Junhui lagi-lagi mengajakku makan malam. Sebetulnya aku agak trauma diajak makan malam olehnya karena setelah dua kali makan bersamanya, entah mengapa Kim Mingyu selalu saja ada disana. Memang saja mungkin itu adalah suatu kebetulan, tapi tetap saja.
Meski agak trauma, sebetulnya aku tidak keberatan diajak makan olehnya. Bersama Junhui aku bisa sedikit melupakan Kim Mingyu. Catat, hanya sedikit. Karena lagi-lagi aku selalu saja bertemu dengan Kim Mingyu, bahkan ketika aku sedang bersama Junhui.
"Wonwoo-ya, kau kosong malam ini?" Sapanya ketika jam istirahat.
Aku ingin sekali menjawab 'Ya', hanya saja hari ini aku sudah ada janji terlebih dahulu dengan satu-satunya sahabatku. Maka dari itu, aku dengan sopan menolak permintaannya. Junhui terlihat sedikit kecewa tapi tetap memasang senyum terbaiknya kepadaku. Ah, aku menyukai sisi positifnya yang satu ini.
- mxw -
Aku mempunyai sahabat bernama Lee Jihoon. Kami sudah saling mengenal sejak SMA, dan bahkan kami masuk satu perguruan tinggi yang sama, di jurusan yang sama pula. Banyak orang berkata sifat kami cukup mirip. Kami sama-sama bersifat introvert yang tidak memiliki banyak teman. Kami juga cenderung cuek, dan tidak terlalu peduli pada keadaan sekitar. Mungkin itulah yang membuat kami akrab satu sama lain.
Lee Jihoon adalah satu-satunya orang yang tahu apa alasanku memutuskan Kim Mingyu. Tidak seperti orang kebanyakan yang langsung membenciku begitu tahu akulah yang mencampakkan Kim Mingyu, Jihoon tetap berada di pihakku dan mendukungku. Tentu saja karena aku memberitahukannya alasan yang sebenarnya.
Malam ini, aku memiliki janji bertemu dengan Lee Jihoon di salah satu kafe sepulangku dari kantor yang membuatku harus menolak ajakan makan malam Junhui. Aku sudah tiga bulan tidak bertemu dengannya karena kesibukan masing-masing, sehingga pertemuanku hari ini dengannya menjadi sangat kunantikan. Banyak sekali yang ingin kuceritakan padanya, dan aku berani bertaruh, ia juga pasti memiliki banyak cerita yang ingin diceritakannya padaku, apalagi kudengar bahwa ia sudah memiliki pacar baru. Maka dari itu, pada pukul 6 ketika jam kerja selesai, aku langsung saja pergi menuju kafe yang telah kami janjikan.
Begitu aku sampai, ternyata Jihoon sudah menungguku di salah satu meja di sudut ruangan. Kami berdua memang tipe yang selalu tepat akan waktu, sehingga ketika kami berjanji untuk bertemu seperti ini, kami tidak pernah saling menunggu terlalu lama. Tanpa kusadari, mukaku mendadak sumringah melihat sosok mungil sahabatku itu. Langsung saja kuteriakkan namanya tanpa menghiraukan suasana sepi di sekitar kafe.
"YAK!! LEE JIHOON!!"
- mxw -
"Heol, Jeon Wonwoo. Apa-apaan kau berteriak seperti itu tadi? Memalukan sekali."
Jihoon mencibirku sembari memasukkan potongan daging steak yang dipesannya ke mulutnya. Sementara itu, aku sedari tadi cengar-cengir tidak jelas karena terlalu senang bertemu dengan Lee Jihoon sehingga melupakan spaghetti yang kupesan.
"Yak! Jangan seperti orang bodoh! Ayo makan pesananmu!"
Kata-kata Lee Jihoon seperti titah bagiku. Tanpa kusadari, kuikuti perintahnya dan menyuapkan gulungan spaghetti kedalam mulutku.
"Jihoon-nie, kau tahu tidak? Aku kangen sekali padamu." Ucapku setelah menelan makananku sambil menyeringai, dan membuat Jihoon bergidik karenanya.
"Heol, kau ini salah makan atau bagaimana?" Jihoon memandangku dengan tatapan jijik, yang membuatku tertawa karenanya.
"Ayo, ayo! Ceritakan padaku tentang pacar barumu!" Ucapku bersemangat. Lee Jihoon yang sedang menelan makanannya tiba-tiba tersedak. Aku langsung menyodorkannya minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Who Can't Break Up ✔
FanfictionKim Mingyu adalah mantan kekasihnya. Diputuskan sepihak oleh Jeon Wonwoo tanpa alasan. Dua tahun mereka berpisah, hingga akhirnya bertemu kembali. Ketika Kim Mingyu berusaha mendekat disaat Jeon Wonwoo berusaha menjauh, siapakah yang akan menang? ...
