*Kongpob

4K 364 8
                                    

Terimakasih buat semua yang sudah follow, yang sudah baca cerita ini, yang sudah vote, dan yang sudah memasukkan cerita ini ke reading list

**

Kongpob cemas karena sudah terlalu lama Art tidak menghubunginya, karena itu dia nekat untuk menghubungi Art lebih dulu, tapi ternyata no Art sudah tak aktif. Kongpob coba menunggu Art di cafe tempat pertama kali dia bertemu, tapi tak sekalipun Art datang. Kongpob juga mendatangi tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi, tapi tetap saja hasilnya nihil.

Kongpob tak bisa membohongi hatinya lagi bahwa dia tertarik dengan Art lebih dari teman, mungkin itulah sebabnya malam itu saat Art menciumnya, dia menginginkan lebih dari itu. Kongpob kecewa pada dirinya sendiri karena saat itu dia bersikap indifferent pada Art, hanya karena dia tak bisa menerima kenyataan kalau dia tertarik dengan pria.

flashback

Malam ini P'Pin, kakak perempuanku yang kedua, mengajakku ke salah satu cafe yang baru dibuka, karena dia dengar tempatnya nyaman dan ada live band pula. Aku langsung setuju, karena semenjak P'Pin bekerja, kami memang jarang pergi berdua.

Saat kami selesai makan, aku menerima pesan singkat dari Art.

A : Apa kau punya recana esok hari?

K : Tidak.

A : Bisakah kita bertemu?

K : Dimana?

A : Besok ku hubungi lagi.

Tanpa sadar sebuah senyum terukir di bibirku karena merasa senang bisa bertemu dengan Art lagi.

"Siapa yang mengirim pesan Kong, pacarmu?" tanya P'Pin dengan wajah penasaran.

"Bukan P', tapi temanku" jawabku, masih dengan tersenyum.

"Lalu kenapa kamu tersenyum seperti itu?" tanya P'Pin lagi.

"Seperti apa P'?" aku bingung dan balik bertanya.

"Seperti orang yang sedang jatuh cinta" jawab P'Pin.

"Aku hanya tertarik padanya sebagai teman P', tak lebih dari itu" jawabku.

"Apa kau yakin?" tanya P'Pin lagi.

Aku hanya diam dan memilih menghabiskan minuman di depanku, karena aku mulai tak yakin bahwa aku tertarik dengan Art hanya sebagai teman saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanya diam dan memilih menghabiskan minuman di depanku, karena aku mulai tak yakin bahwa aku tertarik dengan Art hanya sebagai teman saja. P'Pin pun hanya tertawa dan tak bertanya lebih jauh, sepertinya dia tahu kalau aku masih bingung dengan perasaanku sendiri.

Keesokan harinya Art mengirim pesan lagi

A : Apakah kau tahu satu tempat supaya kita bisa bicara secara private?

Aku bingung dengan isi pesan Art, tapi belum sempat ku membalas untuk bertanya apa maksudnya, Art mengirimi pesan lain

A : Ada hal penting yang ingin ku bicarakan denganmu.  

Aku makin bingung tapi juga penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan oleh Art, tapi aku bisa tahu nanti saat kami bertemu, saat ini yang terpenting memikirkan tempat yang enak untuk kami bicara. Tiba-tiba aku teringat kalau Pick tinggal sendiri, tanpa pikir panjang aku pun menemui Pick dan meminta tolong untuk meminjam kamarnya.

Aku tahu dari raut wajah Pick saat ini bahwa dia ingin bertanya alasanku, tapi dia juga pasti tahu dari raut wajahku bahwa aku belum bisa bercerita. Pick Akhirnya setuju meminjamkan kamarnya sampai besok, dan tanpa membuang waktu lagi, aku pun membalas pesan dari Art

K : Kau bisa datang ke tempatku kalau kau mau, kebetulan aku tinggal sendiri.

A : Baiklah nanti malam aku kesana, tolong kirimkan alamatnya.

Aku pun mengirimkan alamat Pick pada Art, dan sambil menunggunya datang aku membereskan kamar pick yang sedikit berantakan. Aku memang salah telah berbohong pada Art, tapi ku pikir akan menjelaskannya nanti saja saat kami bertemu. 

Apaan Sih?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang