Ini hari pertama bagi Leona saat menduduki bangku sekolah menegah atas. Leona sedang terburu-buru karna dia telat bangun dan sialnya tidak ada yang membangunkan dirinya. Dengan baju yang masih belum dimasukan serta dasi yang belum ditarik keatas, Leona sudah turun kebawah dengan mengaitkan salah satu lengan ransel dipunggungnya.
"Pagi!"seru Leona pada semua penghuni rumah yang sedang sarapan.
"Pagi sayang"
"Pagi honey"
"Pagi dek"
"Pagi kembaranku""Astaga Eon! Kok seragam kamu masih belum rapi sih?" Clarise yang melihat anak kembarnya itu memakai seragam tidak rapih jadi berkacak pinggang.
Dikeluarga ini, gue dipanggil Eon. Kayak nama cowok kan? Padahal mereka udah ada anak cowok, tau lah. Mungkin karna sifat gue juga yang kayak cowok.
Leona mengambil selembar roti dan mengunyahnya dengan cepat lalu meneguk habis susunya, "iya mah, nanti disekolah bisa"
"Osis nya galak loh! Apalagi ketua osis nya!"sahut Jarl yang berada dihadapan Leona.
"Oh ya? Siapa?"
"Liat aja nanti. Pokoknya dia disiplin banget!"
"I don't care, bang." Leona cuek menanggapi perkataan Jarl.
"Pah, Eon bawa motor sendiri ya?"pinta Leona pada Johnny yang sedang membaca koran pagi miliknya.
"Boleh. Tapi hati - hati ya." Johnny melanjutkan membaca korannya kembali. Leona bersorak pelan kemenangan. Dia mendorong kursi ke belakang dan ingin mengambil kunci motor miliknya yang berada didalam laci.
Hup!
"Ih abang! Kenapa diambil?!"protes Leona.
"Lo gak boleh bawa motor." Jarl semakin meninggikan kunci motor Leona agar Leona tidak bisa mengambilnya.
"Tapi aku kan udah minta persetujuan papa." Leona masih berusaha merebut kunci motor miliknya.
"Tetep gak boleh!"
Ah kalo udah gini sih susah dibantah.
Kemudian sebuah bohlam bersinar terang berada diatas kepala Leona. Dia tersenyum miring dan berbisik ke Jarl, "bang, celananya belum dikancing tuh. Keliatan 'anu' nya"
Blush!
Mendengar ucapan Leona, refleks Jarl menjatuhkan kunci motor milik Leona dan menutup celananya dengan kedua tangan lalu berlari ke kamar mandi. Leona yang melihat Jarl percaya akan omongannya segera mengambil kunci motornya dilantai.
"Mah, Ra, gue jalan duluan. Dah." Leona berlari kecil keluar agar Jarl tidak mengejar dirinya.
"Iya hati - hati!"seru Clarise pada Leona.
Brum - brum!!
Leona mengendarai motor miliknya meninggalkan halaman rumah. Jarl keluar dari kamar mandi dengan wajah memerah, "Eon dimana mah?!"
"Baru aja pergi, kak"
"Ah Eon bohongin abang!"adu Jarl.
"Bohongin apaan?"tanya Leora.
"Dia bilang celana abang belum dikan--Eh tunggu deh. EMANG CELANA DIKANCING?!"
Leora dan Clarise menggeleng serempak.
"AH DASAR EON!!!"teriak Jarl kesal.
***
Motor besar berwarna hitam itu memasuki halaman sebuah sekolah menegah keatas yang terfavorit didaerah itu. Mereka yang melihat motor itu masuk pun memberi jalan. Karna takut ditabrak bukan karna dia pentolan. Kenal juga tidak. Orang itu memarkirkan motor hitamnya diparkiran khusus motor murid lalu membuka helm hitam miliknya--yang menampilkan rambut hitam panjang bergelombangnya-- dan meletakannya diatas motor dengan dikaitkan dengan motor miliknya agar tidak jatuh atau tidak diambil oleh orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay [Revisi]
Teen FictionHanya kisah seorang perempuan yang menutupi semua luka nya dengan senyuman yang dia tunjukan dan berusaha menahan semua derita nya.