Alya masih fokus dengan pekerjaannya, menyalin tugas dari buku Naura. Karena ia kemarin keasyikan menamatkan novelnya sehingga kelupaan dengan tugasnya. Tugas yang belum selesai untuk pelajaran pertama memanglah menantang. Hingga bel masuk berbunyi, Alya tetap terfokus dengan tugasnya walau teman-teman sudah duduk rapih karena Bu Dinda sudah otewe ke dalam kelas.
"Dikit lagi," gumam Alya. Peluh mulai memenuhi dahinya walau ruang kelasnya berjendela besar yang dihadapkan langsung dengan taman sekolah mereka yang asri, sehingga angin sepoi-sepoi dengan mudahnya masuk ke dalam kelasnya.
"Bangun..." ketua kelas memberi aba-aba saat Bu Dinda sudah sampai dengan selamat di depan kelas. Alya terpaksa bangun dari duduknya untuk sesaat tapi matanya masih tertuju pada tugasnya. "Selamat pagi bu guru," ucap mereka berbarengan tapi Alya tidak ikut karena masih fokus dengan tugasnya lalu ia dengan cepat duduk tanpa menunggu teman lain.
Herannya, teman-teman ceweknya heboh tanpa sebab. Akhirnya Alya dapat menyelesaikan tugasnya lalu memandang ke depan dan mendapati sosok yang tidak asing baginya, sosok tersebut tengah berdiri di samping Bu Dinda.
"Selamat pagi. Nah, anak-anak, kita kedatangan murid baru. Ia pindahan dari Kanada. Tapi, bahasa Indonesianya sudah agak fasih. Ibu harap kalian bisa menerimanya sebagai teman," ucap Bu Dinda.
"Kalo ganteng kayak gini mah, nerima jadi pacar juga saya ikhlas bu," celetuk Farah, cewek paling frontal di kelas, kemudian dia mendapat sorakan berjamaah dari teman-teman sekelasnya Alya, termasuk Alya sendiri.
"Dasar Farah ini. Yasudah, kamu perkenalkan dirimu," Bu Dinda mempersilahkan orang itu memperkenalkan diri. Cewek-cewek yang ada di kelas itu tampak antusias. Kecuali Alya dan Naura. Kalau Naura, sepertinya ia masih belum tertarik kepada laki-laki lain semenjak ia putus dengan Kak Raffa. Sedangkan Alya, beginilah pikirnya, "Ternyata dia masuk kelas ini. HAH. Temen-temen belum pada tau sih aslinya kayak gimana."
"Halo teman-teman, saya Aulian Danielle, bisa dipanggil Lio. Mohon bantuannya," ujar Lio memperkenalkan diri.
"Baiklah, ada pertanyaan untuk Lio?" tanya Bu Dinda. Sebagian besar dari anak cewek mengangkat tangan mereka lalu bertanya dengan heboh, "udah punya pacar?", "masih jomblo kan?", "minta id line", "apa nama ig?", "gue boleh kan jadi pacar lo?", "bumi itu datar atau bulat?" dan lain sebagainya. Sehingga membuat Bu Dinda risih.
"Sudah-sudah. Nanti saja kalian tanyakan pada orangnya saat jam istirahat. Lio, kamu boleh duduk di tempat yang kosong. Itu, di sampingnya Udin. Udin, angkat tanganmu," ucap Bu Dinda. Udin yang sebenarnya tidak suka berbagi tempat duduk, akhirnya mengangkat tangannya. Lio langsung beranjak ke tempat duduk Udin. "Baiklah, sekarang ibu lanjutkan pelajaran."
...
"Ciee yang bentar lagi sweet seventeen," ucap Naura tiba-tiba. Alya mengerutkan dahinya.
"Emang siapa?" tanya Alya. Naura memutar bola matanya.
"Ya elo lah! Gimana sih."
"Eh? Gue ya? Hehehe. Lupa."
"Ultah sendiri aja lupa. Gimana nginget ultah temennya?"
"Emang lo kapan?"
"Besok!" Naura langsung mempercepat langkahnya menuju kantin, membuat Alya memasang tampang bingungnya dan berfikir, apa yang salah barusan?
Alya membiarkan Naura mendahuluinya, malah ia memperlambat langkahnya untuk mengingat-ingat tanggal kelahirannya. Selama ini, ulang tahunnya memang tidak pernah dirayakan karena memang tidak ada yang peduli. Jadi, yaudah, kalau ia harus mengisi formulir atau apalah itu yang berisi tanggal lahir, baru dia mengingatnya. Toh, gak begitu penting. Alya mengendikkan bahunya kemudian hendak mempercepat langkahnya menuju Naura hingga ada sebuah tangan memegangi lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta
Romance[COMPLETED] ~Fantasy-romance~ Menurut mitos Jepang, setiap orang terhubung dengan jodoh mereka masing-masing dengan sehelai benang merah yang tak kasat mata. Alya, seorang gadis normal berusia 16 tahun, curiga ia tidak memiliki benang merah tersebu...