Dua Puluh Empat

425 54 36
                                    

"HAH? DIRGA PERNAH BAWA CEWEK KE APARTEMENNYA?!"

"Ish. Bukan gitu!"

"TRUS?!!"

"Adiknya kan cewek. Untuk jaga-jaga, dia bawa beberapa pakaian adiknya ke apartemen."

"Oooo... adiknya toh," cicit Alya.

"Yaudah. Aku ke sebelah dulu ya."

"Tunggu!"

"Apa lagi?"

"Lo ke sebelah aja. Tapi, pinjem hape dulu dong."

Lio hanya mendengus, kemudian mengambil ponselnya yang masih tergeletak di atas lantai dekat jendela. Ia langsung menyerahkannya ke Alya.

"Udah, pergi sana."

Lio memutar bola matanya, lalu meninggalkan Alya sendiri di dalam kamarnya. Sementara Lio pergi, Alya membuka ponsel Lio yang tidak menggunakan sandi, lalu segera menelpon seseorang.

"Halo? Siapa ya?" tanya seseorang di seberang dengan suara parau. Disertai isakan yang ditahan.

"Kak? Lo nangis?" tanya Alya balik.

"HAH?! INI ALYA?!"

"Iya kak. Lo kira siapa?"

"YA AMPUN AL!! LO KE MANA AJA SIH?! GUE BINGUNG NYARIIN LO TAU GAK??!!" seru Kak Alin dari seberang, membuat Alya harus menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"Ciee~ Tumben khawatir~" goda Alya kepada Kak Alin. Terdengar helaan napas dari seberang.

"Ini nomor siapa lo pake? Emang hape lo kenapa? Trus lo di mana hah?! Ngapain aja dari tadi?! Cepet pulang!"

"Wadu... Santai dong kak. Hape gue lowbat. Ini nomor keduanya Naura. Gue lagi di rumah dia nih. Ngehehe. Mau belajar bareng. Nemenin dia mau prepare lomba siswa berprestasi seminggu lagi. Gue nginep sini seminggu yak."

"Tapi tadi gue udah ke rumah Naura, lho. Dan lo nya gaada. Lo jangan coba-coba boongin gue ya." Alya langsung tercekat dan memasang wajah paniknya, tapi ia segera menetralkannya dan mencoba tenang.

"Itu tadi gue masih di perpustakaan kota, nyari buku. Gue beneran mau tobat kak. Gue mau belajar, bareng Naura yang selalu lo puji-puji pinter gitu. Siapa tau pinternya dia nular ke gue, gara-gara gue bareng dia seminggu."

"Ah! Lo bikin gue parno aja! Untung Kak Aldi sama mama gaada di rumah. Awas aja ya lo kalo macem-macem."

"Siap bos~"

Tut...tut...tut...

Alya senyum-senyum sendiri mendengar kakaknya khawatir dengan dirinya. Lalu sedetik kemudian, ia merasa sudut bibirnya perih.

"Oh iya, yang ini belom diobatin."

..

"APA?! ALYA HILANG??" seru Dirga membuat orang-orang di sekitarnya menoleh ke arahnya. Ia langsung tersenyum minta maaf kepada orang-orang itu. "Kok bisa?" tanyanya dengan suara yang dikecilkan.

"Gue nggak tau. Yang pasti, coba lo balik ke apart lo sekarang dulu. Tadi gue minta tolong Lio buat nyariin, eh, malah ditinggal tuh henpon."

"Oke, gue otw. Lo jangan khawatir."

..

Baru beberapa menit yang lalu Naura mengakhiri sambungan teleponnya dengan Dirga, poselnya berbunyi. Ia langsung mengecek notifikasi.

'Lio is calling...'

"Lah ini dia si bocah," gumam Naura lalu segera menjawab panggilan itu.

Kutukan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang