'Bruuugggkkkkkkk'
Avril tergeletak dengan darah yang mengalir di kedua pelipisnya, gadis itu pun hanya dapat melihat sekilas keadaan ditempat kejadian sebelum akhirnya pandangannya kabur dan berubah menjadi gelap dan gadis itu pun tak sadarkan diri.
Sementara itu Dima juga tergolek lemah dengan keadaan yang lebih parah, kepalanya terbentur pembatas jalan dan mengakibatkan darah mengalir dengan derasnya karna bocor dikepalanya.
Brian dengan cepat beranjak dari tempatnya untuk mendekati Avril.
Ditaruhnya kepala Avril di pangkuannya."Lee.. Dim.. kalian bertahan sebentar yah.."
Baru kali ini Brian merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Ada rasa panik dan khawatir menjalari dirinya.
Brian mengambil ponsel di saku celana kemudian menelfon ambulance rumah sakit terdekat.Sambil menunggu telfon diangkat Brian sempat menoleh ke arah jalan dan mendapati wanita yang jelas Dia kenal.
"Hallo? Dengan rumah sakit Citra Husada,ada yang bisa kami bantu?"
"Tolong..tolong cepat kirimkan ambulance di Gedung Palem Raya ada korban..korban kecelakaan..."
---
Di depan ruang IGD kini keluarga Dima dan keluarga Avril beserta teman-temannya menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Mereka semua nampak khawatir, terlihat jelas dari raut wajah masing-masing, bahkan Bunda Dima dan Mama Tilla pun menangis tiada henti.Hingga suster keluar dari ruangan yang disusul oleh sang dokter.
"Bagaimana keadaan Avril dan juga Dima Dok?" Tanya Julian memecah keheningan.
"Pasien bernama Avril mengalami luka yang cukup serius pada syaraf matanya, dan kemungkinan besar.."
"Apa Dok? Kemungkinan apa yang bisa terjadi pada putri kamiiii.. " potong Tillania tak kuasa menahan tangisnya.
"Kemungkinan Nona Avril tidak dapat melihat lagi" terang Dokter.
'brukkk'
Tillania pingsan begitu mendengar bahwa anaknya tidak lagi dapat melihat, Julian pun hanya bisa diam meratapi nasib putrinya yang terbaring di dalam, badannya terasa lemas bak tertimpa beton besar.
"Lalu, bagaimana de-dengan Dima Dokter?" Tanya ibunda Dima memecah tangisnya.
"Putra ibu.."
---
Avril membuka matanya perlahan namun keadaan disekitarnya gelap, Avril tidak bisa melihat apa-apa.
"Mah,Papah.. mati lampu yaa?" Tanya Avril berharap orangtuanya disekitar sana.
"Nak, Mamah disini disamping Alee, Alee jangan takut yah Mamah,Papah sama Kakak Kamu nemenin Alee disini ada Brian juga" ucap Tillania menenangkan sembari menahan tangisnya.
"Mah kok Alee ngeliat apa-apa gelap terus sih Maah Alee takuut" Jujur Avril lirih.
"Yang sabar ya sayang"
"Maaahhh Paapah Alee gak bisa ngeliat semuanya, Kak tolong Alee tolong Alee harus gimana Alee gak mau begini Maaaahhhh!!" Teriak Avril histeris mengetahui kondisinya yang sekarang.
Dewi pun memencet tombol agar Dokter segera datang .
Suster beserta sang dokter pun datang memberikan suntik penenang pada tubuh Avril."Alee, Alee gak kenapa-napa Alee yang sabar yaa pasti Alee sembuh sayang" Julian menenangkan setelah dokter memeriksa keadaan putrinya.
"Alee minum dulu" pinta Dewi tenang sembari memeluk sang adik tercintanya.
Tilla beranjak keluar ditemani Julian karna tidak ingin tangisnya terisak didalam ruangan yang akan membuat Avril semakin terpuruk nantinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ur Ma First Love
Humor[Part 29 dan seterusnya di private acak silakan follow terlebih dahulu] Diceritakan seorang insan, Avril LeeQueeNha Hanrietta nama panjang bak kereta. Dia yang periang, supel, dan baik hatinya . Avril terjebak cinta gagal move on dengan seorang la...