Arthit semalaman tak bisa tidur, dia memikirkan perkataan orangtua dan pamannya. Sebenarnya dia tak ingin percaya kalau dia hamil, tapi dia yakin kalau mereka tak mungkin berbohong padanya, jadi yang ia bisa hanya menerima kenyataan yang ada.
Seperti malam kemarin, setelah makan malam, mereka semua berkumpul di ruang tengah.
"Bagaimana perasaanmu sekarang, nak?" ibunya memulai pembicaraan.
"Ai'Oon baik-baik saja Mae" jawabnya sambil tersenyum.
"Mae dan Po minta maaf karena sudah merahasiakan tentang kondisimu yang berbeda dengan pria lain, tapi waktu itu kami pikir itulah yang terbaik" ucap ibunya merasa bersalah.
"Ai'Oon mengerti Mae" ucapnya sambil memegang tangan ibunya.
"Jadi, siapa ayah dari bayimu nak?" kali ini ayahnya yang bertanya.
"Ai'Oon tidak tahu, Po" jawabnya sambil menundukkan kepala.
"Kamu melakukan one night stand dengan orang asing?" pamannya bertanya.
Arthit tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepala. Arthit sebenarnya tidak ingin berbohong, apalagi pada orangtuanya. Tapi kali ini Arthit harus melakukannya, karena dia tidak ingin melibatkan Ko.
flashback
Malam ini Arthit berulang tahun, dan ia ingin merayakannya hanya dengan teman-teman dekatnya saja, Bright, Prem, Knot dan Toota. Arthit berencana mentraktir mereka di cafe yang baru dibuka. Selain merayakan ulang tahunnya, mereka bisa sekalian melepas penat seusai ujian tengah semester dengan menikmati live band disana.
Arthit mengenal mereka saat sama-sama menjadi anak baru, dan tak lama setelah acara hazing selesai, mereka pun makin dekat. Sejak awal Arthit sudah memberitahu mereka kalau dia gay, dan Arthit bersyukur mereka tetap menerimanya dengan tangan terbuka, khususnya Toota, karena ternyata dia juga sama sepertinya.
Setelah selesai makan, Arthit teringat dengan Ko dan berkeinginan mentraktir Ko juga. Arthit pun memutuskan mengirim pesan padanya
A : Apa kau punya rencana esok hari?
K : Tidak.
A : Bisakah kita bertemu?
K : Dimana?
A : Besok ku hubungi lagi.
Saat Arthit berpikir dimana tempat yang enak untuk bertemu Ko, dia diganggu oleh Toota yang terus-terusan menepuk tangannya dengansemangat.
"Apaan sih Ai'Toot?" tanyanya kesal .
"Ai'Arthit, coba lihat cowo itu, ganteng banget!" jawabnya berbisik sambil menunjuk ke arah belakang Arthit.
Arthit penasaran seganteng apa laki-laki itu, sehingga dia pun menolehkan kepalanya. Arthit benar-benar terkejut karena ternyata itu Ko, dan dia tidak sendiri, tapi bersama dengan seorang wanita. Arthit pun menolehkan kepalanya kembali, karena entah mengapa melihat bagaimana dekatnya Ko dengan wanita itu membuat hatinya sakit.
Arthit memang tertarik pada Ko, tapi Arthit tidak yakin telah jatuh cinta padanya, karena bagaimanapun juga Arthit tidak tahu apa-apa tentang Ko. Arthit bertekad untuk membuktikan perasaannya besok, dengan satu-satunya cara yang ia tahu, yaitu skinship.
A : Apakah kau tahu satu tempat supaya kita bisa bicara secara private?
Itu pesan yang dikirimnya tadi, karena dia pasti merasa malu jika melaksanakan rencananya di tempat umum. Arthit tahu Ko pasti bingung dengan pertanyaannya, makanya dia mencoba mencari alasan
A : Ada hal penting yang ingin ku bicarakan denganmu.
K : Kau bisa datang ke tempatku kalau kau mau, kebetulan aku tinggal sendiri.
Arthit berulang kali membaca balasan dari Ko, dan ia bingung harus menjawab apa.
A : Baiklah nanti malam aku kesana, tolong kirimkan alamatnya.
Sebenarnya Arthit enggan untuk bertemu Ko di tempatnya, karena itu berarti dia melanggar permintaannya sendiri untuk tidak menyinggung hal-hal yang bersifat pribadi, tapi dia tak tahu tempat mana lagi yang cocok untuk melaksanakan rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apaan Sih?!
Romanceku belai lembut pipinya yang putih yang merona merah karena risih dengan ketusnya dia bertanya "Apaan sih?!" aku pun mengecup bibirnya penuh kasih "Aku Mencintaimu" jawabku dengan lirih #Homopobic silahkan menjauh#