Mark mendorong Jarl sedikit kebelakang dengan jari telunjuknya, "kok lo jadi gini sih? Hey! Wake up, dude!"
"Gue kayak gini karna emang dia salah--"
"Gue yang salah! Gue yang ngajak dia kerumah gue dan liburan! Gue yang--"
"Stop it, Mark! Emang gue yang salah. Gak ada history nya kalo gue yang bener. Jadi gue mohon sama lo untuk jangan lagi jadi tameng gue. Dunia ini kejam, gue harus bisa mandiri!" Leona mengatakan keluh kesahnya tanpa menoleh kebelakang.
"Tapi lo gak salah! Dia yang salah!"kekeuh Mark.
"Kalian penuh dengan drama. Menjijikan"sindir Jarl. Leona berbalik menghadap Jarl, "kalo hidup dengan penuh drama bisa buat gue bahagia, kenapa tidak?"bisiknya tepat ditelinga Jarl.
"Kita jalan aja sekarang. Gak guna ngomong sama mereka"ucap Leona dingin. Mereka pun meninggalkan Jarl, Leora serta Brian yang menatap Leona dengan tatapan itu-dia-dingin?
***
"Sori kita lama, tadi ada halangan sedikit"ucap Mark sesampainya mereka disana.
Andrew meletakan punggung tangannya dikening Leona, "muka lo kenapa merah?! Sakit?! Ayo kita ke--"
Leona memotong ucapan Andrew, "en-engga, gue gak sakit kok"
"Bener?" Andrew menatap Leona dengan serius, "iya bener kok"
"Yaudah, kalian pesen aja mau apa"lanjut Andrew. Seperti yang dikatakan barusan oleh Andrew, mereka pun memesan makanan sesuai yang mereka mau.
"Lo kemarin ngajak ketemuan mau bilang apa?"tanya Leona sehabis memesan makanannya.
Andrew seperti menimang apa yang akan dia ucapkan, "lupa gue, kapan-kapan aja lah"
"Yeh, udah tua sih"ledek Leona. Mark yang tadinya sedang bermain ponsel kemudian melihat Leona serius. Leona yang bingung dengan tatapan Mark itu pun bertanya, "apa?"
"Kemarin lo ... nangis?" Mereka semua menghentikan aktifitas mereka dan menatap Leona dengan tatapan bener-lo?
"H-ha?" Leona berusaha menutup wajahnya yang gugup.
"Lo kemarin nangis?"ulang Mark.
"E-engga. Haha. Apaan sih? Nangis apaan?"alibi Leona.
"Gak usah bohong Le, lo gak pinter boong"timpal Bella.
Leona menyenderkan punggungnya dikursi kafetaria, "gue gak jago akting ya?"
Mark melototkan matanya, "jadi bener?!"
Leona mengangguk pelan.
"Anjir! Ngibarin bendera dia!" Mark memukul meja di sana yang mampu mengundang perhatian banyak orang.
Mereka semua menutup wajah masing-masing karna malu menjadi pusat perhatian. Bella berdiri dan membungkuk seperti orang Korea saat meminta maaf lalu menarik Mark agar duduk kembali.
"Lo bikin malu aja sih! Mau marah gak usah gitu juga!"kesal Bella.
Mark menggaruk tengkuknya tak gatal, "maaf ... emosi habisnya"
"Tapi lo bener kemarin nangis?"lanjut Mark.
Leona tertawa melihat wajah Mark yang serius dan penuh penasaran akan jawabannya, "haha anjir, lo percaya aja" jeda "ya gak lah, Leona kan kuat! Namanya Leona yang artinya singa. Ya harus kuat"
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay [Revisi]
Teen FictionHanya kisah seorang perempuan yang menutupi semua luka nya dengan senyuman yang dia tunjukan dan berusaha menahan semua derita nya.