Thirty Two | The Uncover Heart

4.1K 585 57
                                    

Mingyu Pov.

"Aku mencintaimu..."

Aku tercekat begitu mendengar Wonwoo mengatakan hal itu kepadaku. Tanganku yang terangkat mengusap pipinya perlahan-lahan turun. Entahlah, aku merasa begitu lemas karenanya. Aku lemas dan merasa tidak memiliki kekuatan.

Wonwoo tidak berbicara apa-apa lagi. Dan dia juga tidak sedang menungguku untuk membalas perkataannya. Wonwoo juga tidak kaget ketika aku berhenti mengelus pipinya.

Ya, dia hanya berkata apa yang ingin dikatakannya.

Kuletakkan mangkuk bubur yang kupegang diatas laci kecil samping kasur. Kuangkat kedua tanganku dan kugenggam salah satu tangannya. Wonwoo tidak menolak. Ia menerima semua perlakuanku kepadanya. Tidak lagi membantah seperti biasanya.

Cukup lama aku menggenggam tangannya. Aku tidak sanggup menatapnya lagi kali ini, sehingga aku hanya bisa menunduk menatap punggung tangannya. Dan entah kenapa hatiku terasa pilu. Aku ingin menangis dan kutahan mati-matian.

Aku tidak akan menangis.

Tidak sekarang.

Tidak di depan Jeon Wonwoo.

"Kau pasti lelah ya?"

Aku mendengar suaraku sendiri yang cukup lirih. Aku masih tertunduk sehingga aku tidak tahu bagaimana ekspresinya ketika aku bertanya hal itu.

Aku merasa bersalah kepada Wonwoo. Amat sangat bersalah. Aku membuatnya menderita selama ini. Aku bahkan merasa tidak berhak untuk meminta kata maaf darinya.

Dan untukku yang brengsek ini, Wonwoo berkata kalau ia mencintaiku.

Untukku, yang sudah membuat hancur hidupnya.

Kemudian apa yang selanjutnya terjadi benar-benar tidak terlintas dalam pikiranku. Kurasakan tangan Wonwoo yang bebas dari genggamanku membelai kepalaku dengan lembut. Aku terkejut.

Akhirnya aku paksakan untuk mengangkat wajahku agar dapat memandangnya. Gadis itu tidak menjawab pertanyaanku barusan dan hanya mengangguk kecil.

Tak sampai sepersekian detik, aku langsung menarik Wonwoo kedalam pelukanku. Aku memeluknya sangat erat seakan takut kehilangannya lagi. Wonwoo terdiam dalam pelukanku. Tapi aku dapat merasakan debaran jantung gadis itu yang terasa sangat keras.

"Maafkan aku..." Bisikku ke telinganya.

Wonwoo mengangguk sebagai balasan.

"Ayo kita selesaikan semuanya, ya? Kau lelah, dan aku juga sudah sangat lelah."

Wonwoo lagi-lagi mengangguk.

"Aku mencintaimu.. Bahkan melebihi dari apa yang kau bayangkan.."

Kurasakan perlahan-lahan Wonwoo membalas pelukanku. Tangan kecilnya itu melingkar dengan erat di pinggangku.

Ah,

Aku sudah tidak bisa menahannya lagi.

Kali ini aku benar-benar menangis.

Us, Who Can't Break Up ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang