[26]Different

1.3K 64 5
                                    

Hari ini, semua terasa berbeda. tak seperti biasanya saat akhir pekan tiba. Dima akan datang menemui Avril dengan membawakannya cemilan dan es krim vulcano kesukaan Avril. Avril selalu teringat kenangan-kenangan bersama sahabat tercintanya itu. kini, dirinya hanya duduk termenung di sofa membayangkan hal-hal yang pernah Ia alami bersama Dima.

"Assalamu'alaikum tante, Avril ada dirumah?" sapa seseorang yang membuat Avril bangun dari tidurnya di sofa dan berharap besar bahwa di depan pintu sudah berdiri Dima disana.

"eh..eh.. nak Brian ayo masuk saja Avril sedang tiduran di sofa, kebetulan tidak ada teman karna Kakaknya sedang ada janji bersama temannya". Jawab Tilla yang langsung mendapat anggukan dari Brian.

Brian datang seperti biasa untuk menemani Avril. Ia hanya bisa memandang Avril tanpa mengeluarkan suara. Brian takut kalau dirinya masih tidak di terima oleh Avril, maka dari itulah Dia hanya bisa diam setiap pertemuannya dengan gadis itu. yang terpenting bagi Brian dirinya bisa melihat Avril dalam keadaan yang baik-baik saja.

Brian duduk di sofa dekat sofa yang Avril kini sedang duduki. untuk mendekat pun Brian tidak berani. Brian datang membawa brownies kesukaannya bersama dengan es krim vulcano cokelat. Brian menyuapkannya pada gadis yang masih kebingungan akan kehadirannya.

"Dima, dari tadi Alee nungguin nggak dateng-dateng sih" Ucap Avril yang sangat berharap kehadiran sahabatnya hingga lupa bahwa Dima sudah pergi meninggalkannya.

"browniesnya enak, Dima ada bawa es krim kesukaan Alee juga kan?" Tanya Avril yang langsung mendapat anggukan dari lawan bicaranya tanpa Ia ketahui.

Brian menyuapkan es krim kepada Avril, batinnya teriris karna gadisnya sedaritadi hanya menyebut nama Dima saja tanpa terlintas dipikiran gadis itu bahwa yang sedang bersamanya kini bukanlah Dima melainkan kekasihnya sendiri.

Brian berusaha sabar. Brian selalu menyesali apa yang telah di cemburukannya selama di taman 3 minggu yang lalu hingga membuat keadaan menjadi seburuk ini. Andai saja Brian tidak menghampiri Avril untuk memukuli Dima, andai saja kala itu Ia hanya datang pada Avril dan memberitahu kepada gadis itu bahwa Yoza telah diputuskan Diah melalui telfon, dan andai saja Brian bisa berpikir potitif untuk tidak sampai salah langkah seperti ini.

Nasi telah menjadi bubur sekuat apa dan sebesar apa usahamu untuk mengubahnya kembali menjadi nasi adalah hal yang sia-sia, jadi makan saja apa yang ada ditambah kuah lebih nikmat, ehhee

Brian membelai lembut rambut Avril, hanya itu yang bisa Ia lakukan setiap bertemu dengan kekasihnya, meskipun hanya membelai rambut gadis itu, Brian dapat merasakan kehampaan yang dirasakan gadisnya kini. dada Brian terasa sesak ingin rasanya Ia menumpahkan air matanya, namun ditahan sebisa Brian agar tidak menjatuhkannya.

"maaah Dewi pulang.." sapa Dewi pada Tillania.

"husshh.. mana ucapan salamnya hmm?" jawab Tilla.

"hehee.. Assalamu'alaikum Mama Tillaku sayang.."

"wa'alaikumsalam cantik"

"mah, itu Alee sama Brian?"

"iya dong kan Brian pacar Alee emangnya Kamu.."

"ihh Mamaa.. ngeselin banget sihh"

"ayoo, masuk Mama mau bicara sama Kamu sama Papa juga" Ajak Tila yang langsung mendapat anggukan dari Dewi. Tilla meninggalkan aktivitasnya merapikan bunga mawar yang dipajangnya di halaman depan rumah.

Dewi berjalan di belakang Mamanya.

