*Kongpob

3.2K 323 21
                                    

Ku rebahkan tubuh lelahku di atas tempat tidur dan memejamkan mataku, tapi kantuk belum juga datang menyapa, padahal biasanya aku bisa langsung tertidur begitu kepalaku menyentuh bantal. Aku pun membuka mataku kembali, dan mencoba menyelesaikan masalah yang mengganggu pikiranku dari tadi.

...Hanya berkata, tanpa bertindak... Kata-kata itu terus terulang di benakku, apalagi nada sedih yang ku dengar saat P'Arthit mengucapkannya, membuatku merasa bahwa dia bukan sedang membahas tentangku, yang tidak menyelesaikan hukuman untuk lari keliling lapangan.

Apakah mungkin dia punya alasan kuat untuk pergi dari hidupku? Apakah semua hanya salah paham saja? Apa kelakuannya selama ini hanyalah caranya untuk menarik perhatianku? Semua pertanyaan itu terus berputar di kepalaku. Merasa tak menemukan jawaban, akhirnya aku pun memaksakan diri untuk tidur.

**

Aku sebenarnya tak mau membuat masalah lagi dengan P'Arthit, tapi aku juga tak tega melihat Em yang ketakutan karena ditegur dengan keras oleh P'Arthit, gara-gara lupa memakai name tag. Akhirnya aku pun memutuskan untuk berdiri, saat P'Arthit menanyakan ada atau tidak orang yang mengenal Em untuk yang kesekian kalinya.

 Akhirnya aku pun memutuskan untuk berdiri, saat P'Arthit menanyakan ada atau tidak orang yang mengenal Em untuk yang kesekian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku lihat P'Arthit meminta ID Card Em, dan ku tahu dia pasti menanyakan semua yang ada disana. Tak sulit bagiku untuk menjawab nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta alamat Em, mengingat Em adalah sahabatku dari kecil.

Sepertinya dia kesal aku bisa menjawab semuanya, sehingga akhirnya dia menanyakan no ID Em, mungkin dia pikir aku tak akan mengetahuinya. Aku bersyukur tangan Em terkilir waktu pertandingan final bola basket saat Mattayom 6 dulu, sehingga Em memaksaku untuk mengisikan formulir pendaftaran masuk ke Universitas, karena itulah aku bisa menjawab dengan tepat no ID Em.

Aku yakin kalau dia bukan orang yang akan menyerah begitu saja, dan ternyata tebakanku benar, karena saat ini dia menyuruh mahasiswa baru yang lain untuk membalikkan name tag mereka, sedang aku sendiri harus menyebutkan nama orang yang kode nya dia sebut.

Aku beruntung karena kode yang P'Arthit tanyakan adalah kode teman-temanku, sehingga aku pun bisa menyebutkan nama mereka. Tapi keberuntunganku rupanya sudah habis, karena saat ini aku benar-benar tidak tahu nama mahasiswi yang P'Arthit sebutkan kodenya barusan.

Aku benar-benar merasa bersalah saat ku lihat P'Arthit mengambil name tag mahasiswi tersebut dan merobeknya, sambil mengingatkan kami pentingnya memakai name tag. Saat ku lihat team hazer mulai meninggalkan aula, aku pun langsung menghampiri mahasiswi tersebut dan memberikan name tag ku sebagai permintaan maaf padanya.

"Kongpob! Apa yang kau lakukan?" sebuah suara disampingku bertanya dengan kesal.

Aku memalingkan wajahku dan sedikit mendongak, karena saat ini posisiku sedang jongkok. P'Arthit yang ku kira telah pergi, kini sedang berdiri di sampingku.

"Saya memberikan name tag saya padanya" jawabku.

"Untuk apa? Siapa yang menyuruhmu melakukan itu?" tanyanya lagi.

"Tidak ada yang menyuruh, saya melakukannya atas keinginan saya sendiri, karena saya tak ingat namanya. Saya yang bersalah, jadi saya yang harus bertanggungjawab karenanya" jawabku, menjelaskan perbuatanku.

"Kamu tahu kan kalau kamu memberikannya name tag milikmu, kamu tak akan mendapat gantinya. Satu hal lagi, jika kamu tidak memakai name tag, itu berarti kamu telah menyalahi aturan" ucapnya panjang lebar.

Aku yang saat ini telah berdiri dihadapannya, dapat melihat rasa sedih yang sama seperti kemarin di matanya. Apa dia sebenarnya perduli padaku? pikirku.

"Iya" jawabku, sambil terus menatapnya, mencari jawaban atas pertanyaanku.

"Baguslah kalau kamu mengerti" ucapnya, dan berlalu pergi.

Aku senang karena mengetahui kalau dia memang perduli padaku, dan aku pun tambah yakin akan hal itu saat ku temukan name tag baru di lokerku. Aku pun membulatkan tekadku bahwa kali ini,bagaimanapun caranya, aku harus menemukan jawaban atas semua pertanyaanku.




Apaan Sih?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang