Sudah beberapa hari berlalu semenjak insiden coretan di meja Alya. Dan seperti janjinya, Lio tak memberitahu siapapun tentang itu. Hubungan Alya dengan Dirga pun baik-baik saja seperti biasanya. Hanya saja Alya berusaha untuk sedikit menjaga jarak. Tapi hal itu tentu tak mengurangi sedikitpun rasa suka Alya terhadap seorang Dirga.
Alya tampak tengah membersihkan lensa kamera miliknya. Hari ini, ia sudah janjian dengan Kak Alin dan temannya Kak Alin, namanya Jeon. Mereka akan melakukan pemotretan, dengan Alya sebagai fotografer sedangkan Kak Alin dan Kak Jeon sebagai modelnya.
Hal ini tentu saja tak Alya lakukan hanya untuk iseng-iseng. Ini untuk keperluan lomba fotografi. Nanti, yang ingin mengikuti perlombaan itu harus melewati seleksi dulu. Alya pastinya tidak mau kalah dengan saingan-saingannya. Maka dari itu, setidaknya kualitas modelnya harus sebagus kualitas fotonya nanti.
Dibilangnya sih, di foto itu harus ada dua orang, entah itu cewek dengan cewek, cowok dengan cowok, atau cewek dengan cowok. Kalau boleh modelnya cuma satu, Kak Alin tidak perlu repot-repot mengajak temannya itu.
Pemotretan berjalan dengan lancar. Karena mereka memang sama-sama punya bakat. Alya di bakat memotret dan Kak Alin serta temannya memang berbakat menjadi model, ya gaya-gaya gitu udah keseharian lah.
Ketika selesai sesi pemotretan, tiba-tiba Kak Alin menghampiri Alya kemudian menengadahkan tangan kanannya ke arah Alya.
"Apaan kak?" tanya Alya. Sedangkan Kak Alin menekuk dahinya.
"Enak aja lo potret-potret gue sama temen gue gratisan. Bayar! Gue sama dia tuh mahal! Satu foto itu satu juta!"
"Dih... adek sendiri perlu bayar juga?"
"IYA!"
"Traktir aja yah," tawar Alya lalu nyengir kuda. Kak Alin memutar bola matanya dengan malas.
"Oke, karena lo adek gue, jadi gue kasih dah."
...
"Jadi, mesti gue apain nih foto?" tanya seorang gadis kepada temannya yang sedang mengaduk-aduk minumannya.
"Sebarin lah," jawab temannya itu.
"Gini ya. Kalo misalnya kita nyebar nih foto, apa ruginya buat dia? Dia malah bakal diship sama Dirga."
"Ngga, bukan diship. Mereka bakal dikira pacaran."
"Ya terus apa ruginya buat dia?" tanya gadis itu dengan frustasi. Temannya tadi menghela napas lalu menaruh minumannya di atas meja.
"Coba deh lo pikir. Seandainya dia dikira pacaran ama Dirga, trus dia deket ama banyak cowok, bentar-bentar Lio, bentar-bentar Louis, bahkan sekarang pacarnya Riana mulai deketin dia. Emang dasar dah cewek murahan. Trus gue udah ngebohongin Rika yang sayangnya setengah mati sama orang itu, gue bilang orang itu emang anak baru. Gue bilang namanya Ayla. Yah, Rika yang kebakar api cemburu ya percaya-percaya aja," jelas temannya panjang lebar. Sedangkan gadis tadi hanya ber-ohh ria.
"Trus nih foto gue sebarinnya gimana?"
"Gampang aja."
...
Alya melangkahkan kakinya menuju mading. Hasil-hasil foto yang kemarin, ia kirim lewat e-mail lalu dicetak kakak kelasnya untuk dipajang di mading, jika lolos. Tiga foto yang lolos akan dipajang di mading. Fotografer dari ketiga foto itulah yang berhak mewakili sekolah mengikuti lomba photograph.
Akhirnya ia sampai di dekat mading. Banyak siswa-siswi yang mengerubungi mading untuk melihat hasil foto dari calon peserta. Alya memaksakan dirinya untuk mencari selah-selah agar bisa melihat foto itu. Tiba-tiba kerumunan tadi merenggang, awalnya Alya heran, tapi ia tidak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta
Dragoste[COMPLETED] ~Fantasy-romance~ Menurut mitos Jepang, setiap orang terhubung dengan jodoh mereka masing-masing dengan sehelai benang merah yang tak kasat mata. Alya, seorang gadis normal berusia 16 tahun, curiga ia tidak memiliki benang merah tersebu...