"Cuman gara-gara kecoa?!"
Sekalipun Donghae ada di belakangku, aku bisa mendengarnya mendengus kemudian menjawab, "Kecoa-nya ada banyak Hyuk, ya jelas lah aku kaget."
"Tapi kan kamu nggak perlu ngejerit dan bikin kita semua jadi panik!" seruku, sementara Dara yang berjalan di depanku terdengar jelas sedang menahan tawanya.
"Well, liat sisi baiknya, kita semua jadi ketemu, kan?"
Dasar Donghae ubur-ubur, dia jago banget mengelak semua ucapanku.
"Donghae ada benarnya juga sih." akhirnya Dara menimpali.
Aku mengerlingkan mataku kemudian menghela napasku pelan. Saat ini kami tengah berjalan menaiki tangga setelah sebelumnya aku dan Dara buru-buru menyusul Donghae yang menjerit dan nyaris membuat jantungku copot saking kagetnya. Awalnya, aku kira Donghae ketemu dengan hantu atau apalah itu, tapi demi kerang ajaib, aku kesal setengah mati saat tahu bahwa dia menjerit hanya gara-gara menemui sepasukan kecoa di ruang bawah tanah.
Maksudku, for god's sake, malu-maluin banget deh.
Tapi ya, aku sendiri nggak bisa menyangkal perkataan Donghae bahwa berkat jeritan cupunya itulah kami bertemu dan menemukan ruang bawah tanah yang aku yakin banget jadi tempat Yuri disekap selama beberapa hari ini. Hal itu diperkuat dengan ditemukannya sepasang heels milik Yuri diantara sepasukan kecoa itu.
Artinya, Yuri memang benar-benar ada disini, dan kami sudah semakin dekat dengannya.
Kami tiba di lantai atas. Aku berusaha untuk membiasakan penglihatanku lagi dengan cahaya yang remang-remang setelah sebelumnya cahaya senter dari ponselku di ruang bawah tanah terasa sangat terang. Tubuh si John Cena kawe super itu masih tergeletak nggak berdaya di lantai saat kami tiba, dan aku hampir saja menggampar kepala Donghae saat dia mengusulkan idenya untuk menyembunyikan tubuh si John Cena di ruang bawah tanah.
Gila aja, aku nggak mau mengambil resiko kena encok di usia dini.
"Jadi, katanya ayah ikut kesini. Kemana dia?" tanya Donghae, membuat aku dan Dara saling melempar tatap.
"Begitu kami datang, ayahmu masuk duluan kedalam rumah. Aku dan Hyukjae nyusul belakangan, dan begitu kami masuk, kami kehilangan jejak." jawab Dara, sementara Donghae menatapnya dengan serius.
"Aku tau rumah ini emang besar banget." kata Donghae. "Tapi ayah nggak mungkin nyasar disini."
"Apa mungkin Taehyung menangkapnya?" tanyaku.
Donghae menggeleng kuat-kuat, dan kayaknya aku salah bicara karena saat Donghae menyangkal ucapanku aku bisa melihat matanya yang terlihat ketakutan.
"Nggak, nggak mungkin. Ayah aku, sekalipun dia keras kepala dan agak brengsek begitu, dia orang yang kuat. Taehyung nggak mungkin berani macem-macem sama dia." jawabnya tegas.
"Oke," kata Dara, berusaha untuk mencairkan suasana yang sempat menegang diantara kami. "Jadi, kira-kira dia pergi kemana, ya?"
"Aku yakin dia pergi mencari Yuri sendirian." jawab Donghae cepat, sekalipun aku tahu hal itu terdengar agak ganjil.
"Dan barangkali dia kebingungan mencari arah." timpalku. "Tapi siapa tau, kan?"
"Kalau gitu kita berpencar aja. Kalian berdua cari Yuri, aku bakal pergi cari ayah kamu." sahut Dara, membuat Donghae membelalakkan matanya.
"No way, miss. You're going with me."
"Loh, kenapa?"
"Pertama, kita lagi ada di rumah seorang psikopat yang bahkan sampai sekarang aku nggak tahu apa maksudnya mengundang aku sendirian kerumahnya. Kedua, karena aku nggak mau ada apa-apa terjadi sama kamu. Ketiga, karena kamu memang seharusnya nggak ada disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Finale
FanfictionAku Kim Taehyung, dan akulah yang menyebabkan semua mimpi buruk kalian. Ya, kurasa nggak perlu basa-basi dan sembunyi lagi sekarang, pada akhirnya semua rahasia akan terbongkar. Dan karena aku orang yang baik, aku bakal dengan senang hati mengungkap...