[2]Dia

3.2K 156 15
                                    

Betul ituu dia...

Laki-laki yang selama ini ditinggalkannya?
Datang kembali dikehidupan Avril?
mengapa dunia ini begitu sempit hingga Avril tak bisa lari ke tempat yang jauh-jauh lebih tenang?
Apa yang dilakukannya disini?

'Glekk'

begitu kiranya Avril meneguk saliva dengan susah payah sambil menatap laki-laki itu penuh tanda tanya dan kecamuk dihatinya membuat Ia ingin cepat-cepat lari dari ruangan ini.
Ia sendiri tidak tahu apakah laki-laki itu melihatnya atau tidak.
Atau memang dia berniat pindah sekolah disini dan menentukan pilihannya sendiri mengenai kelas yang akan laki-laki itu tempati.

"Silakan kamu perkenalkan diri kamu nak" ucap bu Sientya.

"Ok, hallo nama gue Brian Marvellon Acquillero. Lo semua bisa panggil gue Brian. Tolong bantu gue beradaptasi sama kalian biar gue ga ngerasa sendiri sama kayak di negara gue tinggal sebelumnya".

'Degg'
Rasanya kata-kata itu ditujukan tepat untuk perempuan yang duduk dibangku nomer tiga dari depan.

Mereka? Murid-murid perempuan? Tanpa disuruh pun mereka sudah cengir kuda melihat ketampanan Brian.
Ya, laki-laki itu sangat mempesona, memiliki aura yang kuat untuk banyak disukai perempuan manapun.
Hanya perempuan gila yang akan menyia-nyiakannya.

"Bri, lo tuh hmmm, badan lo tuh hmmm, wajah lo hmmm, tinggi lo juga hmmm banget" celetuk Diandra.

"Jangan kaya orang bego dah lo Di" sahut Defi.

"Sewot lo kutil onta!" Balas Diandra.

Seisi kelas Inggris tertawa akan ocehan mereka. Hingga...

"Ada yang mau ditanya tentang gue?" Brian berbicara.

"Lo, udah punya pacar?" Tanya Clara anggota se-genknya Diandra.

"Belom, gue masih single dan gue lagi cari perempuan yang ninggalin gue gitu aja" jawab Brian jujur.

'Degg'
Suhu tubuh Avril meningkat. Panas? Iya. Dingin? Iya.

"Bego ih tuh cewek nyia-nyiain laki-laki setampan lo Bri, mending lo berpaling ke gue deh" kata Diandra, si ketua geng.

"Udah-udah ibu rasa cukup sekarang kamu silakan duduk di samping kelvin".

Ya!
Kelvin dan Brian duduk tepat di belakang Avril dan Dyah.
Bu Sientya berhasil membuat hidup ini sesak akan genangan. Eh, kenangan.

Bel istirahat berbunyi menandakan jam ketiga selesai dan murid-murid berhamburan ke Cafe sekolah. Cafe adalah sebutan Kantin yang tertunda, karna Cafe lebih baik diucapkan dan Kantin lebih norak.

Avril,Cindy,Defi,dan Dyah pun ke Cafe dan duduk di tempat biasa mereka singgahi. Defi langsung membuka percakapan diantara mereka.

"Girls, ganteng banget ya itu cowok sumpah!!" Kata Defi histeris kecil.

"Iya,ya, kharismatik banget" sahut Cindy.

"Bego ah, ganteng-ganteng kalo nangkep gue jatoh kuat ga ya dia" kata Dyah yang langsung mendapat jitakan mulus dari Defi dan Cindy.

"Vril, menurut lo Bm gimana orangnya?" Tanya Defi.
Dia menyingkat nama Brian setelah dikelas tadi dengar geng Kelvin, Yoza, dan Adega menyebut Brian dengan nama Bm.

"Eum, ha-ah? Gue? E-enggak papa kok gue" sahut Avril terbata-bata.

"Gak nyambung sayang, gue tanya apa dijawab apem" kata Defi.

"Dangdut banget idup lo Def!" Sahut Cindy.

Setelah berceloteh ria, lalu mereka memesan makanan disana.
Avril tidak sadar dari kejauhan Brian memperhatikannya tanpa henti.

***

"Weh Bm! Lo ga dimakan-makan itu kentang nangis bego butuh kasih sayang itu dia" kata Yoza.

"Ih jijik bego lo Za!" Kata Dega.

"Sini, abang gendong dede, jan nangis terus karna diacuhkan abang Bm dia emang jahat! Dia emang tega! Cup-cup cium dulu deh" kata Yoza tanpa memperdulikan Dega.
'Cup'
'Aammmnyamm'

"Dih si tai! Bilang aja pen lo embat pake najisin segala" kata Kelvin .

"Bodo amat dia mencoba menggoda gue buat gigit-gigit dia gitu ndro!haha" celoteh Yoza asal.

"Gapapa abisin za, kali aja lo belom makan dari 3 minggu kemaren" kata Brian.

"Tega nian kau Be!" Ucap Yoza sambil memasang tampang melasnya.

"Muka dikondisikan mz!" Kata Kelvin

"Tau mz" Sahut Dega.

Bel istirahat selesai pun berbunyi dan murid-murid kembali masuk ke dalam kelas masing-masing.
Avril nyatanya masih terus melamukan hal-hal yang menyangkut Brian dia bingung, ada rasa canggung setiap kali bertemu tatap. Seperti sekarang Brian sedang menatap Avril yang menghadap ke belakang untuk mengambil buku di tasnya dan tanpa sengaja bertemu tatap dengan Brian.

"Hai" sapa Brian menggoda sambil melambaikan tangan, tidak berubah.

"Iya" jawab Avril, hanya itu, 3 Huruf satu kalimat, membuat hati Brian tenang.

Disamping mereka yang bertemu tatap, dia, Diandra, ikut menatap mereka berdua yang Ia rasa mereka sudah kenal.
Diandra adalah ketua geng yang merangkap sebagai ketua chers. Berwajah cantik dan tinggi, banyak laki-laki tergoda akan kecantikan yang hanya dipandang sebelah mata. Ya, karna dibalik cantiknya hati diandra menyimpan banyak sekali kebencian.

***

Apakah Diandra jahat?
Apa hubungan Avril dan Brian?
Apa arti dari semua ini?

TBC
vomment♡

Ur Ma First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang