Setelah mendengar cerita Kongpob aku jadi paham kenapa tadi saat makan siang, ibunya menyuruhku untuk memanggilnya Mae juga seperti Kongpob, sepertinya itulah cara beliau untuk menunjukkan padaku bahwa beliau telah merestui hubungan kami.
"Kenapa kamu tidak menceritakan tentang Arun kepada keluargamu?" tanyaku penasaran.
"Karena aku ingin mereka menerima P' karena menyukai kepribadianmu, bukan karena P' bisa mengandung ataupun karena sudah ada Arun diantara kita" jawab Kongpob, yang membuatku kehilangan kata-kata karena terharu.
Beberapa saat kemudian, aku yang memang tak merasa lelah, mengajak Kongpob untuk turun lagi. Tadinya aku berharap bisa bermain dengan Wan atau mengobrol dengan Mae dan P'Jane lagi, tapi ternyata mereka semua sedang tidur siang, sehingga akhirnya aku pun meminta Kongpob mengantarku ke cafe tempat pertama kami bertemu.
Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai disana, dan Kongpob langsung mengajakku duduk di tengah ruangan begitu kami masuk. Aku tentu saja menolak karena aku melihat ada beberapa meja di dekat jendela yang kosong, tapi Kongpob tetap memaksa, sehingga akhirnya aku pun menuruti keinginannya karena tak ingin membuat keributan.
Aku benar-benar kaget saat melihat pelayan yang menghampiri meja kami ternyata adalah N'Aim, apalagi N'Aim datang sambil membawa pinkmilk dan ice coffee, padahal kami belum memesan sama sekali. Aku jadi bingung saat N'Aim langsung pergi setelah memberi wai padaku, lalu bergabung dengan dua temannya di meja di sudut ruangan yang tak jauh dari mejaku
Awalnya aku tak mengerti saat ku lihat mereka bertiga melambaikan tangan mereka padaku, tapi kemudian aku sadar bahwa meja ini adalah tempat aku duduk saat aku pertama kali bertemu dengan Kongpob. Aku pun langsung meminta penjelasan padanya, dan Kongpob pun mengatakan bahwa dia memang sengaja ingin mereka ulang pertemuan kami.
Aku masih belum puas dengan penjelasannya, lagipula aku merasa heran bagaimana bisa ada pink milk disini, karena seingatku dulu tidak ada pink milk di daftar minuman. Aku pun mendesak Kongpob untuk menceritakan yang sebenarnya, dan akhirnya Kongpob pun mengaku kalau sebenarnya cafe ini adalah miliknya.
Kongpob bercerita bahwa dulu setelah dia sadar bahwa aku menghilang, dia berharap bahwa suatu saat aku akan kembali kesini, sehingga membuat dia meminta tolong pada owner yang lama untuk mengabari dia saat melihat seseorang yang sesuai dengan ciri-ciri yang dia kasih. Tapi ternyata Kongpob malah tak sengaja mengetahui bahwa sang owner berniat menjual cafe ini, sehingga tanpa pikir panjang dia pun langsung membelinya.
Aku hanya mampu menundukkan kepalaku, merasa bersalah karena saat itu aku hanya memikirkan perasaanku dan menghilang begitu saja, sehingga membuat Kongpob berbuat sejauh ini untukku. Kongpob sepertinya tahu apa yang ku pikirkan, karena dia meyakinkanku kalau dia punya alasan lain untuk membeli cafe ini, yaitu ingin membantu temannya yang bernama Pick.
"Ehm... Kong, aku ingin berkenalan dengan teman-temanmu" pintaku, membuat Kongpob menatapku curiga, tapi kemudian memanggil mereka bertiga untuk bergabung bersama kami.
Mereka akhirnya duduk semeja bersama kami,dan saat itulah aku tahu bahwa nama temannya yang satu lagi adalah Ohm. Aku tahu kalau mereka, khususnya N'Aim, merasa sangat awkward duduk semeja denganku, sehingga aku pun berusaha membuat mereka nyaman dengan membuka obrolan terlebih dahulu.
Awalnya mereka masih terlihat enggan untuk berbicara, tapi dengan bantuan Kongpob, akhirnya mereka mulai merasa nyaman mengobrol denganku. Kami membicarakan banyak hal, khususnya bagaimana Kongpob sebelum bertemu denganku dan setelah aku menghilang.
Salah satu hal yang aku tahu dari cerita mereka adalah kalau setelah membeli cafe ini, Kongpob sengaja menambahkan pink milk di daftar minuman, karena dia ingat bahwa aku selalu memesan minuman itu setiap kali kami makan bersama.
Saat hari beranjak sore, kami pun berpamitan pada mereka dan pulang kembali ke rumah. Aku langsung menggatikan P'Jane bermain bersama Wan begitu kami sampai, sedangkan Kongpob dibantu P'Sa, pegawai laki-laki yang membawakan koper kami tadi, mencuci mobilnya. P'Jane sendiri pergi ke dapur, membantu Mae dan P'Fah masak untuk makan malam nanti.
Kongpob pergi mandi setelah mencuci mobil, dan beberapa saat kemudian dia menggantikanku untuk bermain bersama Wan, memberiku kesempatan untuk mandi juga. Setelah selesai mandi, aku kembali bergabung bersama mereka, dan ku lihat mereka sedang memakan snack yang tadi dibawakan oleh P'Fah untuk mereka katanya.
Waktu makan malam sudah tiba, dan kami semua sekarang berkumpul di meja makan, menantikan kedatangan ayahnya Kongpob. Mae dan P'Jane langsung menyambut kedatangan ayahnya Kongpob, P'Pin dan suami P'Jane, P'Tom, di luar begitu mereka tiba.
Sepertinya Mae sudah memberitahu mereka tentangku, karena ayahnya bersikap biasa saja saat melihatku, sedangkan P'Pin dan P'Tom tersenyum hangat padaku. Kami pun mulai makan, dan aku hanya menjadi pendengar yang baik saat mereka sesekali bercerita tentang kegiatan mereka hari ini. Setelah selesai makan, Kongpob diminta ayahnya untuk berbicara berdua dengannya, sedangkan Keluarga P'Jane dan P'Pin berpamitan untuk pulang.
"Seperti yang Mae katakan pada Kong, Mae akan membantu Kong untuk meyakinkan Po agar menerima hubungan kalian, jadi kamu tak usah merasa cemas dan tunggulah dengan sabar di kamar" kata Mae sambil menggenggam tanganku.
"Terima kasih sebelumnya, Mae" kataku.
"Tidak usah sungkan, bukahkah kamu anak Mae juga?" ujar Mae sambil tersenyum, lalu melepaskan genggaman tangannya.
Mae kemudian pergi meninggalkanku, membuatku mau tak mau menuruti pesan Mae, menunggu Kongpob kembali di kamar dengan sabar. Aku tadinya berniat untuk hanya merebahkan diri di kasur sambil membaca komik yang aku sengaja bawa dari dorm ku, tapi ternyata rasa lelah langsung menyapaku dan membuat mataku langsung menutup dengan sempurna begitu bertemu dengan bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apaan Sih?!
Romanceku belai lembut pipinya yang putih yang merona merah karena risih dengan ketusnya dia bertanya "Apaan sih?!" aku pun mengecup bibirnya penuh kasih "Aku Mencintaimu" jawabku dengan lirih #Homopobic silahkan menjauh#