[22]Oh No!

1.3K 74 9
                                    

Seperti sebuah kapak besar yang mempunyai mata tajam.
Bayangan itu semakin mendekat ke arah bayangan Avril berjalan kini.

Avril mempercepat langkahnya, Ia tida bisa melihat begitu jelas apakah Dia laki-laki ataukah perempuan, yang jelas jantungnya berdegup tak karuan dan hatinya gelisah bercampur amarah.

Rasa-rasanya Ia tidak pernah nemiliki musuh di dunia ini.
Namun mengapa begitu menyeramkannya malam ini baginya. Apakah ini menjadi nasib buruk baginya?

"Ya Allah, apa Alee bisa mati sekarang? Maafin Alee kalo banyak salah pada Engkau, orangtua, juga saudara serta teman-teman hamba, tapi ya Allah masak Alee matinya mengenaskan Alee takut ya Allah pasti sakit buanget deh. Mana Alee ga berani liat belakang, mana tau cuma kapak mainan kan ya Allah, tapi dari bayangannya kok serem banget sih? " Batin Avril.

Pikirannya ngelantur kesana kemari. Avril memang selalu takut akan hal-hal yang mengerikan.
Dan, didepannya sekarang telah berdiri makhluk berjubah hitam dan bertopeng mengerikan pula, bayangan dibelakangnya menghilang.

Avril mencoba lari namun Ia kalah dengan kehadiran 5 makhluk berjubah lainnya.

Lalu hadir pula makhluk berjubah merah sepertinya Dia ketua dari setiap makhluk karna terdapat mahkota kecil di atas kepalanya.

Pelipis Avril mengucurkan banyak keringat dan sweeter yang dipakai untuk mengusir rasa dingin seakan menjadi pemanas tubuh yang akan mulai basah oleh keringatnya.

Mulut Avril telah terbekap oleh sehelai kain yang terlinting juga kaki dan tangannya terikat dengan tali.
Ia mulai dimasukkan ke dalam mobil Jeep hitam dan disetiri dengan pengemudi yang ugal-ugalan.

Jika saja Avril bisa mengambil handphonenya pasti Ia sudah menelfon Ayahnya, Om Polisi, Pengacara, Kuasa Hukum, Kang Somay keliling, Kang Sate, Kang Bakso, Kang Soto, dan yang lebih tepatnya Mimi Peri agar Ia bisa dibawa kabur ke Khayangan.

Di dalam mobil terasa hening, meskipun Avril mencoba memberontak namun yang Ia dapatkan hanya geraman dari para makhluk aneh tak jelas itu hingga satu tangan menutup matanya.

Avril tidak tau jelas kemana Ia akan dibawa, rasanya tangan yang menutupi matanya sangat ingin Ia hadiahi dengan seribu belek dimatanya namun sial kini Dia sedag tidak terserang penyakit belekan.

Avril merasakan mobil itu mulai berhenti, namun Avril tidak tahu dimana tempat Ia diberhentikan mengingat matanya yang masih tertutup tangan.

Avril dibopong ke dalam sebuah gedung putih yang Avril rasa sudah ramai oleh orang-orang terculik sepertinya.

Hingga tangan makhluk itu membukakan tali dan pembekap lainnya Avril terkejut bukan main.

Ia melihat jelas di depan matanya telah berdiri Ayah, Kakak, Dima sahabatnya.
Ia membaca tulisan di background sebuah gedung itu, tulisan hari ulang taunnya yang ke-17.
Betapa kaget dan gembiranya Avril malam ini.

Betapa kaget dan gembiranya Avril malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ur Ma First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang