Tiga puluh sembilan

4.8K 238 25
                                    

Bryan menghapus air matanya yang sempat menetes, "eh kok gue jadi gini sih. Maaf, sebelumnya gue gak pernah nangis didepan orang lain."

"Jadi.. selama ini lo pendem semua?"tanya Leona masih dengan wajah sendunya.

Bryan mengangguk ragu. Leona menepuk pundak Bryan, "nah sekarang ada gue, kalo ada apa-apa, curhat ke gue aja. Atau gak temen-temen gue, mereka akan senantiasa memberikan lo solusi, dorongan, bahkan ada disetiap kondisi lo."

Bryan mengangguk mantap, "siap nyai"

"Karna acara heart to heart nya udah selesai. Kita main skateboard,"ajak Leona.

"Gimana kalo lo sama gue.. kita tanding?"tantang Bryan. Leona menanggapi dengan senyum khasnya, "ok siapa takut?"

Bryan mengambil skateboard miliknya, sedangkan Leona meminjam salah satu teman Bryan.

"1..2..3.. Go!" Bryan dan Leona memulai pertandingan mereka. Semua pengguna area skateboard pun menyingkir dari sana agar tidak mengganggu jalannya pertandingan.

"Go, Leona!!"teriak Bella penuh histeris sampai wajahnya memerah.

"Lo menang, gua traktir!!"teriak Mark tak kalah kerasnya juga.

"Go Leona, Go Leona, Go!!"sorak Prima dan Sulthon seperti cheerleaders. Bukan hanya mereka doang yang mendukung Leona dengan semangat, tetapi teman-teman skateboard Bryan juga sama halnya dengan mereka. Leona dan Bryan saling mengeluarkan keahlian masing-masing setelah beberapa lama mereka berlatih untuk bermain skateboard.

Bruk.

Leona terjatuh dari skateboardnya. Dia memegang kepalanya yang terasa sakit dengan rintihan yang awalnya hanya sebuah ringisan, kemudian perlahan menjadi sakit yang luar biasa dashyatnya.

"Aarghh!!"teriak Leona sambil memegang kepalnya yang terasa berat. Semua orang yang disana pun mendekati Leona, terutama sahabat-sahabatnya yang langsung mendekati dengan keadaan cemas.

"Leona?! Le?!"teriak Bella sembari menahan Leona agar tidak menjambak rambutnya akibat kesakitan yang melanda.

"Arghh!! Sakit!"teriak Leona lagi. Mark dan Bryan yang ada disana pun berusaha menenangkan Leona agar tidak menyakiti dirinya dengan menjambak-jambak rambutnya sendiri.

"Gua panggilin ambulan, ya,"ucap Mark yang sudah bersiap-siap ingin menghubungi ambulan.

"Jangan,"ucap Leona lemah.

"Kenapa? Gua gak mau lo kenapa-kenapa!"cemas Mark.

"Karna gua..." Leona menggantungi kalimatnya, "gua cuma bercanda. Haha." Tawa Leona menggelengar memenuhi area skateboard. Orang-orang yang ada disana ada yang mengomel, menghela napas dan tertawa melihat perlakukan Leona.

"Anjir. Gua kira beneran, bego!"kesal Bella dengan wajahnya yang tampak memerah.

Leona mengibaskan rambutnya, "ya gak lah ... kan gua udah sembuh,"pedenya.

"Sekarang udah malem nih, balik kuy. Besok udah pensi juga kan,"ajak Prima dan disetujui oleh sahabat-sahabatnya.

"Yuk." Ajak Leona. Selama diperjalanan menuju mobil hingga perjalanan mereka menuju rumah masing-masing, Leona melihat sekelilingnya seperti sebuah video yang dibuat slow motion. Dimana dia bisa melihat sedikit lebih lama tawa sahabat-sahabatnya.

Asal kalian tau, tadi itu bukan hanya sekedar akting. Tapi bener, gue ngerasa hidup gue gak akan lama lagi. Gue emang bukan Tuhan, tapi ... gue ngerasain apa yang dirasakan orang-orang yang ingin meninggalkan dunia ini. Gue bakal kangen canda tawa kalian, gue bakal kangen perhatian kalian, gue bakal kangen sama kebahagiaan yang gue dapetin ini. Gue hanya bisa berharap kalau Tuhan berkenan menyembuhkan gue, karna gue yakin gak ada yang mustahil bagi-Nya. Tapi ... jika emang Tuhan ingin gue kembali bersama-Nya. Gue rela.

