Here is an epilogue
😊😊😊
.
.
."Ck! Kau terlalu bermain-main dengan rasa. Lihatlah, menu baru buatanmu bahkan sama sekali belum pernah ada yang memesan. Membuang-buang uang saja."
Kim Mingyu tertawa mendengar dengusan yang keluar dari mulut sahabatnya, Kwon Soonyoung.
"Wae? Merutku ramyun saus carbonara itu enak sekali. Rasanya seperti mencampurkan rasa oriental dan barat."
"Hentikanlah. Kegemaranmu tentang saus carbonara itu sudah melewati batas."
Kim Mingyu menyesap minuman jahe hangat yang dipesannya. Rasanya pedas dan menyegarkan tenggorokan.
"Mereka hanya belum pernah mencicipinya, Kwon. Aku yakin mereka pasti ketagihan."
"Yang ketagihan itu hanya kau dan Wonwoo saja! Aigoo, aku tidak habis pikir bagaimana caranya kau mencuci otak Jeon Wonwoo yang malang itu."
Mingyu tergelak. Lelaki berbadan tinggi itu juga tidak tahu, Jeon Wonwoo akan menyukai ide gilanya itu.
"Aku tidak mencuci otaknya. Wonwoo memang menyukai ramyun saus carbonara buatanku."
"Kalian pasangan aneh." Soonyoung mendecak dan dengan satu kali tegukan, ia lalu menghabiskan milkshake vanillanya yang tinggal seperempat gelas.
"Tapi kita memang harus mencoba hal baru, kalau tidak begini bisnis tidak akan berkembang."
"Lalu harus bagaimana?"
"Buat saja sampel. Biarkan orang-orang mencobanya secara gratis. Atau malah kita bisa membuka request besar-besaran secara online untuk masalah rasa?"
"Idemu tidak buruk, Mingyu-ya. Tapi biayanya?"
"Memang perlu ada yang di korbankan, Kwon."
"Kita hanya perlu berkorban sedikit."
"Tsk. Lihatlah, kau berbicara lagi masalah pengorbanan. Mau mengungkit lagi masa-masa lalumu yang pahit ketika mengejar Jeon Wonwoo, hm? Demi Tuhan, aku sudah bosan mendengarnya."
"Apanya yang pahit dengan Jeon Wonwoo??"
Seorang gadis bertubuh mungil tiba-tiba saja berjalan ke arah mereka. Dengan tas belanjaan besar ditangannya. Dibelakangnya seorang gadis jangkung bertubuh kurus ikut berjalan mengekorinya. Belanjaannya tidak sebanyak si mungil itu.
"Ck! Datang-datang sudah sewot seperti itu!" Mingyu menatap sinis gadis bertumbuh pendek di depannya. Tatapan sinisnya dibalas dengan tidak kalah sinis oleh Lee Jihoon.
"Aku selalu sewot kalau ini menyangkut masalah Jeon Wonwoo."
"Sudahlah Jihoon-nie, Mingyu-ya, jangan bertengkar terus. Kenapa kalian masih saja tidak akur sih?" Soonyoung berusaha melerai adu mulut antara kedua orang dengan tubuh yang paling besar dan tubuh yang paling kecil itu.
"Hahaha, kalian ini kenapa sih?"
Wonwoo tertawa dan kemudian mendudukkan dirinya di sofa samping Mingyu yang kosong. Ia lalu menaruh belanjaannya dibawah meja tempatnya duduk.
"Belanjaanmu sedikit sekali, Jeon. Tidak seperti seseorang." Ujar Mingyu sembari mendelik tajam kepada gadis bertubuh pendek yang tengah beranjak untuk duduk diseberangnya.
"Heol, setidaknya seleraku masih cukup baik untuk tidak memesan minuman jahe di dalam kafe seperti ini." Ucap Jihoon sembari melirik pada gelas jahe milik Kim Mingyu yang mengeluarkan aroma menyengat.
"Hentikan, Kim Mingyu." Ucap Wonwoo datar sambil menjitak dahinya.
"Aw! Ini sakit, Jeon." Mingyu mengaduh. Bibirnya kini sudah menekuk. Sementara Jihoon didepannya tertawa-tawa dengan senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Who Can't Break Up ✔
FanficKim Mingyu adalah mantan kekasihnya. Diputuskan sepihak oleh Jeon Wonwoo tanpa alasan. Dua tahun mereka berpisah, hingga akhirnya bertemu kembali. Ketika Kim Mingyu berusaha mendekat disaat Jeon Wonwoo berusaha menjauh, siapakah yang akan menang? ...