*Arthit

4.1K 365 4
                                    

Sudah seminggu Arthit ada di Pattaya. Libur akhir semester kali ini Arthit memutuskan untuk mengunjungi pamannya disini. Selain ingin menenangkan diri, Arthit juga ingin berkonsultasi dengan pamannya yang berprofesi sebagai dokter tentang kondisi badannya yang sering lelah akhir-akhir ini.

Beberapa hari lalu pamannya melakukan beberapa test padanya, dan hasilnya akan diberitahu saat orangtuanya datang hari ini. Menjelang sore orangtuanya akhirnya datang, setelah membiarkan mereka beristirahat dan makan malam, akhirnya mereka berkumpul di ruang tengah rumah pamannya.

"Kamu tidak punya penyakit apa pun, rasa lelah yang kamu rasakan itu karena kamu sedang mengandung. Walaupun kamu laki-laki, tapi kamu juga punya rahim, makanya kamu bisa hamil" pamannya menjelaskan dengan perlahan.

"Paman bercanda kan?" tanya Arthit tak percaya.

"Pamanmu bicara yang sebenarnya, lagipula kami sudah lama tahu kalau kamu punya rahim, nak!" kali ini ayahnya yang bicara.

"Kamu ingat kan dulu kamu pernah merasakan sakit yang luar biasa di perut kamu hingga harus di rawat di Rumah Sakit? Saat itulah kami tahu kalau kamu punya rahim Ai'Oon" ibunya menimpali.

"Kenapa tak ada yang bilang?" tanya Arthit pelan.

"Dulu perut kamu sakit itu akibat dari stress, jadi kami tak mau menambah beban pikiranmu dengan mengatakan kamu punya rahim" pamannya kembali berbicara.

"Kami tahu mungkin kenyataan ini terasa berat kamu terima, jadi sekarang istirahat lah dulu, besok kita bicara lagi" ucap ibunya lembut.

Sebenarnya masih banyak yang Arthit ingin tanyakan kepada orangtua dan pamannya, tapi Arthit tahu saat ini bukan saat yang tepat. Apapun jawaban mereka, saat ini otaknya belum mampu menampung semuanya.

Setelah berpamitan kepada orangtua dan pamannya, Arthit langsung masuk ke kamar. Saat membaringkan tubuhnya di kasur, tanpa sadar tangan Arthit mengusap perutnya. Arthit mencoba memejamkan mata, dan entah mengapa kenangan dengan Ko kembali menyeruak.

 Arthit mencoba memejamkan mata, dan entah mengapa kenangan dengan Ko kembali menyeruak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

flashback

Arthit tahu kalau Ko sebenarnya orang baik, makanya saat Ko meminta maaf dengan tulus, Arthit tak ragu untuk memaafkannya. Namun lain halnya saat Ko memintanya menjadi teman, dia pun dengan ketus menolaknya, tapi saat melihat puppy eyes Ko yang memohon padanya, hati Arthit luluh dan akhirnya bersedia menjadi temannya.

Sebenarnya Arthit masih ragu untuk berteman dengan Ko, Arthit takut niat Ko berteman dengannya hanyalah tantangan lain buat Ko. Karena itu saat Ko meminta no nya, Arthit membuat perjanjian dengan Ko kalau dia tak boleh menghubungi Arthit lebih dulu.

Arthit bukannya tak ingin langsung menghubungi Ko, tapi kesibukannya pindah ke asrama dan acara hazing di kampusnya membuat Arthit lupa. Saat acara hazing selesai, barulah Arthit ingat kalau dia belum pernah menghubungi Ko.

Arthit senang Ko menepati janjinya, tapi juga hal itu membuatnya merasa bersalah, karena ternyata Ko benar-benar tulus ingin berteman dengannya. Untuk mengurangi rasa bersalahnya, akhirnya Arthit menghubungi Ko dan mengajaknya hangout bareng.

Apaan Sih?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang