Twenty Six | The Hopeless Couple

3.8K 623 80
                                        

Mingyu Pov.

Aku cukup kaget ketika Jeon Wonwoo menghubungiku lebih cepat dari apa yang kukira. Kaget, sekaligus senang. Rupanya tidak membutuhkan waktu lama bagi gadis itu untuk berpikir. Baguslah. Aku butuh jawaban dengan segera. Pernikahanku hanya tinggal beberapa hari lagi. Akan menjadi buruk kalau sampai Jeon Wonwoo terlambat memberikan jawabannya.

Sabtu ini ia mengajakku bertemu di kafe blok S pada pukul dua belas. Tapi ini sudah pukul satu lebih tiga puluh dan ia belum juga menampakkan batang hidungnya. Biasanya aku akan kesal jika dibuat menunggu hingga satu jam lamanya. Tapi ini adalah hari baikku. Aku sangat senang hingga tidak keberatan menunggu selama ini.

Sambil menyeruput jahe panasku yang tinggal sisa seteguk, aku memainkan ponselku dengan bosan. Aku bisa saja menelpon Wonwoo saat ini, tapi kuputuskan untuk tidak melakukan itu. Aku ingin percaya padanya dengan menunggunya seperti anak yang baik.

Akhirnya tak sampai lima menit berikutnya, Wonwoo yang kutunggu pun muncul melalui pintu kafe yang terbuat dari kaca tersebut. Kepalanya menoleh kesana kemari seperti mencari sesuatu sampai akhirnya pandangannya bertumpuk padaku yang sedari tadi duduk menunggunya ini. Aku melambaikan tanganku ke arahnya. Sepertinya wajahku kini sudah nampak berbinar-binar, persis seperti anak anjing yang mengibaskan ekornya ketika majikannya datang.

"Maaf aku terlambat." Ujar Wonwoo sembari duduk di kursi seberangku.

Aku melihat ada sesuatu yang aneh dari wajahnya. Entahlah ia seperti tidak semangat? Mukanya murung dan matanya terlihat bengkak.

"Ada apa denganmu, Jeon? Kau sakit?" Tanyaku sembari mengangkat tanganku menuju dahinya untuk mengecek suhu tubuhnya. Tidak ada yang panas.

"Aku tidak sakit, Kim. Turunkan tanganmu." Ucapnya dengan nada dingin yang jujur membuatku cukup kaget.

"Kau kenapa sih?"

Wonwoo hanya terdiam dengan tatapan mengarah kebawah. Ia seperti menatap nanar gelas jahe milikku yang sudah kosong.

Oh.

Jangan bilang ini pertanda buruk.

"Dengar Kim, kurasa kita harus berhenti sampai disini."

"Ap-?! Astaga Jeon Wonwoo, apa yang baru saja kau katakan?!"

Aku terkejut mendengar ucapannya. Ada apa dengan Jeon Wonwoo? Bukankah ia menghubungiku karena menerimaku?

"Kim, kubilang sudah saatnya kita harus berhenti."

"Yak! Apa maksudmu?!"

Aku mulai berteriak padanya. Tapi detik berikutnya suaraku mulai melemah dan terdengar putus asa.

"Astaga... Tolong jangan seperti ini, Jeon... Kumohon..."

Aku mencoba menatap matanya, mencari-cari suatu kebohongan di dalam sana. Tapi Jeon Wonwoo membuang mukanya dariku. Menatap ke arah lain seperti tidak peduli padaku.

"Aku mau bilang kalau aku tidak bisa menerimamu, Kim." Wonwoo berucap pelan, tapi cukup membangkitkan emosiku.

"APA MAKS-!"

Us, Who Can't Break Up ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang