalukan dirinya dengan mengungkapkan perasaannya pada Jay, karena dia berpikir Jay pun merasakan hal yang sama.
"Sorry, gue gak bisa ikut taruhan kalian buat ngebuktiin kalau Arthit tuh beneran suka ma gue atau nggak. Arthit tuh sahabat gue, apapun yang dirasain dia buat gue, gue bakal berusaha supaya hal itu gak mempengaruhi persahabatan kita" ucap Jay saat itu.
Arthit benar-benar malu karena dia salah mengartikan perhatian Jay selama ini. Apalagi tak lama setelah kejadian ituArthit mengetahui kalau Jay ternyata sedang dekat dengan Namtan, gadis tercantik di kelas mereka.
LamunanArthit terhenti karena ternyata dia sudah sampai di tujuan. Hari iniArthit sengaja tidak memakai motor dan memilih naik taxi, karenaArthit tidak tahu apa saja yang direncanakan oleh Ko untuk acara nge date mereka.
Tak susah mencari Ko, karena ternyata dia menunggu di meja yang kemarin. Tanpa membuang waktu,Arthit punlangsung menghampiri dan duduk dihadapannya. Setelah berbasa-basi menanyakan kabar, kami langsung makan, karena Ko ternyata sudah memesan makanan.
SebenarnyaArthit berharap Ko akan menjelaskan semuanya, karenadia yakin sebenarnya Ko adalah orang yang baik. Tapi harapannya tak terkabul, danArthit akhirnya memutuskan mengikuti permainan Ko dan melihat siapa diantara mereka yang tertawa terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apaan Sih?!
Romanceku belai lembut pipinya yang putih yang merona merah karena risih dengan ketusnya dia bertanya "Apaan sih?!" aku pun mengecup bibirnya penuh kasih "Aku Mencintaimu" jawabku dengan lirih #Homopobic silahkan menjauh#