*Arthit

3.5K 321 21
                                    

Hari ini adalah hari pertama hazing mahasiswa baru, dan sejujurnya aku masih belum yakin kalau aku bisa melaksanakan tugasku sebagai head hazer dengan baik. Aku pernah meminta pada P'Tum untuk menunjuk orang lain saja, tapi P'Tum hanya berkata bahwa ini hukuman untukku yang sempat menghilang tanpa kabar.

Aku dengar suara nyanyian perkenalan dari dalam aula, dan inilah cue bagi kami untuk masuk kesana. Aku menghela napas panjang sambil mengumpulkan kepercayaan diriku, lalu aku pun menganggukkan kepala ke salah satu anggota team ku, sebagai tanda padanya untuk membuka pintu. Begitu pintu terbuka, nyanyian yang tadi ku dengar pun langsung terhenti. 

Ku langkahkan kakiku menuju panggung yang ada di aula ini, dan berdiri paling depan. Aku lihat beberapa mereka menatapku dengan rasa ingin tahu, tapi tak sedikit juga yang menundukkan kepala mereka, sepertinya mereka terintimidasi oleh tatapanku. 

Setelah aku memperkenalkan diri dan menyebut tanggungjawabku, Knot memberi selamat kepada mereka karena telah berhasil masuk ke fakultas engineering.

"Akan tetapi, kalian bukan juniorku sampai kalian mempunyai ini" ucapku sambil mengeluarkan gear dari saku jas ku, lalu aku pun menjelaskan arti gear tersebut yang merupakan simbol fakultas engineering

"Tapi sebelum kalian menerima ini, kalian harus belajar arti kata SOTUS" ujarku menambahkan. 

Kemudian, aku dan Prem memberitahu apa yang harus mereka lakukan sebagai mahasiswa baru.

"Sekarang, apa kalian ingin mengenal kami?" tanyaku.

"Apakah kalian ingin mengenal senior kalian?" bentakku, saat mendengar mereka menjawab dengan suara pelan.

"Iya" jawab mereka, kali ini dengan suara lebih keras 

"Aku mengizinkan kalian untuk mengenal senior dengan meminta 1000 tanda tangan mereka dalam waktu satu minggu" ucapku, memberitahu tugas pertama mereka.

"Apa kalian punya masalah?" tanyaku saat ku lihat mereka saling berbisik satu dengan lainnya.

"Ah, salahku yang lupa mengajari kalian tatakrama. Sebelum kalian berbicara sesuatu padaku, kalian harus berdiri, beritahu nama dan kode kalian"  tambahku.

Kulihat seseorang mengacungkan tangan, saat dia berdiri aku sempat terkejut karena ternyata itu Ko. Aku bukan terkejut karena bertemu dengannya, karena semenjak kembali ke Bangkok, aku sudah mempersiapkan diri jika seandainya aku bertemu dengannya lagi. Yang membuatku terkejut, Ko ternyata salah satu mahasiswa baru, yang berarti dia dua tahun di bawahku. 

Aku kini merasa telah mengambil keputusan yang tepat untuk tidak melibatkan Ko saat mengetahui aku hamil, karena aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksinya jika saat itu aku memberitahu Ko tentang kehamilanku.

Aku kini merasa telah mengambil keputusan yang tepat untuk tidak melibatkan Ko saat mengetahui aku hamil, karena aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksinya jika saat itu aku memberitahu Ko tentang kehamilanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kongpob, kode 0062 meminta izin. Seminggu terlalu singkat, kami mungkin tidak dapat melakukannya" ucapnya dengan tenang.

"Apa kamu sudah mencobanya?" tanyaku dengan kesal.

Aku bukan kesal karena ternyata nama asli Ko adalah Kongpob, tapi aku kesal karena memikirkan kemungkinan bahwa seandainya pun dia percaya aku hamil, dia tak akan bisa bertanggung jawab dan malah memintaku untuk menggugurkan kandungan, karena kehadiran seorang anak tentunya akan merusak masa depannya yang masih panjang.

"Jika kalian tidak bisa melakukan tugas sekecil ini, lalu apa yang kalian bisa lakukan di masa depan?"  tanyaku dengan datar. Aku sadar kalau tadi aku terbawa perasaan, padahal disini bukan hanya ada kami berdua.

"Bagaimana jika saya minta waktu sebulan?" dia balik bertanya.

"Tidak bisa!" jawabku dengan tegas.

"Jika P' adalah saya, apa P' bisa melakukannya tepat waktu?" tanyanya lagi.

"Kamu tidak diizinkan untuk bertanya seperti itu. Perkataanku adalah perintah, kamu mengerti?" tanyaku.

"Aku bertanya apa kalian mengerti?" tanyaku pada mereka semua.

"Mengerti..." jawab mereka.

Setelah mendengar jawaban mereka, seluruh anggota team hazer pun meninggalkan aula. Anggota yang lain pergi dari sana karena tugasnya hari ini memang telah selesai, sedangkan aku punya alasan lain selain itu. Aku takut kalau aku lebih lama disana, aku tak bisa mengendalikan diri, karena jauh di lubuk hatiku aku merasa dia berhak tahu tentang Arun.

Apaan Sih?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang