*Arthit

3.8K 317 28
                                    

Semua gambar penulis dapatkan dari internet. Apabila ada yang keberatan, silahkan meninggalkan pesan. 

WARNING!!! EXPLICIT CONTENT    


Sudah enam bulan Arthit berkuliah seperti biasa, dan selama itu pula dia berpisah dengan Arun. Arthit sedih karena hanya tahu perkembangan Arun dari percakapan di telepon dengan ibunya, dan dari video-video yang dikirimkan padanya. 

Arthit sebenarnya bisa menemui Arun kapan pun, karena dua bulan yang lalu Arun sudah dibawa ibunya untuk tinggal di Bangkok. Tapi penunjukkan dirinya sebagai head hazer selanjutnya oleh P'tum, membuat dia benar-benar sibuk, sehingga sampai saat ini dia belum sempat untuk menemui putranya itu. 

"Ngapain sih lo senyum-senyum dari tadi?" tanya Bright yang sepertinya telah memperhatikan Arthit dari tadi.

"Mau tau aja lo" jawab Arthit kesal, karena merasa kesenangannya melihat galeri foto Arun terganggu.

"Lo udah punya cowo kan?" tuduh Bright.

Sebenarnya Arthit ingin tertawa melihat keseriusan di wajah Bright sampai timbul keinginan untuk menjahilinya, sehingga Arthit pun menahan tawanya dan menanggapi pertanyaan Bright.

"Kalo iya, kenapa emangnya?" Arthit balik bertanya.

"Kenalin lah ma kita-kita, supaya kita bisa bantu lo buat nilai dia cowo baek apa bukan!" ucap Bright yang membuat Arthit sedikit terharu, karena ternyata di balik sikap indifferent nya, Bright perduli padanya sama seperti yang lain.

"Ngenalin sih belom bisa, tapi kalo cuma lihat fotonya sih boleh!" ujar Arthit.

"Coba mana fotonya?" Bright mengulurkan tangannya, meminta handphone yang Arthit pegang. 

Arthit ragu untuk memberikan handphone nya pada Bright. Arthit takut Bright iseng membuka file fotonya yang lain, dan melihat foto Arthit saat baru melahirkan Arun, Arthit belum siap untuk menceritakan semuanya.

"Ga usah ma lo, ma gue aja" ucapnya sambil menepis tangan Bright. Arthit tahu dari tatapan Bright bahwa dia merasa aneh dengan tingkahnya, tapi Arthit tak memperdulikannya.

"Nih liat, lucu kan?!" Arthit mengulurkan satu tangannya ke hadapan Bright, sedang tangan yang lain meng slide foto-foto Arun, jadi posisinya sekarang seperti sedang memeluk Bright

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih liat, lucu kan?!" Arthit mengulurkan satu tangannya ke hadapan Bright, sedang tangan yang lain meng slide foto-foto Arun, jadi posisinya sekarang seperti sedang memeluk Bright.

"Siapa Nih? Adek lo? Lucu Banget!" komentar Bright saat melihat foto-foto Arun.

Arthit hanya diam, tak menanggapi. Bright sepertinya merasakan keengganan Arthit untuk bercerita, terlihat dari sikapnya yang ikut terdiam dan tak berkomentar apa pun lagi.

flashback

Arthit hanya bisa terus mendesah saat merasakan ciuman Ko di wajah, leher, dan pundaknya. Kakinya seakan tak bertenaga saat Ko mencium bibirnya lagi, sehingga dia sedikit terhuyung-huyung mengikuti langkah Ko. Saat Ko melepas ciumannya, Arthit merasa dirinya didorong dan akhirnya jatuh di atas sesuatu yang lembut, yang ternyata adalah tempat tidur.

Arthit masih berusaha mengatur napasnya saat dia merasakan Ko menjilat, menghisap, dan menggigit putingnya satu persatu. Arthit merasakan kemaluannya semakin menegang dan terasa sakit, sehingga tanpa sadar dia pun mencengkram rambut Ko erat-erat.

Arthit begitu kagum melihat betapa sempurnanya tubuh Ko saat dia membuka pakaiannya, sehingga dia tak bisa menahan diri untuk tak menyentuh tubuh Ko. Arthit merasa kecewa saat Ko menghentikan tangannya, tapi hal itu tak berlangsung lama karena Arthit melihat Ko mulai membuka celananya, sehingga dia pun melakukan hal yang sama.

Arthit merasa kesadarannya hilang entah kemana saat mereka telah saling memuaskan walaupun hanya dengan tangan, makanya dia pun hanya bisa mengangguk saat Ko meminta izin untuk menyetubuhinya. Arthit benar-benar telah terhipnotis oleh pesona Ko, sehingga dia pun hanya menuruti semua yang Ko perintahkan.

"Ah!" teriaknya saat merasakan rasa sakit di lubang anusnya karena dimasuki sesuatu yang besar, yang ternyata adalah kepala kemaluan Ko. Sakitnya mulai berkurang saat Ko mengelus kemaluan Arthit dan memainkan putingnya.

"Masukkan saja langsung semuanya Ko" ucapnya. 

Arthit sudah terlanjur merasakan sakit untuk menghentikan Ko, makanya dia pikir lebih baik diteruskan. Tanpa sadar Arthit menggigit bibirnya menahan rasa sakit, saat dia merasakan kemaluan Ko sudah tertancap seluruhnya. 

Pikiran Arthit mulai teralihkan saat Ko mencium bibirnya, lalu turun lehernya, dan lalu ke dadanya, meninggalkan jejak di setiap tempat yang disinggahinya. Arthit hanya bisa terus mendesah saat Ko menambah intensitas gerakannya.

"Ah, Ko... disana... nikmat sekali... aku sudah tak tahan lagi..." ucap Arthit dengan terengah-engah, saat dia merasakan nikmat luar biasa.

"Kita keluarkan bersama, Art!" ujar Ko dengan nafas memburu, dan memegang kemaluan Arthit sambil terus menghantam titik ternikmatnya.

Tak lama kemudian Ko melepas pegangannya sehingga Arthit langsung mengeluarkan spermanya yang tertahan sejak tadi, Arthit pun merasakan kemaluan Ko berdenyut di lubangnya mengeluarkan muatannya disana.

Apaan Sih?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang