Pada suatu hari, aku berpapasan dengan Wonwoo di kantor yang tengah berjalan dengan terburu-buru dengan tas tangan yang ia sampirkan pada bahunya. Jam masih menunjukkan pukul sebelas. Masih terlalu pagi untuk seorang pegawai kantor pulang ke rumah.
"Kau mau kemana?"
"Aku ada perlu, Tuan Kim."
Wonwoo menjawab tanpa menatapku. Ia bahkan memanggilku Tuan Kim, membuatku kesal saja.
"Ini belum waktunya pulang kantor, Jeon."
Wonwoo mendongak dan menatapku dengan tatapan tajamnya. Hal ini membuatku sedikit gentar untuk membalas tatapannya.
"Aku sudah minta cuti kepada ketua divisiku dari minggu lalu Tuan Kim, hanya saja hari ini tiba-tiba ada rapat dadakan–"
Aku kemudian teringat kalau semalam aku mendadak mengabari seluruh ketua divisi untuk rapat pagi ini. Wonwoo, si sekretaris dadakan yang selalu saja diajak rapat oleh Jun Hyung, mau tidak mau harus ikut juga.
"–Jadi sebagai pegawai yang baik, aku tetap memaksakan masuk, Tuan Kim."
Wonwoo kini mulai terlihat kesal. Wajahnya yang datar semakin datar. Tanda ia sudah mulai marah.
"Memang kau mau kemana sampai minta cuti?" Aku akhirnya bertanya ulang padanya, padahal aku masih ingin berdebat dengannya.
"Changwon."
"Hey, aku mau ikut!" Aku menjawab dengan bersemangat sembari menyeringai. Membuat Wonwoo memasang wajah aneh kepadaku dan mengerutkan keningnya.
"Ah, maksudku, aku ada perlu juga di Changwon. Aku akan mengantarmu, oke?" Lanjutku kemudian.
Hanya dua hal yang membuat seorang Jeon Wonwoo kembali ke daerah asalnya di Changwon. Pertama, ia akan menemui ibunya atau kedua, ia akan ziarah ke makam ayahnya untuk memperingati hari kematian ayahnya tersebut. Tapi karena hari ini bukanlah hari musim panas di pertengahan agustus, aku yakin opsi nomor satulah yang benar; Wonwoo akan menemui ibunya.
Semasa dulu aku berpacaran dengan gadis itu, aku belum memiliki pernah sama sekali bertemu dengan Nyonya Jeon. Kupikir aku bisa berkenalan dengannya hari ini. Sekalian meminta restu darinya kalau-kalau suatu saat nanti aku membawa pergi Jeon Wonwoo darinya.
Jeon Wonwoo kini sudah melihatku dengan tatapan anehnya. Kelihatan sekali sebentar lagi ia akan menolak ajakanku pergi.
"Aku berangkat sendiri saja Tuan Kim."
Lihat?
Aku betul kan?
Wonwoo kemudian menundukkan kepalanya padaku sekilas, seperti memberikan isyarat padaku kalau ia akan segera pergi. Ketika ia mulai berjalan meninggalkanku, aku reflek memegang tangannya untuk menahannya pergi.
"Tunggu." seruku.
"Aku benar-benar harus pergi ke Changwon, Jeon Wonwoo. Ayo kita pergi sama-sama."
Tanpa menunggu persetujuannya, aku langsung menariknya berjalan menuju parkiran mobil. Beruntung hari ini aku menaruh kunci mobilku di saku celana, jadi aku tidak harus kembali ke ruanganku untuk mengambilnya. Wonwoo bisa saja kabur kalau aku menyuruhnya untuk menungguku. Lagipula aku jadi tidak harus berpapasan dengan beberapa bawahanku di ruangan. Mereka pasti akan menanyaiku macam-macam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Who Can't Break Up ✔
FanficKim Mingyu adalah mantan kekasihnya. Diputuskan sepihak oleh Jeon Wonwoo tanpa alasan. Dua tahun mereka berpisah, hingga akhirnya bertemu kembali. Ketika Kim Mingyu berusaha mendekat disaat Jeon Wonwoo berusaha menjauh, siapakah yang akan menang? ...