***

"Gimana? Semua perlengkapannya udah siap, kan?"tanya Mario, selaku ketua kelas 10 IPS 3 yang ditugaskan oleh wali kelas mereka, Miss. Liya untuk mempersiapkan semuanya bersama dengan pengurus kelas yang lain.

"Udah. Tinggal nunggu Leona ganti baju aja dulu,"jawab Sulton.

Mario memberikan jempolnya, "kalian udab siap, kan? Kalian tampil sesudah Band dari kelas 12 IPS 2." Ucapnya.

"Band bang Jarl?"tanya Bella. Mario mengangguk. Tak lama kemudian, Leona datang dengan baju putih yang bertuliskan BELIEVE itu serta celana jeans kesukaannya.

"Wih. Keren juga lo,"puji Bella. Dengan gaya pede-nya, Leona pun menjawab, "oh iya dong, Leona gitu!"

"Nih kurang hiasannya. Pake bendera merah putih dulu dilengan biar keren!"sahut Prima. Leona hanya terkekeh saat Prima memasangkan bendera kecil itu dilengannya.

"Kek hari kemerdekaan aja lu,"ceplos Sulton. "Eh, emang hanya hari kemerdekaan doang yang bisa gini? Berarti gua cinta tanah air dong,"jawab Prima dengan pedenya.

"Ya, mari kita sambut penampilan band dari kakak senior kita. THE STORM BAND!! Beri tepuk tangan yang meriah!!" Teriak MC yang dikenal sebagai salah satu siswi yang mengikuti ekskul T-Radio (Tunas Bangsa Radio).

Mark, Jarl dan Brian pun menaiki panggung. Mereka menempati posisi masing-masing, dengan Jarl yang sebagai vokalis bersama dengan gitar yang menggantung di lehernya. Mark yang siap dengan stick nya itu, serta Brian yang siap dengan keyboard-nya.

"1..2..1..2..3.. GO!!" Setelah Mark memberikan aba-aba, mereka memulai pertunjukan dari Band mereka. Mereka menyanyikan sebuah lagu yang dibawakan oleh boyband yang disukai oleh (kebanyakan) kaum hawa.

ONE DIRECTION!

Banyaknya penggemar band mereka yang menonton. Terlihat dari jaraknya mereka menonton pertunjukan itu. Jarl memulai lirik pertama yang dihadiahi jeritan antusias dari kaum Hawa. Bukan hanya Jarl saja, tetapi cara main drum Mark dan Brian pun sangat hebat, seperti pemain profesional lainnya.

Written in these walls are the stories that I can't explain
I leave my heart open but it stays right here empty for days

She told me in the morning she don't feel the same about us in her bones
It seems to me that when I die these words will be written on my stone

And I'll be gone, gone tonight
The ground beneath my feet is open wide
The way that I've been holdin' on too tight
With nothing in between

The story of my life
I take her home
I drive all night to keep her warm
And time... is frozen (the story of, the story of)
The story of my life
I give her hope
I spend her love
Until she's broke
Inside
The story of my life (the story of, the story of)

that I can't change
Leave my heart open but it stays right here in its cage

I know that in the morning now I see ascending light upon a hill
Although I am broken, my heart is untamed, still

And I'll be gone, gone tonight
The fire beneath my feet is burning bright
The way that I've been holdin' on so tight
With nothing in between

The story of my life
I take her home
I drive all night to keep her warm
And time... is frozen (the story of, the story of)
The story of my life
I give her hope
I spend her love
Until she's broke
Inside
The story of my life (the story of, the story of)

And I've been waiting for this time to come around
But baby running after you is like chasing the clouds

The story of my life
I take her home
I drive all night to keep her warm
And time is frozen

The story of my life
I give her hope (give her hope)
I spend her love
Until she's broke (until she's broke inside)
Inside
The story of my life (the story of, the story of)

The story of my life
The story of my life (the story of, the story of)
The story of my life

If I Stay [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang