Sambil mencoba menahan amarahku, kulangkahkan kaki menuju meja di ujung kantin. Begitu sampai disana, aku pun langsung naik ke atasnya.
"Aku suka laki-laki... Aku suka laki-laki... Aku suka laki-laki..." teriakku dengan kencang.
Hampir semua orang yang ada di kantin bersorak dan menertawaiku, tapi aku tak memperdulikannya karena tugasku belum selesai. Aku pun turun dari meja dan mendatangi seorang lelaki yang duduk tak jauh dari meja tempat ku berdiri tadi.
"Apa kau mau jadi kekasihku?" tanyaku padanya, yang sontak menimbulkan sorakan lagi.
Sebenarnya aku merasa malu, tapi saat ku ingat wajah P'Arthit yang tadi mencemoohku, aku pun melangkahkan kakiku kembali, mendatangi laki-laki lain dan menanyakan hal yang sama. Setelah menanyai 10 laki-laki, aku pun menghampiri P'Arthit lagi.
"Sudah P'..." ucapku saat sudah berada di hadapannya.
"Umm... Good job. Ini notebook mu" katanya sambil berdiri di hadapanku.
Aku mendapat firasat buruk kalau dia hanya ingin mempermalukanku, saat ku lihat dia tersenyum waktu menyerahkan notebook ku. Dan benar saja, karena saat ku buka lembaran notebook ku satu persatu, aku tak menemukan tandatangannya disana.
"Tapi P' belum menandatanganinya" kataku, ingin memastikan kalau tebakanku salah.
"Kapan aku bilang akan menandatanganinya?" tanyanya, dan tanpa menunggu jawabanku, dia pun langsung duduk kembali bersama senior yang lain.
Aku hanya bisa terdiam karena tak mengerti apa untungnya bagi dia mempermalukanku seperti tadi, bukankah dia akan ikut malu kalau ku buka masa lalu kami? pikirku. Kalau acara hazing ini adalah ajang permainan baginya, maka dengan senang hati akan kuikuti permainan itu.
**
Mulai hari ini, aku dan mahasiswa baru lainnya diharuskan datang ke pertemuan dengan memakai t-shirt engineering yang tadi dibagikan oleh senior tingkat dua di kelas. Setelah kami semua masuk ke aula, team hazer seperti biasa mencari-cari alasan untuk menghukum kami.
Saat ku lihat P'Arthit berjalan ke arahku, aku tahu dia pasti akan mencari masalah denganku lagi. Benar saja dugaanku, karena setelah menyuruhku berdiri, dia menanyakan jumlah mahasiswa baru tahun ini, yang tentu saja tak ku ketahui karena aku tak pernah menghitungnya.
Aku kira dia sudah selesai, tapi ternyata tidak. Dia menekankan padaku kalau aku harus menjawab semua pertanyaan yang dia berikan, yang ku tanggapi dengan setengah hati. Waktu ku lihat dia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, aku tahu saat ini dia pasti menemukan cara lain untuk mempermalukanku.
"Kamu lihat gear ini?" tanyanya sambil mengacungkan lencana berbentuk gear di hadapanku.
"Saya melihatnya" jawabku.
"Gear ini mewakili kalian, kebanggaan setiap engineer. Ini bukan milik satu orang saja. Jika kalian tidak siap untuk menunjukkan padaku kalau kalian patut mendapatkan gear ini, silahkan pergi, dan aku tidak akan menganggap kalian sebagai juniorku lagi" katanya, sambil mengarahkan pandangan ke seluruh mahasiswa baru.
"Jadi... Kongpob, jika aku tidak memberikan gear ini, apa yang akan kamu lakukan?" tanyanya.
Aku sebenarnya malas berurusan dengannya, tapi kupikir dia sudah keterlaluan karena melibatkan seluruh temanku dalam permainan kami, sehingga aku pun mencari cara untuk membalas perlakuannya kemarin.
"Saya hanya akan mengambilnya" jawabku saat melihat dia berbalik dan akan pergi.
"Apa katamu?" tanyanya, sambil membalikkan badan lagi.
"Jika P' tidak memberikan gear itu, saya akan mengambilnya" jawabku dengan lebih jelas.
"Kamu pikir bisa mengambil begitu saja dariku?" tanyanya tak percaya.
"Iya" jawabku dengan singkat.
"Bagaimana cara kamu mengambilnya?" tanyanya dengan kesal.
"Saya akan menjadikan P' sebagai istri saya" jawabku dengan tenang.
Aku lihat wajahnya mulai memerah karena menahan amarah, dan aku pun tersenyum puas dalam hati. Dia boleh menganggap kejadian malam itu tak ada artinya, tapi aku tidak, sehingga aku ingin mengingatkannya kalau dia pernah mendesah di bawahku.
"Orang bilang bahwa apapun milik kekasihmu adalah milikmu juga. Jadi jika saya menjadikan P' sebagai istri, gear milik P' otomatis menjadi milik saya" tambahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apaan Sih?!
Romanceku belai lembut pipinya yang putih yang merona merah karena risih dengan ketusnya dia bertanya "Apaan sih?!" aku pun mengecup bibirnya penuh kasih "Aku Mencintaimu" jawabku dengan lirih #Homopobic silahkan menjauh#