Sembilan

5.5K 317 2
                                    

"Hm, gimana ya?" Mark mengetuk - ngetukan jari telunjuknya didagu.

"Pretty please?"

Mark menghela napas, "okei. Tapi kalo ada apa - apa lo harus cerita sama gue atau gak Reena. Okay?" Mark menekankan kata harus.

Leona mengangguk pasrah.

"Sekarang mau kemana?"tanya Reena.

"UKS kayaknya"ucap Leona.

"Emang lo bisa jalan?"tanya Mark. Leona mengangguk, "bisa"

"Coba jalan"tantang Mark. Leona mencoba berjalan beberapa langkah tetapi kaki kanannya tertatih dan dirinya tidak ada keseimbangan. Untung saja Mark sigap dan langsung menangkap dirinya.

"Ini yang namanya bisa jalan?"sindir Mark.

"Yah, gue kan gak-- ah udah lupain lah. Intinya mau temenin gue gak?"

"Iya deh. Kamu mau dibantu jalannya?"tawar Reena.

"E-eh gak usah. Gue bi--"

"Apaan sih?! Sok - sokan bisa lagi." Mark menarik salah satu lengan Leona dan melingkarkan lengannya ke pundak Mark, "ree ayo"

Reena memegang lengan Leona sambil membantunya berjalan. Sesampai didepan UKS, Leona melepas pegangannya pada Mark serta Reena dan berjalan seperti biasa agar mereka tidak mengetahuinya.

"Ra? Kamu gapapa?"tanya Leona yang memang sepenuhnya cemas. Leora yang sedang duduk diranjang UKS tersenyum, "aku gapapa kok. Eh ada kak Mark dan Reena ya? Sini masuk"

Mereka masuk ke dalam UKS. Leona berjalan dengan sedikit tertatih dan menahan rasa sakit pada kaki kanannya.

"Eon kenapa?"tanya Jarl yang melihat cara jalan Leona sedikit... aneh(?)

"O-oh ini? Tadi gue kesini lari, eh kakinya ketabrak sama meja piket. Ya gini deh."

Jarl menaikan salah satu alisnya, "bener?"

Leona mengangguk, "iya, tanya aja Reena sama Mark kalo gak percaya"

"Bener?"tanya Jarl pada dua orang kembar tidak identik itu. Mereka mengangguk.

"Makanya kamu tuh jalan hati - hati dong. Dan kok tadi bisa sih jatoh?"tanya Jarl.

"Tadi ak--" Leona memotong pembicaraan Leora, "tadi gue lagi agak lengah pas Rara turun"

"Kamu tuh hati - hati Eon. Kan kakak udah bilang sama kamu untuk jagain Rara." Sementara Jarl memarahi dirinya, Leona hanya bisa menunduk melihat ujung sepatunya.

"Ma-maaf kak"cicit Leona. Jarl menghela napas, "yaudah kali ini kakak maafin. Jangan diulangin ya?"

Leona mengangguk.

"Give me a hug." Jarl membuka lebar kedua tangannya dan Leona memeluk Jarl. Jarl mengecup rambut Leona, "love you"

Leona semakin mengeratkan pelukannya pada Jarl, dia takut kalau dia harus kehilangan Jarl jika dia lalai sedikit saja dalam menjaga Leora. Dan pada hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, dia berjanji agar dia lebih serius menjaga Leora.

***

Tidak tahu sudah hari keberapa Leona menjalani hari - hari diSMA nya. Setelah ke lalai-annya waktu itu, dia bersyukur karna tidak lalai lagi dalam menjaga Leora.

"Leona mau ke kantin?"tawar Reena. Leona yang baru selesai membereskan bukunya mengangguk, "boleh. Tapi ke kelas Leora dulu ya?"

Reena mengangguk. Mereka keluar kelas 10 IPS 3 menuju kelas 10 IPA 3.

"Eh boi, Leora ada gak?"tanya Leona pada salah satu siswa yang baru keluar dari kelas kembarannya ini.

If I Stay [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang