[A/N]
WARNING!!
PART INI MENGANDUNG BEBERAPA ADEGAN KEKERASAN!
UNTUK YANG KURANG NYAMAN ATAS ITU, BOLEH SKIP KE PART SELANJUTNYA NANTI
TAPI NTAR KAMU BAKAL KETINGGALAN CERITANYA NGAHAHAHAHA *pletakUntuk kesamaan latar, tokoh, ataupun kejadian, itu hanya kebetulan.
Ini murni dari alam khayal sang Author (Jyo).Oke sekian, happy reading^^
×××
"Cukup, Van! Cukup!" teriak seseorang. Alya sepertinya mengenali suara itu. Riana ya? "Lo kira cuma lo doang yang punya dendam sama dia?! Satu ruangan ini juga! Lo jangan egois!" ucap Riana yang disambut oleh cewek-cewek lainnya. Vani memasang senyum miringnya.
"Oke, silahkan, kalian bebas perlakukan dia, semau kalian." Vani pun menyingkir dari lingkaran setan itu, bermaksud untuk memberi ruang untuk cewek lainnya.
Alya masih terkulai lemas di atas lantai sambil memegangi perutnya. Ia berusaha bangkit dari posisinya. Tapi segera dua orang cewek menghampirinya lalu menahan kedua tangannya.
"Ngapain lo berdua?!" seru Alya. Sepertinya saat ini hanya suaranya yang normal. Yang lainnya kehilangan kekuatan.
"Enakan diapain nih gengs?" tanya seorang cewek dengan rambut ombre merah norak.
"Gebukin dulu kuy!" sahut seseorang dari belakang.
"Oke, gimana kalo satu-satu dari kita pukulin dia? Sampe puas," usul seorang cewek dengan rambut kuncir kuda, disambut dengan ucapan setuju yang lainnya.
"Oh tidak," batin Alya. Alya berusaha berontak. Tapi tenaganya terlalu sedikit untuk terlepas dari kedua orang yang tengah mencengkram erat kedua tangan Alya.
"DIEM LO!" bentak orang yang memegangi tangan Alya. Alya melihat Riana maju paling depan, berhadapan langsung dengan Alya.
"Gue duluan ya guys!" ucapnya.
"Yaudah cepetan!"
Riana menatap Alya tepat di manik matanya. Riana tersenyum sekilas, ah, tepatnya berseringai. "Hai, Alya?" sapa Riana. "Tau gue?" tanyanya kemudian. Alya hanya menatap Riana dengan tatapan bingung. Riana berdecak. "Kalo ditanya ya jawab!" seru Riana membuat Alya terkaget.
"Riana," jawab Alya singkat tanpa memandang wajah Riana.
"Benar sekali. Selain nama gue, lo tau apa lagi tentang gue?" tanya Riana lagi. Alya menelan ludahnya.
"P-pacarnya Rian," jawab Alya agak kaku. Riana tergelak mendengar jawaban dari Alya. Kemudian ia meredakan tawanya dan menatap Alya lagi.
"That's right! Semua indah, sampe akhirnya lo merubah segalanya!" seru Riana lalu tangannya tergerak untuk menjambak rambut Alya membuat Alya meringis.
"S-salah gue apa?" tanya Alya terbata-bata.
"Hah? Apa tadi lo tanya? Salah lo?" Riana mengendurkan jambakannya pada rambut Alya. Riana terkekeh sejenak. "LO UDAH NGEREBUT DIA DARI GUE!" teriak Riana lalu menjambak rambut Alya dengan brutal.
Alya menjerit tertahan karena ia merasa rambutnya serasa akan copot dari tempatnya. "M-mak-sud lo apa, Na?!" tanya Alya disela-sela jeritannya.
"Lo udah ngegoda dia, kan! Lo bikin dia beralih dari gue! Lo jahat, Al!" seru Riana yang kini beralih mengguncang-guncangkan bahu Alya.
"Sumpah, Na! Gue gaada ngegoda dia!" seru Alya membela dirinya. Riana berhenti mengguncangkan bahu Alya. Ia menatap mata Alya sekilas. Mencari kebohongan di sana. Dan memang tidak ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta
Romance[COMPLETED] ~Fantasy-romance~ Menurut mitos Jepang, setiap orang terhubung dengan jodoh mereka masing-masing dengan sehelai benang merah yang tak kasat mata. Alya, seorang gadis normal berusia 16 tahun, curiga ia tidak memiliki benang merah tersebu...