"jagaiin Adik Guee.." ucap Dewi setengah berbisik pada Brian

Brian hanya mengangkat jempolnya dan Ia pamerkan kepada Dewi. Hingga punggung belakang Dewi sudah tak nampak lagi oleh Brian.

Setibanya Dewi danTillania di ruang keluarga, disana sudah terduduk Julian sesang menonton televisi.

"Pah, Mama mau ngomong sesuatu" Ucap Tilla membuka suara.

"Hm"

"jawabnya kok gitu aja sih Pahh" Tanya Tilla meminta kejelasan

"yaudah sih Mah, emang Papa mah begitu, masih syukur mau di dengerin" Jawab Dewi ikut buka suara.

"hmmmh.. Mamah mau tinggal diIndonesia aja. mau jagain Putri Mamah Alee kasian Dia butuh orangtuanya untuk mengurusi kebutuhannya." Terang Tilla panjang lebar.

"SERIUS DEMI APA MAH?" Tanya DEwi dan Julian kompak. Membuat aktivitas Julian menonton berita pun terhenti.

"giliran gitu aja pada kompak dehh" Kesal Tilla memajukan bibirnya.

"ihh, Mamah mah ngambek jadi nggak hits lagi Mamaku" Kata Dewi menggoda.

"terus nanti usaha Kamu di Amerika siapa yang handle?" Tanya Julian penasaran.

"Namira, adik kandung Mamah yang akan handle dan setiap bulannya akan membuat laporan ke Mamah, Mamah juga setiap 3 bulan akan kesana untuk mengobservasi" Jawab Tilla.

"oh, jadi Tanteku yang cantik itu ya Mah, Tante Nam orangnya baik, pintar, berintegritas tinggi pasti butik Mamah di pegang Tante Nam akan sukses kedepannya".

"Amiiin" ucap Tilla dan Julian bersama.

---

Dibalik kesedihan Avril kini sedang terduduk 3 gadis di sebuah bar dan tengah asik meneguk minuman di tangan mereka.

"untuk kesuksesan Kita membuat Avril menderita, mari bersulaaang..."

"cheeeerrsss" sahut mereka manja.

"eh, Gue gak bisa bayangin gimana menderitanya gadis malang itu sekarang hahahahahhh" Ucap salah satu dari mereka.

"iyah bener-bener, pasti setiap hati tuh bocah cuma bisa nangis darah kan hahahahh" balas temannya yang lain sambil tertawa lebih keras.

tanpa ketiga gadis itu sadari di seberang meja telah terduduk 4 orang laki-laki dan sedang mengamati gerak-gerik mereka sekaligus menyadap suaranya.

"Anjir! gimana mau nyadap Gue kalo alatnya mulai ngadat ini bangkeeh" Umpat Yoza.

"gimana sih Lu bego banget, katanya itu alat jarang Lu pake" sahut Kelvin kesal.

"iya, biasanya cuma Gue pake kalo janda-janda komplek Gue lagi kumpul-kumpul tapi sekarang Mereka udah kaga lagi ngerumpi pada tobat kali ngomongin orang" Jawab Yoza tak tau malu.

"gilaaak! kerjaan macam apa kayak begitu oon!" sahut Dega membuka suara.

"udah Lu diem aja deh Ga, biar ini jadi urusan Gue sama si minion Kelvin Lu potoin aja mereka ntar malem Gue minta" bantah Yoza.

"yeeee iya kalo Lo mah buat tujuan yang lain!!" Sahut Kelvin dan Dega serempak.

Brian sedari tadi hanya diam memperhatikan Gadis-gadis itu. Brian masih tidak menyangka bahwa sahabatnya sendiri tega melakukan itu kepada Avril

***

Hola, makasih yang udah mau lanjut lagi baca cerita abal ini salam hai juga dari Vurlaa buat following baru yang masih setia nunggu kelanjutannya.

bukan karna apa sekarang UMFL di private, Author hanya ingin Kita saling menguntungkan dan saling menghargai, Kalian lanjut baca part-part spesialnya UMFL tapi juga harus follow Authornya terlebih dahulu.

Part-part selanjutnya dijamin gak akan mengecewakan makanya Author privasikan.

jangan lupa tinggalkan jejak Kalian untuk mem-vote dan comment ceritan ini

voila, Vurlaa

Ur Ma First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang