Tiga

1.1K 175 39
                                    

Terpampang jelas di layar ponsel milik Alya, sebuah contact line dengan nama 'Caca98', hasil colongan dari ponsel Kak Alin. Tadi juga, Kak Alin sudah memberinya uang sebesar 100 ribu rupiah untuk membayar jasa pembacaan kartu tarot itu. Alya tidak mengaku ke kakaknya bahwa uangnya akan ia pergunakan untuk itu. Dia mengaku akan menonton film di sebuah bioskop dengan Naura dan juga gebetan barunya dalam rangka pe-de-ka-te.

Nyatanya, setelah ia mengetahui bahwa Rian telah jadian dengan Riana, belum ada tuh, cowok yang mengisi hatinya.

Alya tampak menimang-nimang, haruskah ia mempergunakan jasa pembacaan tarot itu? Toh, dia nggak bakal bisa mengubah apa yang udah jadi takdirnya. Tapi ia lumayan penasaran sih, kenapa cintanya sampai saat ini masih saja bertepuk sebelah tangan.

Okey, pertama-tama ucapkan salam..

Alyaaa : "Halo kak"

Sent. Uh... rasanya seperti mau chat doi saja. Pandangan Alya tak lepas dari layar ponselnya. Hingga sebuah notifikasi dari Caca98 membuatnya buru-buru membuka lockscreennya.

Caca98 : "Iya? Halo~ Adik mau dibacakan tarot?"

Alyaaa : "Maunya sih gitu kak"

Caca98 : "Kok ragu-ragu?"

Alyaaa : "Humm... takutnya yang kebaca ntar nasib buruk. Aku gak siap denger"

Caca98 : "Ohh... gitu... santai aja kok. Nanti kakak kasih solusinya ke kamu."

Alyaaa : "Humm.. okedeh.. tapi kapan-kapan deh kak."

Caca98 : "Yaudah. Nanti dateng aja ke alamatnya kakak ya. Lebih bagus face to face. Karena kamu adiknya Alin, ntar aku kasih tambahan waktu deh."

Alyaaa : "Beneran kak? Akh... makasih ya kak... Tapi jangan kasih tahu Kak Alin ya"

Caca98 : "Lha? Kok gitu?"

Alyaaa : "Bisa diceng-cengin ntar hehehe"

Caca98 : "Oh... gitu. Yaudah. Kakak bales chat dari cust yang lain ya."

Alyaaa : "Iya kak."

Obrolan mereka pun berakhir. Alya menghela nafasnya. "Lain kali saja. Ke sana kayaknya bukan ide yang buruk," batinnya.

...

"Bagus. Ini semua kamu kerjakan sendiri kan?" ucap Pak Wawan sambil membolak-balik halaman di buku tugas Alya.

"Iyalah pak. Kakak saya mana mau bantu. Dan juga, sebenarnya kemarin belum selesai pak, untung bapak gak masuk hehe. Lagian gini-gini saya gak bego-bego amat kok pak," celetuk Alya.

"Yaudah. Kalo nggak bego, siniin tangan kamu. Tengadahin. Keduanya."

"Hah? Ngapain pak?" tanya Alya dengan dahi yang dikerutkan.

"Lakuin aja." Ragu-ragu, Alya akhirnya mengikuti perintah dari Pak Wawan, meskipun ia masih bingung dengan maksud dari guru itu. Hingga Pak Wawan menaruh setumpuk buku-buku tebal yang entah berapa halamannya ke atas tangan Alya sehingga membuatnya hampir kehilangan keseimbangan.

"Ini materi bapak hari ini. Tolong kamu bawa ke kelas X IPA 4 ya. Bapak masih ada urusan ke ruang kepala sekolah," ujar Pak Wawan lalu meninggalkan Alya yang masih cengo menatap tumpukan buku di genggamannya.

Alya hanya bisa menghela nafas sambil ngedumel gak jelas akibat perlakuan gurunya itu yang benar-benar hobi menghukumnya.

...

Kutukan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang