Hening.
Tidak ada yang berkutik sedikit pun kalau Mark tidak bertepuk tangan serta bersiul dengan keras. Jarl pun kagum melihat adik kembarnya ini sudah hebat dalam bermain gitar. Padahal dia belum lama mengajari dirinya untuk main gitar dan kalau disuruh latihan pun dia ogah - ogahan.
"GIMANA PENAMPILAN TEMAN KALIAN INI?!"teriak Mark menghebohkan seisi kelas.
"KEREN!!"
"LANJUT!!"
"MORE!!""Haha. Soon ya" jeda "oh ya, perkenalan dulu dong"pinta Mark.
"Hai guys, nama gue Leona Tauly Salvadore--"
"LO ADEK NYA JARL YANG DEGEM ITU?!"teriak Mark tepat ditelinga Leona.
Jarl langsung menjauhi Leona dari Mark, "apa lo?!"
"E-eh. Babang Jarl, kenalin dong degem nyaa." Mark menampilkan cengiran tololnya.
"Degem - degem. Dia degem gue. Gak boleh dibagi - bagi!"
"Uuu.. totwittt"
"Jiji banget si"ledek Jarl. Jarl membisikan sesuatu ke Leona dan Leona mengangguk.
"Bilang apa lo ke dia?! Awas aja ngomongin gue yang enggak - enggak!" Mark mengangkat kepalan tangannya.
"Gak kok. Kak Jarl cuma bilang kalo kakak itu ganteng banget"dusta Leona.
"E-eh? Masa sih?" Osis yang dibelakang Mark memukul kepala belakangnya pelan, "yeu gitu doang langsung blushing lo!"
"Ya namanya juga cowok normal, Bri. Normal kagak lo?" Cowok yang bernama Brian itu menunjukan ototnya, "nih normal kan"
Sebenernya kak Brian itu bipolar atau bukan sih? Tadi dingin sok tegas, sekarang? Kek kutub utara karna kena polusi udara jadi mencair.
Semua kaum hawa menjerit melihat otot Brian, "AAA!!"
"Udah ah. Lo pada bopung banget"kesal salah seorang osis perempuan.
"Udah. Leona boleh duduk lagi." Leona mengucap terimakasih dan berjalan kembali ke tempatnya.
"Kembaran lo retjeh banget"bisik Leona pada Reena.
"Dia emang kayak gitu. Apalagi dirumah"balas Reena dengan berbisik.
***
Masa Orientasi Siswa atau MOS sudah berlangsung selama 3 hari. Untuk merayakan mereka telah bebas dari masa itu, Leona mengajak Reena ke Mal saat pulang sekolah nanti.
"Kita ngapain ke Mal?"tanya Reena saat mereka sampai diMal itu.
"Lunch. Main Timezone. Photo box"
"Itu habisin duit tau. Mendingan beli buku aja"
"Susah sih ya kalo ajak kutu buku kayak lo. But different is beautiful. Gue malah seneng kalo punya temen atau sahabat kayak lo. Gak muna." Reena terpaku mendengar ucapan Leona. Sifat Leona yang dia tangkap.
Dia frontal.
Sejak SD sampai SMP, Reena selalu mendapat fake friends. Mereka hanya mau bermain dengannya karna Mark, kaya, polos serta pintar. Awalnya Reenaa tidak tahu apa itu fake friends, setelah dia sudah merasakannya. Dia baru tahu arti fake friends yang sebenarnya.
"Dulu aku pernah punya temen. Dia fake banget, didepan aku dia baik - baik. Dibelakang dia ngomongin aku"
"Lo curhat?"tanya Leona. Reena menjadi gelapan, karna dia tidak pernah curhat dengan siapa pun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay [Revisi]
Teen FictionHanya kisah seorang perempuan yang menutupi semua luka nya dengan senyuman yang dia tunjukan dan berusaha menahan semua derita nya.