Pagi ini aku melangkahkan kaki dengan mantap menuju gedung bertingkat, mungkin sekitar tiga puluh lantai, yang akan menjadi kantor baruku. Satu minggu yang lalu, aku resmi dinyatakan di terima oleh salah satu perusahaan pembiayaan modal terbesar di Korea, JY Capital. Masih merupakan satu bagian dari JY Group, perusahaan multi company yang saat ini peringkatnya ada di urutan nomor dua di seluruh Korea. Meski aku tidak bekerja di perusahaan induk, tetap saja siapapun akan bangga jika anaknya bekerja dalam lingkup perusahaan JY Group.
Perusahaanku ini, baru didirikan oleh JY Group empat tahun lalu. Namun reputasinya terus merangkak naik dengan laba yang terus meningkat setiap tahunnya. Setidaknya itulah yang kubaca dari internet sebelum aku melamar kerja disini.
Tentu saja, para pelamar untuk posisiku ini tidak dapat dibilang sedikit. Ada sekitar empat ribu orang kalau tidak salah, dan hanya lima belas orang saja yang diterima. Waw. Menurutku ini menjadi suatu keajaiban, lolos seleksi di perusahaan ini, dengan otak-ku yang biasa-biasa saja.
Hari ini, aku dan lima belas orang lainnya akan mulai menjalani masa trainee. Tiga hari yang lalu, kami sudah di berikan pengarahan singkat. Dan lima belas orang dari kami terbagi kedalam enam tim. Tiap masing-masing tim ditempatkan di divisi yang berbeda. Aku sendiri berada di divisi perencanaan. Di kantorku yang dulu, aku juga berada di divisi perencanaan. Jadi kupikir pekerjaanku kali ini tidak akan jauh berbeda dengan dulu.
Bersama temanku yang baru saja kukenal tiga hari yang lalu, Boo Seungkwan, aku ditempatkan di lantai tujuh belas, dimana ruang kantor dari divisi perencanaan berada. Lagi-lagi aku baru mengetahuinya dari pengarahan singkat kami tiga hari yang lalu.
Ngomong-ngomong, aku langsung memberikan surat pengunduran diri seminggu yang lalu, tepat ketika aku dinyatakan diterima di JY Capital. Perusahaanku yang dulu hanya merupakan perusahaan kecil dengan upah seadanya. Cukup jauh kalau dibandingkan dengan jumlah yang akan kudapat di JY Capital ini. Mataku bahkan sampai membulat ketika melihat jumlah gaji yang ditawarkan ketika aku menandatangani kontrak tiga hari yang lalu. Benar-benar kekuatan JY Group tidak bisa diremehkan. Tentu saja mereka menjadi nomor dua di Korea.
Hari ini aku memakai setelan putih hitam yang baru saja kubeli seminggu yang lalu. Tentu saja sudah kucuci bersih dan kusetrika dengan baik. Rambutku yang hitam sebahu aku ikat ke atas untuk memberikan kesan rapi. Aku menenteng tas tangan berukuran sedang di bahu sebelah kananku. Sementara itu aku memakai sepatu pantofel hitam yang baru saja ku semir. Memang untuk para trainee, pakaian sudah ditentukan harus menggunakan baju putih dengan bawahan hitam untuk dua bulan kedepan. Tidak menjadi masalah buatku karena toh aku juga bukan wanita yang gemar akan fashion.
Aku memasuki lobi kantor dan menempelkan kartu pengenalku di mesin absen. Rasanya senang sekali punya kartu pengenal sendiri, apalagi dapat digunakan untuk alat absensi. Perusahaanku yang dulu tidak menggunakan mesin absensi. Apa yang bisa kau harapkan memangnya dari perusahaan dua lantai seperti itu?
Kantor masih cukup sepi ketika aku berjalan menuju lift. Tentu saja, ini masih pukul setengah sembilan, dan kantor mulai akan ramai kira-kira pukul sembilan. Namanya juga pegawai baru. Masih semangat-semangatnya, bukan?
Begitu langkahku tinggal beberapa meter lagi menuju lift, aku melihat sesosok wanita yang begitu familiar. Rambutnya pendek seleher dengan potongan bob. Dia mengecat blonde rambutnya. Boo Seungkwan. Perempuan akan menjadi temanku untuk beberapa tahun ke depan. Tentu saja karena kami ditempatkan di satu divisi.
"Lift nya belum turun juga ya?"
Aku menyapanya singkat. Seungkwan menoleh padaku dan aku langsung memberikan senyuman terbaikku padanya. Dia balas tersenyum kepadaku dan memperlihatkan wajah manisnya.
"Kau datang pagi juga Wonwoo-ya?"
"Tentu saja, kita ini pegawai baru, bukan?"
Seungkwan terkekeh mendengar ucapanku. Membuat pipi chubby nya terangkat sedikit. Aku sempat berkenalan dengan singkat padanya tiga hari yang lalu. Ku dengar ia berasal dari Pulau Jeju dan memilih untuk bekerja di Seoul. Yah, tentu saja aku juga akan memilih untuk pindah ke Seoul saja kalau jadi dia. Apalagi bekerja di salah satu anak perusahaan JY Group.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Who Can't Break Up ✔
FanfictionKim Mingyu adalah mantan kekasihnya. Diputuskan sepihak oleh Jeon Wonwoo tanpa alasan. Dua tahun mereka berpisah, hingga akhirnya bertemu kembali. Ketika Kim Mingyu berusaha mendekat disaat Jeon Wonwoo berusaha menjauh, siapakah yang akan menang? ...