Enam

789 123 77
                                    

"ALYAAAAA!!!!" suara Kak Alin bergema memenuhi segala sudut rumah. Alya yang sebenarnya mendengar teriakan Kak Alin hanya bergumam tidak jelas karena dirinya memang masih mengantuk.

Terdengar suara derap kaki hingga suara pintu dibuka dengan paksa. "ALYAA BANGUN!!" seru Kak Alin kemudian menarik selimut tebal milik Alya.

"Hah? Goblin aku udah dateng? Haii ahjussi~ Ngehehehe," gumam Alya disertai cengengesan. Rupanya dia masih setengah sadar.

"Ih, apaan sih! Woi kebo! Banguunnn!!!" Kak Alin mengguncangkan tempat tidur Alya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba Alya bangun kemudian loncat dari atas tempat tidurnya.

"GEMPA KAK! LARI!" kemudian Alya berlari keluar kamar, dengan wajah kusut sehabis bangun tidur, rambut yang mengembang seperti rambut singa, lalu iler yang masih tercetak jelas di sekitar mulutnya. Kak Alin hanya bisa menepuk dahinya.

Hingga kaki Alya terhenti di dekat ruang tamu. Ia melihat ada sesosok laki-laki tengah duduk di sofa.

"Hai, Al. Lama gak ketemu," sapa orang itu. Alya tidak membalas sapaannya, melainkan membawa langkahnya kembali ke kamarnya dan menemui Kak Alin.

"Kak, ini mimpi ya? Kok ada Louis di ruang tamu?" tanya Alya dengan wajah polosnya. Dengan gemas, Kak Alin mencubit kedua pipi adiknya itu hingga membuat Alya meringis kesakitan dan menjadi sadar sepenuhnya.

"Bukan mimpi! Louis kesini katanya mau berangkat bareng! Udah mau tujuh belas tahun masih aja bego."

"Oh? Bukan mimpi ya? Sekarang jam berapa?"

"Jam 6 sih. Cepetan siap-siap. Kasihan tuh Louis nungguin."

...

Louis adalah sahabat Alya sejak masa SMP. Dimana Louis lah yang selalu ada di samping Alya setiap ia mengalami cinta yang bertepuk sebelah tangan. Bahkan Louis sendiri yang menenangkan Alya ketika Alya terjebak di dalam zona friendzone dengannya.

Untung saja persahabatan mereka tidak lenyap saat itu juga. Louis adalah laki-laki yang pengertian.

Setelah dempetan selama 3 tahun, akhirnya mereka dipertemukan lagi di sekolah yang sama, tapi sayangnya tidak di kelas yang sama lagi. Louis menempati kelas yang sama dengan mantan gebetan Alya yang ke-48, Rian, yaitu kelas X IPA 1. Kelompok orang-orang jenius.

Jadi, sejak mereka duduk di bangku SMA, Louis memberikan tanggung jawab kepada dirinya sendiri untuk mengantar jemput Alya. Karena orangtua Alya yang selalu sibuk dengan pekerjaan mereka, bahkan jarang di rumah, dan juga Kak Alin dan Kak Aldi yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Kalau dulu saat SMP, masih ada Kak Alin yang mampu mengantar jemput Alya karena kesibukannya masih renggang.

Tapi selama sebulan terakhir ini, Alya terpaksa harus pulang pergi sendiri. Entah itu jalan kaki, naik ojek, atau malah nebeng dengan Naura. Karena Louis sedang mengikuti karantina olimpiade sains nasional. Dan kabarnya, ia membawa pulang medali perunggu. Lumayan bagi Louis. Tapi sangat luar biasa bagi Alya.

Seperti biasa, Louis mengendarai motor maticnya yang bermerk sc**py. Tidak seperti kebanyakan teman SMA nya yang lebih memilih membawa motor ninja atau sejenisnya untuk gaya-gayaan.

"Cieee juara tiga~ Congrats Louiss~!!" ujar Alya sambil memeluk laki-laki itu dari belakang. Louis tersenyum di balik kaca helm nya.

"Dapet apa nih gue? Lo gak mau traktir apa kek gitu?"

"Okee! Kebetulan gue dikasih bonus uang jajan sama papa gara-gara berhasil nginget password emailnya dia. Nanti pulang ekstra kita ke tempat biasa ya!"

...

Bu Sri menuliskan nama-nama murid untuk mengerjakan tugas kelompok. Satu kelompok, terdiri dari dua orang.

Kutukan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang