Empat puluh Tiga

4.7K 233 40
                                    

Hari demi hari sudah mereka lewati bersama. Namun bagi mereka hari-hari mereka belum lah sempurna tanpa sosok itu. Sosok yang sedang tertidur pulas di rumah sakit.

"Hhh,"

Bella menghela napasnya panjang. Saat ini dia sedang ditaman belakang sekolah seorang diri. Ya. Tanpa sahabatnya itu. Dengan dahi yang saling bertautan, Bella menatap langit yang berwarna biru muda cerah itu, lalu mengalihkan pandangannya ke arah bunga-bunga indah didepannya. Dia pun mulai menggoreskan tinta hitam ke dalam sebuah buku.

Dear diary,

Something bad happen today:(
Why?

Karna ini sudah hari ke--entah gue gak hitung-- Leona gak masuk sekolah:(

You know God? I miss her so bad! Kangen ngerusuh bareng dia, kangen jahilin dia, kangen main futsal bareng, dll.

Tuhan? Bisakah kau kabulkan doa ku ini? Aku mohon, sembuhkan sahabatku. Kami semua rindu dengannya, kami menginginkan semua kembali seperti semula ...

jika kau berkenan.

Bella menatap tulisan yang sudah dia goreskan diatas sebuah buku, lalu menutup bukunya dan berjalan meninggalkan taman belakang.

"BEL!!" Teriak seseorang yang menghentikan langkah Bella.

Bella membalikan badannya dan menemukan Mark sedang berlari ke arahnya. "Ngape lo?"

"A-anu ...." ucap Mark teputus-putus karna kelelahan mencari Bella.

Bella mengernyitkan dahinya, "anu? Anu lo ngape? Kepotong?"

Mendengar ucapan Bella membuat bulu kuduk Mark berdiri, "anjir! Ucapan itu doa, bego! Awas aja kalo 'masa depan' gue sampe kenapa-kenapa!"

"Lah, gue yang disalahin," jeda "jadi ada apaan, heh?"

Kali ini tatapan Mark berubah menjadi serius yang menambah kadar penasaran Bella meningkat.

"Leona sadar."

***

Disebuah rumah sakit terlihat dua orang yang sedang berlari tergesa-gesa menuju suatu ruangan tanpa peduli dengan orang sekelilingnya yang sedikit jengkel dengan tingkah mereka.

Sesampainya didepan ruangan yang mereka tuju, mereka saling tatap kemudian membuka pintu ruangan itu.

Cklek

Semua pandangan mata didalam ruangan itu tertuju ke arah pintu yang menunjukan sosok perempuan dan laki-laki. Seseorang yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit itu tersenyum melihat ke datangan kedua sahabatnya.

"H-hai," ucapnya dengan lemah.

Sontak si perempuan berlari lalu memeluk sahabatnya yang sudah beberapa hari tidak membuka matanya.

"Hiks, hiks. Gue kangen lo, Le! Kenapa baru buka mata si?! Hiks," ucap Bella dengan air mata yang sedikit mengalir.

Leona yang mengetahui kerinduan sahabatnya pun memeluk tubuh sahabatnya itu, "m-maaf ... s-sekarang g-gue udah b-bangun, kan?"ucap Leona dengan napas yang dipaksakan.

"Gue panggil dokter dulu, ya,"ucap Mark yang segera keluar untuk memanggil dokter.
Kemudian seorang dokter dan suster pun masuk ke dalam kamar rawat Leona untuk mengecek keadaannya.

Melihat sahabatnya kesulitan dalam bernapas saat diperiksa, mereka hanya bisa mencoba tersenyum tegar. Namun didalamnya mereka menahan untuk tidak menitikan air mata.

If I Stay [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang