"Jangan menyesal pernah menunggu seseorang meski kamu gak mendapatkan Dia setidaknya kamu pernah belajar caranya berjuang"---
Orang itu, Brian.
Menyaksikan semua yang ada didepan matanyaIa melihat gadisnya menggenggam tangan laki-laki itu masuk kedalam mobil, dan mobil itu melaju cepat.
"What the shit!!" Katanya dalam hati.
---
Dima memutar balik mobilnya setelah mengantarkan Avril sampai rumah.
Hatinya yang kacau membuat Ia terus-menerus kehilangan konsentrasi.
Akhirnya, Dima tiba di rumahnya dengan selamat.
Namun, hatinya tetap hancur dan tak semudah kata-kata manis yang diucapkan Avril mampu membuat serpihan hatinya kembali menyatu dengan cepat, butuh waktu untuk itu.Dima mengingat kala Avril selalu menceritakan kejadian manis antara dirinya dengan Brian, laki-laki beruntung yang mendapatkan putri cantiknya.
"Aaaarrrgghhh" Teriak Dima sangat keras dan sakit hatinya yang tertutup akan seribu luka.
"Dima, sayang kenapa?" Tanya bunda Dima penasaran.
"Bun, Dima sayang sama Alee Bun.." Kata Dima lemah.
"Kamu sudah mengungkapkan perasaan hati kamu?"
"Sudah, dan Alee menolaknya Dima harusnya sadar Dima gak seharusnya mengharap Bun".
"Sudah sayang, kamu tidak salah, anaknya Bunda itu ganteng kok. Alee aja yang kurang beruntung tidak mendapatkan kamu, mungkin Tuhan menakdirkan kamu sama yang lebih dari Alee. Keputusanmu untuk mencurahkan isi hati kamu sama Alee itu gak salah nak justru dengan itu kamu harus lebih bisa menerima yang sejatinya tidak digariskan untuk kamu" Kata-kata bundanya-lah yang membuat hatinya tenang dan damai.
"Iya Bun makasih masukannya Dima harus kuat".
"Nah, gitu dong sayang! Tapi, setelah ini jangan merubah sikapmu sama Alee ya nak tetap sayangi Dia seperti adikmu sendiri kan kamu yang bilang dari kecil akan selalu sayang sama Alee" Nasehat Bunda Dima.
"Tenang aja Bun, Dima ke kamar dulu".
***
"Sayang, kok ngelamun terus nak?" Kata Julian khawatir.
"Papah! Alee kangen banget sama Papa, Papah gak pulang-pulang dari kantornya" Ungkap Avril yang kaget Papahnya baru saja tiba.
"Kok Papah bawa koper? Papah abis dari luar negri ya?" Tanya Avril.
"Nggak nak, Papah bawa sesuatu buat kamu".
"Apa?"
"Tarraaa" Kata Julian yang melihat perubahan raut putrinya menjadi bahagia.
"Kakak! Sumpah Gue..Gue..speechless!" Teriak Avril bahagia.
"Hai sayang! Gue juga bahagia bisa ketemu Lo haha" kata Dewi, kakak Avril senang.
Avril memeluk erat kakaknya tanda Ia sangat merindukan peran kakak yang jarang bersama dengannya.
Mereka masuk kamar Dewi yang telah selesai di bersihkan oleh pembantu rumah tangganya.
"Kok Lo ke Indonesia kak?"
"Lah? Emang salah?"
"Nggak sih, mendadak banget aja"
"Iya emang, jadi Gue kesini karna tugas kuliah Gue, Dosen suruh cari kebudayaan menarik di dunia".
"Oh gitu, tidur yuk Gue capek kak" Ajak Avril.
"Makan dulu kek!" Kata Dewi.
"Ahh gak kuat capek Lo aja sana makan nemenin Papah" Tolak Avril.
***
'tingtung'
Bel rumah Avril berbunyi sang empunya rumah sedang berberes buku-buku jadwal pelajaran hari senin, hari yang tidak disuka oleh Avril sejak kecil.
Seseorang membukakan pintu rumah itu.
Dima kaget melihat kakak Avril pulang ke rumah Jakarta.
"Hei! Kenapa Lo? Kok bengong hm?" Tanya Dewi.
"Gak, Alee mana?"
"Ada di dalem ayo masuk! Pagi-pagi gini udah maen aja kesini?" Tanya Dewi sambil berjalan pelan mengantar Dima masuk rumah.
"Iya, biasa nganter adek kecil Gue sekolah"
"Alee? Adik kecil? Hahahh" Tawa Dewi.
"Masih dandan kali Dia, sarapan dulu yuk!" Ajak Dewi pada Dima tulus.
"Makasih Dew, Lo emang paling tau kalo Gue laper"
"Taulah Gue gitu.."
Dewi terpesona dengan setiap senyum yang entah dengan sengaja atau tidak diberikan untuknya.***
Ngantuk berat
Readers
Apa yang akan kalian lakuin kalo capek banget?Vomment♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Ur Ma First Love
Humor[Part 29 dan seterusnya di private acak silakan follow terlebih dahulu] Diceritakan seorang insan, Avril LeeQueeNha Hanrietta nama panjang bak kereta. Dia yang periang, supel, dan baik hatinya . Avril terjebak cinta gagal move on dengan seorang la...